Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Nakhoda Keturunan Tionghoa yang Jadi Pahlawan Nasional

20 Juli 2019   07:10 Diperbarui: 20 Juli 2019   07:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bigspulplace.kemerahan.id

Pada 11 Maret 1911 di Manado, Sulawesi Utara terlahir seorang bayi laki-laki bernama John Lie Tjeng Tjoan. Dirinya merupakan anak kedua dari pasangan Lie Kae Tae dan Oei Tseng Nie.

Orang tua dari John Lie kala itu memiliki perusahaan pengangkutan yang bernama Vetol. Namun sayang usaha itu tutup pada tahun 1957 karena dari delapan anaknya tidak ada yang tertarik untuk melanjutkan usaha.

John Lie sendiri lebih tertarik untuk mendalami dunia maritim daripada menjadi pengusaha. Tepatnya pada usia 17 tahun, dirinya nekat meninggalkan Manado untuk belajar menjadi pelaut ulung di Batavia.

Tekadnya untuk menjadi pelaut membuat John Lie terus belajar dengan mengikuti kursus navigasi. Sementara untuk biaya menyambung hidup dirinya memilih bekerja sebagai buruh pelabuhan.

Masa kecil John Lie yang mendapat pendidikan di sekolah berbahasa Belanda ternyata membuka jalannya untuk berlayar. Kemapuan Bahasa Belanda membuatnya terpilih menjadi Klerk Muallim II di Koninklijk Paketvaart Mattschappij, sebuah perusahaan layar asal Belanda.

Dengan gagah berani John Lie muda mengarungi lautan hingga membawanya ke Pangkalan Angkatan Laut Inggris di Iran. Suasana Perang Dunia II tidak membuatnya gentar malah terus bernyali untuk mengantar Indonesia menjadi merdeka.

Pada Februari 1946, John Lie akhirnya kembali ke tanah air untuk ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Kala itu dirinya menjadi penyelundup senjata dan amunisi dari jalur laut untuk para pejuang.

Kisah heroik John Lie untuk mempertahankan kemerdekaan membuatnya mendapat julukan "The Great Smuggler With The Bible" dari pers asing. Jasanya memang luar biasa dalam menjaga kemerdekaan, dirinya tak gentar terhadap penjajah.

Selepas menghadapi Belanda, John Lie juga sempat memimpin KRI Rajawali dan Gadjah Mada. Dirinya menjadi penumpas gerakan DI/TII, RMS dan Permesta hingga akhirnya memutuskan pensiun pada 1967.

Atas jasa yang sudah dilakukannya, John Lie akhirnya mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2009. Dirinya menjadi satu dari ribuan bahkan jutaan keturunan Tionghoa yang ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Oleh : Sony Kusumo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun