ABSTRAK
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat, hubungan antar manusia, serta pola interaksi sosial yang membentuk struktur sosial. Ilmu ini berperan penting dalam memahami perubahan sosial, nilai, norma, dan lembaga sosial yang ada dalam kehidupan manusia. Tulisan ini membahas pengertian sosiologi, tokoh-tokoh pendiri, ruang lingkup, serta relevansinya dalam kehidupan modern. Hasil kajian menunjukkan bahwa sosiologi berperan sebagai alat analisis untuk memahami dinamika sosial, konflik, serta proses integrasi dalam masyarakat yang kompleks.
Kata Kunci: Sosiologi, Interaksi Sosial, Struktur Sosial, Perubahan Sosial.
PENDAHULUAN
Sosiologi berasal dari dua kata: socius (bahasa Latin) yang berarti "teman" dan logos (bahasa Yunani) yang berarti "ilmu". Jadi, secara sederhana, sosiologi berarti ilmu tentang masyarakat.
Sebagai ilmu, sosiologi muncul akibat keinginan manusia untuk memahami fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya, seperti perubahan sosial, ketimpangan, konflik, dan solidaritas.
Sosiologi tidak hanya berfokus pada individu, tetapi pada hubungan antarmanusia dalam konteks sosial. Auguste Comte dikenal sebagai bapak sosiologi karena memperkenalkan istilah sociology pada abad ke-19. Sejak itu, sosiologi berkembang menjadi disiplin ilmiah yang mempelajari struktur sosial, lembaga sosial, serta pola interaksi manusia di berbagai tingkatan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
1.PENGERTIAN SOSIOLOGI
*Auguste Comte, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hukum-hukum tetap yang mengatur fenomena sosial.
*mile Durkheim menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial, yaitu cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu namun memiliki kekuatan memaksa.
*Max Weber memandang sosiologi sebagai ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial manusia secara interpretatif untuk menjelaskan sebab-sebab terjadinya suatu perilaku.
*Pitirim A. Sorokin, Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial.
*William F. Ogburn & Meyer F. Nimkoff, Sosiologi adalah ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah organisasi sosial.
*Anthony Giddens, Sosiologi merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok, dan masyarakat.
*Soerjono Soekanto, Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat.
*Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial.
*Joseph Roucek dan Roland Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia.
2. Ruang Lingkup Sosiologi
Ruang lingkup sosiologi meliputi:
*Interaksi Sosial: dasar terbentuknya kehidupan sosial.
*Struktur Sosial: pola hubungan yang teratur antar individu dan kelompok.
*Lembaga Sosial: sistem norma yang mengatur kebutuhan sosial masyarakat.
*Perubahan Sosial: proses transformasi dalam masyarakat akibat faktor internal maupun eksternal.
3.Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Ciri-Ciri Sosiologi:
a. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi tidak spekulatif dan kajian tentang masyarakat berdasarkan hasil observasi hanya menggunakan akal sehat. Sosiologi melakukan Contoh, seorang peneliti melakukan penelitian tentang bencana banjir yang sering terjadi di Kota X dengan cara mengamati kebiasaan masyarakat Kota X dalam mengelola lingkungannya.
b. Sosiologi bersifat teoretis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat dari observasi, disusun secara logis. Tujuannya juga menjelaskan hubungan sebab akibat. Contoh, ketika seorang sosiolog sedang melakukan penelitian, ia harus memperhatikan fenomena atau gejala sosial budaya masyarakat yang diteliti agar hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
c. Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya, dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama. Contoh, saat meneliti perkembangan Kota Jakarta dari kota besar menjadi kota metropolitan, seorang peneliti harus menggunakan teori dan konsep masyarakat tradisional serta teori dan konsep masyarakat modern.
d. Sosiologi bersifat nonetis. Sosiologi tidak mencari baik atau buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk mengomentari dan menilai baik buruknya tingkah laku sosial suatu masyarakat. Contoh, saat meneliti fenomena maraknya pengemis atau peminta-minta pada bulan Ramadhan, seorang peneliti tidak boleh bersikap menyalahkan subjek penelitiannya.
4.Sosiologi sebagai ilmu Paradigma Ganda.
George Ritzer dan Wendy W. Murphy dalam bukunya, Introduction to Sociology (2020), menulis bahwa sosiologi tidak memiliki sebuah paradigma dominan atau tunggal. Paradigma dapat diartikan sebagai kerangka teoretis (theoretical framework), kerangka konseptual (conceptual framework), kerangka pemikiran (frame of thinking), sudut pandang (perspective), atau pendekatan (approach). Ritzer menyatakan paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari suatu cabang ilmu pengetahuan. Menurut Ritzer dan Murphy, sosiologi merupakan ilmu dengan berbagai paradigma atau paradigma ganda (multiple-paradigma science). science). Maka, berbagai kerangka sosiologi dapat digunakan untuk menganalisis kejadian sosial.
Ritzer dalam bukunya, Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975), menyatakan ada tiga paradigma utama sosiologi. Ketiganya adalah paradigma fakta sosial (social-facts), definisi sosial (social-definition), dan perilaku sosial (social-behavior).
a.Paradigma Fakta Sosial
*Fokus: Mengkaji fakta sosial yang bersifat eksternal dan memaksa, baik material maupun non-material (seperti gagasan).
*Tokoh Kunci: Emile Durkheim, melalui karya-karyanya tentang metode sosiologi dan bunuh diri.
*Teori yang Terkait: Teori fungsionalisme struktural, teori konflik, dan teori sistem.
b.Paradigma Definisi Sosial
*Fokus: Memahami makna subjektif yang diberikan individu pada tindakan mereka dan bagaimana ini membentuk interaksi sosial (perspektif mikro).
*Tokoh Kunci: Max Weber, yang tertarik pada tindakan sosial dan makna di baliknya.
*Teori yang Terkait: Teori tindakan sosial, interaksionisme simbolik, fenomenologi, dan eksistensialisme.
c.Paradigma Perilaku Sosial
*Fokus: Menganalisis perilaku individu berdasarkan prinsip-prinsip pemberian penghargaan (reward) untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan hukuman (punishment) untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
*Tokoh Kunci: B. F. Skinner.
*Teori yang Terkait: Teori pertukaran, yang melihat perilaku sebagai hasil dari penyesuaian terhadap lingkungan sosial.
5.Fungsi dan Peran Sosiologi
*Fungsi Sosiologi
Fungsi sosiologi sangat penting, terutama berkaitan dengan penelitian, pengolahan data, dan perencanaan kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Fungsi sosiologi bagi masyarakat adalah sebagai berikut:
1.Untuk pembangunan.
Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan, hal yang harus dilihat adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial. Sementara itu. Pada tahap penilaian, hal yang harus dilakukan adalah analisis terhadap dampak sosial pembangunan.
2.Untuk penelitian.
Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang berkembang, peran sosiolog sangat dibutuhkan Berdasarkan data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial. Contohnya adalah cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran.
3.Untuk advokasi kebijakan.
Sosiologi berfungsi sebagai basis data dan sumber berlangsungnya. Advokasi kebijakan dalam isu-isu publik, seperti pemberdayaan masyarakat marjinal (kelas buruh, petani, dan nelayan) atau konflik horizontal di masyarakat. Dalam pengambilan kebijakan dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, peran sosiologi sangat dibutuhkan karena dapat memberikan data yang akurat sebagai bahan pertimbangan kebijakan.
*Peran Sosiologi.
Sosiologi juga memiliki peran dalam masyarakat. Peran ini dapat dilihat pada peran para sosiolog. Sebagai ahli ilmu kemasyarakatan, sosiolog sangat berperan dalam membangun masyarakat, terutama di daerah yang sedang berkembang. Bentuk-bentuk peran sosiolog tersebut, antara lain sebagai berikut:
1)Sosiolog sebagai ahli riset.
Seperti ilmuwan lainnya, sosiolog berfokus pada pengumpulan dan penggunaan data. Oleh karena itu, sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah untuk mencari data kehidupan sosial masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah di masyarakat.
Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu meluruskan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog harus dapat menghadirkan fakta-fakta agar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh anggapan keliru dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal tersebut, seorang sosiolog bisa menghadirkan prediksi sosial yang memuat pola-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi. Seorang sosiolog juga dapat memberi informasi dari hasil kajian tentang gejala sosial dan masalah yang timbul di masyarakat secara obyektif rasional.
2)Sosiolog sebagai konsultan kebijakan.
Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan adalah suatu prediksi. Artinya, kebijakan diambil dengan harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Namun, kebijakan yang diambil tidak selalu memenuhi harapan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah ketidak akuratan kesimpulan atau dugaan terhadap suatu permasalahan.
3)Sosiolog sebagai praktisi.
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, misalnya dalam penyelesaian masalah hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan, masalah moral, atau hubungan antarkelompok dalam organisasi.
Dalam kedudukan tersebut, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist) yang harus memperhatikan nilai-nilai budaya dan karakter kelompok yang dibahasnya karena keduanya merupakan nilai ideal. Mereka dituntut menggunakan pengetahuan ilmiah dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja, efektivitas program, atau kegiatan masyarakat.
4)Sosiolog sebagai guru atau pendidik.
Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat digeluti oleh seorang sosiolog. Sebagai seorang pendidik, sosiolog berperan dalam mengajarkan dan mengembangkan sosiologi sebagai ilmu di berbagai bidang dengan memberikan contoh-contoh yang terdapat di masyarakat.
6.Hakikat dan Objek Ilmu Sosiologi.
Hakikat Sosiologi
Hakikat sosiologi mencakup ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki karakteristik khusus:
*Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu alam. Ini berarti sosiologi berfokus pada gejala-gejala kehidupan masyarakat dan interaksi manusia, bukan pada fenomena alam.
*Sosiologi bersifat kategoris, bukan normatif. Sosiologi menjelaskan apa yang terjadi di masyarakat berdasarkan fakta, bukan menilai baik atau buruknya suatu fenomena (non-etis). Tujuannya adalah untuk mengungkap fakta sosial, bukan untuk menentukan apa yang seharusnya terjadi.
*Sosiologi adalah ilmu murni (pure science), bukan terapan. Sebagai ilmu murni, sosiologi bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara abstrak untuk mempertinggi kualitas ilmu itu sendiri, bukan untuk langsung memecahkan masalah praktis. Namun, pengetahuan yang dihasilkan dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah sosial.
*Sosiologi bersifat abstrak, bukan konkret. Sosiologi mempelajari pola-pola dan hubungan dalam masyarakat secara keseluruhan, bukan fenomena yang konkret atau spesifik.
*Tujuan sosiologi adalah mencari pola-pola umum interaksi manusia. Sosiologi berupaya menemukan pola dan prinsip yang mendasari berbagai interaksi dan proses sosial di masyarakat.
*Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional.
oEmpiris: Berarti sosiologi didasarkan pada observasi dan pengamatan terhadap kenyataan sosial yang terjadi di lapangan, bukan spekulasi.
oRasional: Berarti sosiologi menggunakan penalaran logis untuk menyusun abstraksi dari hasil observasi, sehingga dapat diterima oleh akal sehat.
*Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus. Sosiologi mempelajari gejala-gejala yang terjadi pada masyarakat secara umum dan keseluruhan, bukan mengkhususkan diri pada satu jenis gejala saja.
Objek Sosiologi
Objek Formal
*Kehidupan sosial, gejala sosial, dan proses hubungan manusia. Objek formal sosiologi adalah cara pandang atau sudut pandang sosiologi dalam mengkaji objek material. Fokusnya adalah pada bentuk-bentuk interaksi dan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat.
*Dinamika sosial dalam masyarakat. Objek formal ini melihat bagaimana interaksi sosial, hubungan, dan struktur dalam masyarakat terbentuk, berubah, dan berinteraksi satu sama lain.
Objek Material
*Manusia sebagai makhluk sosial dan masyarakat. Objek material sosiologi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat, termasuk individu, kelompok, interaksi, serta hasil dari interaksi tersebut.
*Mencakup segala aspek kehidupan sosial, baik fisik maupun non-fisik. Contohnya termasuk hubungan timbal balik antar individu, hubungan antar individu dan kelompok, serta hubungan antar kelompok.
PEMBAHASAN
1. Masyarakat sebagai Objek Kajian Sosiologi.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup bersama dan memiliki sistem nilai serta norma yang sama. Dalam sosiologi, masyarakat dilihat sebagai suatu sistem yang dinamis. Setiap individu berperan dalam mempertahankan keseimbangan sosial melalui interaksi yang terus berlangsung.
2. Interaksi Sosial dan Pembentukan Kelompok
Interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi antara individu dengan individu atau kelompok. Interaksi sosial dapat berbentuk kerja sama, persaingan, maupun konflik. Dari interaksi inilah terbentuk kelompok sosial seperti keluarga, komunitas, dan organisasi.
3. Struktur dan Stratifikasi Sosial
Struktur sosial menggambarkan tatanan hubungan dalam masyarakat yang bersifat stabil. Di dalamnya terdapat stratifikasi sosial, yaitu pembedaan status berdasarkan ekonomi, pendidikan, maupun kekuasaan. Stratifikasi memengaruhi pola hubungan sosial antarindividu.
4. Perubahan Sosial
Perubahan sosial terjadi akibat perkembangan teknologi, globalisasi, modernisasi, serta pergeseran nilai dan norma. Misalnya, kemajuan digital mengubah cara berinteraksi dan berkomunikasi dalam masyarakat modern. Sosiologi membantu memahami dampak positif dan negatif dari perubahan ini.
5. Peran Sosiologi dalam Kehidupan
Sosiologi berfungsi membantu individu memahami diri dan masyarakatnya. Melalui sosiologi, kita dapat menganalisis penyebab kemiskinan, ketimpangan gender, konflik sosial, hingga perubahan budaya. Selain itu, sosiologi penting bagi pembuat kebijakan untuk merancang solusi yang berbasis realitas.
KESIMPULAN
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat secara ilmiah untuk memahami pola interaksi, struktur, serta dinamika sosial. Dengan memahami konsep-konsep dasar sosiologi, manusia mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Ilmu sosiologi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI