Mohon tunggu...
Timora Sinaga
Timora Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - Realistis

Merdeka dalam berpikir, bijaksana dalam bertindak. Masih sedikit bacaanya, masih sering salah diksinya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KLB, Iklan Gratis AHY, dan Partai Demokratnya

8 Maret 2021   21:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   22:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
news.detik.com/ Kepalan tangan Moeldoko pada KLB Demokrat

Sibolangit, Jumat 5 Maret 2021 menjadi saksi dilaksanakan KLB (Kongres Luar Biasa) Partai Demokrat yang dilaksanakan oleh Jhonny Allen Marbun dan Cs. KLB ini yang diselenggarakan ini merupakan buntut dari perseteruan internal Partai Demokrat.

Seperti yang kita ketahui bersama, beberapa hari belakangan ini kita melihat beberapa pemberitaan serta tudingan yang dialamatkan oleh AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) terhadap Moeldoko dan Pemerintah.

Moeldoko disinyalir tengah melakukan Gerakan Pengambilalihan Paksa Partai Demokrat secara illegal dan inkonstitusional melalui beberapa pertemuan yang dilakukan bersama kader senior dan para pendiri Partai Demokrat.

Jelang beberapa hari kemudian, beredar informasi akan dilaksanakan KLB Partai Demokrat di Sibolangit , Sumatera Utara. Berita sontak menggegerkan media dan menjadi pusat perhatian. 

Mengapa tidak, Marzuki Alie yang menjadi salah satu Kader yang diisukan bertemu Moeldoko tertangkap basah oleh Wakil Sekjend Demokrat Jansen Sitindaon turun di Bandara Kuala Namu, Medan. Bahkan Darmizal sendiri mengklaim kongres akan dihadiri oleh 1200 lebih kader, baik dari DPD dan DPC yang tersebar diseluruh Indonesia.

Melalui Tweet akun @bumnbersatu (Arief Poyuono/ Mantan Waketum Gerindra) pun menujukkan sebuah Hall Hotel penuh dengan atribut partai dan barisan kursi layak tersusun rapi seolah siap diadakan sebuah acara atau pun pertemuan.

Kongres pun berlangsung dengan cepat tanpa basa-basi pun memilih dan menetapkan Jend (Purn) Moeldoko sebagai Ketum Demokrat. Bahkan Moeldoko sendiri sedang tidak berada di lokasi Kongres ketika beliau di tetapkan sebagai Ketum.

Setelah KLB dilaksanakan pun AHY melaksanakan Konferensi Pers sertai memberikan statement bahwa dirinya adalah Ketum Partai Demokrat dan menuding KLB yang dilaksanakan di Sibolangit merupakan abal-abal.

Bahkan SBY sendiri pun seakan turun gunung dan ikut menunjukkan rasa kekecewaan di depan Media terhadap Moeldoko. Ia bahkan menyesali keputusannya yang pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko sebagai Panglima TNI pada tahun 2013 di masa akhir jabatan periode kedua SBY.

Melihat berbagai pemberitaan di Media Mainstream mengenai perseteruan ini, unik untuk melihat berbagai komentar Netizen. Sebab dalam hal ini selalu ada pro dan kontra terhadap peristiwa ini. 

Baik ada yang mendukung AHY sebagai Ketua Sah, dan ada yang mendukung Moeldoko sebagai bentuk perlawanan terhadap tudingan para Senior dan pendiri Demokrat yang mengatakan SBY menjadikan Demokrat sebagai partai Dinasti.

Bahkan di awal issue KLB ini didengungkan AHY telah menuduh Jokowi dan Pemerintah sebagai dalang dari Gerakan Pengambilalihan partai Demokrat ini. 

Walaupun pada akhirnya SBY sendiri sudah menarik kembali tuduhan tersebut dan hanya mengalamatkannya pada Moeldoko namun tetap menjadi magnet bagi netizen dan masyarakat untuk tetap menuduh Pemerintah. Pemerintah dianggap diam dan melukakan pembiaran terjadinya KLB ini. Bahkan seolah-olah KLB ini akan mulus di sahkan oleh Kemenkumham.

Namun dibalik itu tidak sedikit netizen yang berkomentar bahwa peristiwa ini merupakan Karma terhadap peristiwa 2008, di mana pemerintahan SBY melakukan pembiaran terhadap kisruh internal PKB. 

Di masa itu terdapat dualisme PKB Parung (Gusdur) dan PKB Ancol (Cak Imin). SBY dituding mengacak-acak PKB Gusdur sebagai pendiri harus rela pada akhirnya melihat PKB di pimpin Cak Imin hingga saat ini.

Akhirnya setelah sekian lama partai berlambang mercy ini tidak mendapat perhatian dari publik, akhirnya melalui kisruh Internal-nya Demokrat kembali diperbincangkan. Meskipun tidak semua membicarakan kebaikan, namun AHY berhasil membawa partainya menjadi perhatian orang banyak. 

Banyak mengundang simpati kepada AHY karena dia digambarkan sebagai korban dari orang terdekat Pemerintah yakni Moeldoko. Meskipun demikian tidak sedikit juga yang memberi selamat dan mendukung  Moeldoko. 

Bahkan dalam KLB, yel-yel Moeldoko Presiden 2024 sudah mulai didengungkan. Beberapa luka lama Demokrat pun dibuka, sebab masih banyak kroni-kroni SBY yang pro AHY sebut saja Andi Malaranggeng yang merupakan mantan napi korupsi yang dengan lantang bersuara sekarang.

Baik AHY dan Moeldoko sama-sama memiliki niatan yang baik untuk partai Demokrat. Namun dalam Demokrasi win solution harus ditemukan untuk tetap menjaga marwah partai dan demi kepentingan orang banyak. 

AHY dengan Partai Demokrat-nya yang dicap sebagai partai tidak demokratis atau Moeldoko dengan KLB Sibolangitnya pada akhirnya nama Partai Demokrat berhasil menarik perhatian kita.

The media’s the most powerful entity on earth. They have the power to make the innocent guilty and to make the guilty innocent, and that’s power. Because they control the minds of the masses.

Media massa adalah wujud yang paling berkuasa di Bumi. Mereka punya kekuatan untuk membuat yang tidak bersalah menjadi bersalah dan sebaliknya, dan itulah kekuasaan mereka. Karena mereka bisa mengendalikan pikiran banyak orang.

- MALCOM X

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun