Mohon tunggu...
Tinta Emas
Tinta Emas Mohon Tunggu... Mahasiswa - TintaEmas00

بسم الله الرحمن الرحيم

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Cahaya Setelah Pilu Melanda

26 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 26 Oktober 2021   15:10 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada cahaya setelah pilu melanda

Hidup ini adalah misteri siapun tidak ada yang tau apa yang akan terjadi. Tetaplah bertahan karena kita tidak tau apa yang terjadi dengan hari esok. Kali ini ada keajaiban yang menghampiri, keajaiban yang tidak dapat diungkap, namun bisa diyakini dengan harapan. 

-----------

Nyiur hijau melmabai-lambai ditepi laut itu. Kemolekan laut itu menyempurnakan sore ini. Rasa hangat berbaur dengan lembutnya hembusan angin sore. Para nelayan yang tiada henti mendayung perahu dan berlayar. Ikan-ikan tampak begitu tenang namun hati ini gelisah bagaikan gemuruh ombak menghempas batu karang. Kegelisahan apa ini ? 

Laut yang tampak begitu tenang dengan gemercik ombak nan merdu, hembusan angin mulai riuh. Hempasan ombak semakin kuat. Tiba-tiba bumi bergetar, laut pun tampak gelisah, ombak itu semakin kuat. Ombak laut ketika itu tampak seperti ombak yang ganas yang sedang mengamuk meyerang bumi. 

Kegelisahan itu terjawab, bumi mengeluarkan goncangan dan getaran yang kuat, membuat semua orang panik kebingungan. Getaran bumi itu tidak hanya dirasakan di laut saja namun getaran itu meluas. 

Riuh angin berganti tangis, orang-orang panik, anak-anak berteriak, merintih minta tolong memanggil sang ibu, terpisah dari genggaman sang ibu. Rintihan-rintihan itu bergema ditengah-tengah getaran bumi itu. Para pejalan kaki, dan pengendara seketika menghentikan laju kendaraannya.

Lapisan bumi bergetar hebat, banyak dari mereka yang kehilangan sanak dan keluarganya selain itu mereka juga kehilangan harta dan benda. Dan juga tentu mereka akan meraskan trauma akan hal ini. kisah pilu terlukis di kota padang. Bangunan-bangunan luluh lantak menjadi gundukan material.

Bagaimana tidak dengan gempa yang berkekuatan 7,6 skala richter itu mengguncang tanah bumi Padang sumatera barat pada rabu, 30 september 2009, pukul 17 .15 WIB. Gempa denga kekuatan dahsyat ini terjadi pada kedalaman 71 kilometer. Tepatnya di lokasi 0.84 lintang selatann dan 99.56 Bujur Timur. Jaraknya sekitar 57 kilometer arah Barat daya Pariaman, Sumatera Barat. 

Ambulance lalu lalang dengan dengungan serine yang mengitari kota padang, melaju bergegas membawa korban-korban yang berjatuhan. Tangisan pilu pecah, korban berjatuhan. 

Ada cerita mengharukan dari korban-korban selamat dalam musibah gempa 7.6 skala ricther di sumatera barat. Terjebak dalam runtuhan yang menimpa dirinya. Perjuangan menunggu bantuan untuk menyelamtakan dirinya. 

Memang banyak yang kehilang orang-orang tersayang karena bencana tersebut, namun dibalik itu terdapat kisah orang-orang yang mendapat keajaiban yang selamat dari bencana gempa yang mengguncang kota padang.

-------

Suci Refika Walaujaro, seorang dosen Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Prayoga, Padang bisa selamat dari intaian maut. Suci yang sebagai dosen seperti biasanya kekampus melakukan aktivitas belajar mengajar. Tidak ada yang menyangka apa yang akan terjadi begitupun dengan suci. 

Sore itu terjadi getaran hebat yang mengguncang kota padang sekita orang-orang panik berhamburan keluar meninggalkan ruangan. Di sela-sela kegiatan ngajar-mengajar mendadak guncangan dahsyat mengguncang menggetarkan tanah, serontak mereka keluar yang sedang panik dipenuhi ketakutan.

Ketika itu orang-orang yang berada dalam ruangan kelas berhamburan mencari dan menuju tangga utama untuk berusaha menyelamatakan diri meraka. Tangga utama yang menjadi satu-satunya jalan untuk menyelamtakan diri itu pun tidak sanggup menahan dahsyatnya goncangan itu. 

Suci dan mahasiswa lainnya terjebak dalam reruntuhan gedung di lantai empat tempat ia mengajar. Suci seakan-akan kehilangan cahaya dengan apa yang telah menimpanya, namun tubuh Suci terhimpit dua jasad mahasiswa yang sudah tidak bernyawa, itu bagaikan pelindung bagi Suci walaupun sakit yang menimpa tubuhnya. Terasa pilu memang melihat jasad yang sudah tidak bernyawa berbau pekat dan menyengat yang menelusuri hidung Suci. 

Pekikan bergema, tangisan menyahut pilu, tak disangka-sangka bangunan yang kokoh itu runtuh kepingannya berjatuhan dan naasnya bangunan itu menimpa mereka yang berhamburan belari keluar. Kaki Suci pun terhimpit reruntuhan balok beton besar yang seketika membuat langkah kakinya terhenti dari lariannya menuju kilauan cahaya di luar sana. 

Gedung-gedung hancur berkeping-keping melukai korban. Menjatuhkan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Tak hanya Suci yang terjebak dalam retuntuhan bangunan itu 14 mahasiswa lainya juga ikut terjebak bersama runtuhan itu. Runtuhan itu runtuh dengan cepatnya mengalahkan lajunya langkah kaki mereka.

Bergegaslah tim penyelamat, tim SAR beserta TNI, Brimob yang turut andil dalam bencana itu, mebawa segenap cahaya bagi korban-korban yang berjatuhan tertimpa bangunan. Berpacu dengan waktu demi korban-korban itulah yang ada dibenak tim SAR. 

Merayap, menerobos, menelusuri lorong demi lorong dari reruntuhan gedung itu. Bagunan gedung rapuh yang berkemungkinan akan ambruk jika menjajahkan kaki disitu, hal ini menuntut para tim SAR untuk berhati-hati dalam bergerak dan mencari posisi. 

Riuh tangis dan teriakan sayu menjadi petujuk arah bagi tim SAR menemukan korban yang tertimbun dalam runtuhan itu. Menelusuri lorong kampus satu perstu, terikan sayu dari Suci terdengar, teriakan minta tolong terdengar pelan dari lorong itu. 

Bagaimana tidak terjebak dalam timbunan runtuhan selama dua hari tidak lah waktu yang sebentar untuk bertahan tanpa makan dan minum dan bahkan minim oksigen. 

Upaya penyelamatan terhadap korban sudah dilakukan sejak rabu malam, namun runtuhan bangunan itu mepertsulit tim penyelamat untuk mengevaluasi korban-korban yang terhimpit reruntuhan. 

Sebelum itu salah seorang dari korban yang diperkirakan bernama sari yang ikut terjebak dalam retuntuhan itu berhasil diselamatkan dalam kondisi sehat namun tetap harus mendapakat pertolongan lebih lanjut dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Setelah dua hari berusaha mengeluarkan dan menyelamatkan para korban, tim SAR sekita hari jum’at bergerak menyelamatkan Suci.

Suci yang masih kesulitan dalam pengevaluasian. “Suci berteriak minta tolong karena sudah kehilangan tenaga” kata junaedi anggota tim SAR dari dinas pemadam kebakaran padan, sumaytera Barat, jumat 2 oktober 2009. 

Dalam kondisi haus, lapar dan dan kesakitan menjadi satu padu yang di rasakan Suci, setelah berjuang untuk tetap bertahan hidup bertahan selama dua hari di dalam rerutuhan bangunan.

Seperti menghadapi tantangan yang berat bagi para tim SAR, harus mengangkat satu demi satu balok-balok yang besar, dan petugas juga harus mengebor balok-balok itu untuk sampai kepada dimana Suci terhimpit, belum lagi harus berhati-hati dalam hal itu. 

Walaupun cemas, sedih dan iba ikut hadir dalam mengevaluasi namun kehati-hatian tidak boleh terabaikan. Bila tidak hati-hati dikhawatirkan akan ada kepingan lain yang akan menimpa tubuh Suci dan tidak membahayakan nyawa Suci.

 “bau mayat sangat menyengat memenuhi di sela-sela reruntuhan itu namun saya memilih untuk tidak terlalu memikirkan aroma itu. Fokus utama saya adalah menyelamatka korban-korban yang masih bernyawa,” tutur Rizal Rabis, salah seorang dari petugas pemadam kebakaran yang ikut menyelamat para korban terutama dalam proses mengavaluasi Suci dan yang lainnya dari reruntuhan. 

Ditempat yang gelap itulah Suci terjebak dan terhimpit beton. Sesekali tim SAR membesarkan hati Suci yang menahan kesakitan dan tengah mebendung kesedihan. 

Di dalam tumpukan yang gelap yang tidak ada cahaya yang terlihat, sedih bila tidak bisa lagi melihat terangnya cahaya. Dan Ayah Suci yang juga sempat mendatangi ke lokasi kejadian. 

Suci yang ketika itu sangat beruntung karena masih bisa meraih ponselnya yang masih menyala ia menghubungi ayahnya sambil menangis minta tolong. Masril sang ayah hanya berusaha untuk menyemangati sang anak untuk berusaha bertahan dalam runtuhan itu. 

“ tadi sempat menghubungi saya pukul 14.00 dan Suci bilang dia masih kuat saya minta Suci sabar dan tabah” kata masril Seorang ayah yang mendengar kabar buruk dari sang anaknya langsung datang ke lokasi gempa itu. 

Suami Suci, erwiansyah mengaku cemas dan tabah meskipun terjadi kesulitan dalam mengevaluasi sang istri. Erwiansyah hanya berharap istrinya cepat keluar dari retuntuhan yang menimpanya, sesekali sang suami ngusap air matanya yang menetes melihat perjuangan istrinya yang bertahan kesakitan terhimpit balok beton.

Posisi Suci kemudian di raih, dua hari setelah mengguncang kota Padang. Jumat sekitar pukul 17.00 WIB tim SAR dapat mengeluarkan Suci dari himpitan beton itu. Sang ibu dan ayahnya terseyum bahagia.

 bersyukur sang anak masih bisa terselamatkan dari kejadian dahsyat itu. Suci terlihat baik-baik saja walaupun dibalaik itu ia merintih kesakitan dengan luka-luka akibat puing-puing runtuhan yang mengimpitnya, bagian tumit kakinya patah dan terluka. 

Suci segera dilarikan ke rumah sakit M jamil Padang, tak henti-hentinya ia mengucapkan syukur alhamdulilah, berteriak gembira atas keselamatan yang diberikan kepadanya bisa selamat dari kejidian yang mnimpa dirinya itu. 

Puji syukur juga terdengar dari keluarga dan orang-orang terdekat dan bahkan ratusan orang yang berada disekitar runtuhan itu. Tangisan haru dan bahagia terpancar dari wajah-wajah itu seakan tak berhenti bersykut atas keselamatan itu. 

Suci adalah korban kelima korban kelima yang berhasil diselamatkan tim SAR dari kampus STIB prayoga, padang. Sebelumnya, tim SAR sudah berhasil meyelamatkan bebrapa korban lainnya yang ikut tertimpa runtuhan bersama suci.

Suci seperti tidak percaya akan ini dia bisa terselamatkan dari kejadiaan dahsyat itu, bagaimana tidak 48 jam dia bertahan dalam runtuhan tanpa makan dan minum dan akhirnya dia bisa selamat, ini seperti kajaiban bagi dirinya. 

Gempa yang terjadi itu menimbulkan luka yang mendalam bagi masyarakat kota padang, gempa ini terjadi begitu dahsyat bisa dikatakan menjadi gempa terbesar yang juga berdampak besar terhadap korban jiwa yang berjatuhan akibat goncangan gempa itu. 

Menimbulkan kerusakan parah terhadap sarana dan prasana pendidikan, saran akesehatan saran ibadah, rumah penduduk, kerusaka lahan serta saraba tranportasi lainnya. Tidak hanya itu, secara ekonomi menimbulkan kesulitan bagi masyarakat yang mengalami bencana. 

Laut yang damai ombak yang tenang tidak selamanya bisa berdamai dengan manusia. Laut pun bisa melukis cerita meninggal kan misteri. Hidup atau mati tidak ada yang tau, hidup adalah anugrah bejodoh dengan kematian itu rahasia ilahi. 

Mengingat korban bencana gempa padang 2009

 

Padang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun