Mohon tunggu...
Endah Sri NASTITI
Endah Sri NASTITI Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga yang (tidak) biasa

Perempuan Taurus yang suka menyimpan gambar, cerita, kenangan juga harapan dalam bingkai tulisan. Founder dari KaLaKia, Kampus Langit Cendekia kelas online dengan dasar ilmu digital marketing di era masa kini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta di Antara Corona

12 April 2020   00:07 Diperbarui: 12 April 2020   16:20 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar S.Hermann & F. Richter dari Pixabay

Seorang sahabat pernah menulis "jatuh cinta bisa membuat kita jago bikin puisi", gombal banget ga sih???. Buat saya bukan hanya jatuh cinta, putus cinta pun bisa membuat seseorang mendadak menjadi seniman.

Apalagi saat pandemi Covid19, WfH dan Stay at Home yang bikin para pasangan jadi berjauhan ga bisa bertemu, jadi merindu.

Cinta dan puisi memang tidak pernah dapat terpisahkan.Memang sih, waktu jatuh cinta (duluuuu...) perasaan semuanya jadi indah, semut lagi iring iringan bisa dijadiin puisi, berbagai macam bunga, warna-warna yang ada, hujan, angin dan banyak lagi...

Jendela yang terbuka juga bisa jadi puisi:

"Jika Tuhan menutup pintu, Ia tentu akan membuka jendela"

Ini mah puisinya orang lagi "nembak" dan masih belum dijawab, alias digantung sambil ngarep.

Saat di rumah ada tamu sedang mengetuk pintu, itu pun menginsipasi untuk menulis :

"Cinta akan masuk tanpa mengetuk"

Nah ini terjadi kalau lagi jatuh cinta ga sengaja, atau jatuh cinta di tempat yang salah (upsss)

Yang paling sering menginsiprasi untuk sebuah puisi biasanya alam; bisa daun, pohon, hujan, angin, matahari:

Ku tak ingin seperti daun yang meninggalkan rantingnya
sendiri...
terasa sunyi...

Atau

Kamu adalah hujan yang kurindu,
tanpa syarat dan batas,
yang selalu mengukir cerita
di setiap senja

Kalau sekarang mungkin bisa dengan membaca dari status sosial media, biasanya kalau anak-anak masa kini beda bahasa karena sudah beda jaman, dan terkadang lebih ke suasana santai,

"Kamu adalah alasanku buat beli paket internet"

"Jangan ganggu aku ya, lagi sibuk belajar, iyaa belajar mencintaimu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun