Mohon tunggu...
Akhdan Primayuda
Akhdan Primayuda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai seorang yang sering mempertanyakan arti hidup, saya menaruh semuanya dalam tulisan fiksi. Manusia terbatas karena kebebasan orang lain. Namun, manusia memiliki kebebasan dalam berfantasi. Saya hanya tidak mau memendam kebebasan yang tak seharusnya terkekang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Payung Hitam

28 Juni 2025   15:21 Diperbarui: 29 Juni 2025   17:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Terima kasih.”

Aku terbangun oleh tamparan anak kecil tadi.

“Kakak dari tadi tidur. Maksudnya perempuan yang mana?”

Aku menoleh. Tak ada siapa-siapa. Hanya payung hitam di sampingku.

Aku tersenyum lemah.

“Mungkin kakak cuma halu.”

Aku pun berjalan pulang, membawa payung hitam itu.

Entah siapa dia, tapi aku tahu—dia nyata bagi seseorang yang pernah merasa tak punya wajah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun