*Lembaga Sosial: sistem norma yang mengatur kebutuhan sosial masyarakat.
*Perubahan Sosial: proses transformasi dalam masyarakat akibat faktor internal maupun eksternal.
3.Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Ciri-Ciri Sosiologi:
a. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi tidak spekulatif dan kajian tentang masyarakat berdasarkan hasil observasi hanya menggunakan akal sehat. Sosiologi melakukan Contoh, seorang peneliti melakukan penelitian tentang bencana banjir yang sering terjadi di Kota X dengan cara mengamati kebiasaan masyarakat Kota X dalam mengelola lingkungannya.
b. Sosiologi bersifat teoretis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat dari observasi, disusun secara logis. Tujuannya juga menjelaskan hubungan sebab akibat. Contoh, ketika seorang sosiolog sedang melakukan penelitian, ia harus memperhatikan fenomena atau gejala sosial budaya masyarakat yang diteliti agar hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
c. Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya, dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama. Contoh, saat meneliti perkembangan Kota Jakarta dari kota besar menjadi kota metropolitan, seorang peneliti harus menggunakan teori dan konsep masyarakat tradisional serta teori dan konsep masyarakat modern.
d. Sosiologi bersifat nonetis. Sosiologi tidak mencari baik atau buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk mengomentari dan menilai baik buruknya tingkah laku sosial suatu masyarakat. Contoh, saat meneliti fenomena maraknya pengemis atau peminta-minta pada bulan Ramadhan, seorang peneliti tidak boleh bersikap menyalahkan subjek penelitiannya.
4.Sosiologi sebagai ilmu Paradigma Ganda.
George Ritzer dan Wendy W. Murphy dalam bukunya, Introduction to Sociology (2020), menulis bahwa sosiologi tidak memiliki sebuah paradigma dominan atau tunggal. Paradigma dapat diartikan sebagai kerangka teoretis (theoretical framework), kerangka konseptual (conceptual framework), kerangka pemikiran (frame of thinking), sudut pandang (perspective), atau pendekatan (approach). Ritzer menyatakan paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari suatu cabang ilmu pengetahuan. Menurut Ritzer dan Murphy, sosiologi merupakan ilmu dengan berbagai paradigma atau paradigma ganda (multiple-paradigma science). science). Maka, berbagai kerangka sosiologi dapat digunakan untuk menganalisis kejadian sosial.
Ritzer dalam bukunya, Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975), menyatakan ada tiga paradigma utama sosiologi. Ketiganya adalah paradigma fakta sosial (social-facts), definisi sosial (social-definition), dan perilaku sosial (social-behavior).