Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haruskah Indonesia Tunduk dengan Hegemoni Tarif Trump?

16 Juli 2025   07:31 Diperbarui: 16 Juli 2025   15:27 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(https://databoks.katadata.co.id/infografik/2025/04/11/as-selalu-defisit-dagang-dengan-indonesia)

- Januari--Mei 2025: Surplus perdagangan nonmigas dengan AS mencapai $8,28 miliar, dengan ekspor nonmigas sebesar $12,11 miliar, menjadikan AS sebagai tujuan ekspor terbesar kedua setelah Tiongkok. Komoditas utama meliputi mesin listrik, alas kaki, dan pakaian.  (https://www.bps.go.id/id/news/2025/07/01/716/kinerja-positif-neraca-perdagangan-indonesia.html)

(https://www.bps.go.id/en/news/2025/07/01/716/kinerja-positif-neraca-perdagangan-indonesia.html)

Surplus berkelanjutan ini menunjukkan ketergantungan Indonesia pada pasar AS, tetapi juga menjadi alasan bagi AS untuk menerapkan tarif tinggi guna mengurangi defisit perdagangannya, yang pada Januari 2025 tercatat sebesar $155,6 miliar secara global.

(https://www.ceicdata.com/id/indicator/united-states/trade-balance)

(https://www.ceicdata.com/en/indicator/united-states/trade-balance)

Kebijakan Tarif Timpang

1. Ketimpangan Struktural dalam Perdagangan Bilateral

Kebijakan tarif 0% untuk impor AS ke Indonesia berarti membuka pasar Indonesia tanpa hambatan bagi produk-produk Amerika, seperti barang elektronik, otomotif, dan pertanian. Sebaliknya, tarif 19% untuk ekspor Indonesia ke AS---yang didominasi oleh tekstil, alas kaki, dan komoditas seperti minyak kelapa sawit dan karet---akan meningkatkan biaya ekspor dan menurunkan daya saing produk Indonesia. Data BPS menunjukkan bahwa ekspor nonmigas ke AS pada Januari--Mei 2025 mencapai $12,11 miliar, menyumbang 11,42% dari total ekspor nonmigas Indonesia. Tarif 19% dapat mengurangi volume ekspor secara signifikan, terutama untuk sektor sensitif harga seperti tekstil, yang menyumbang $2,48 miliar dari surplus 2024.  

(https://www.bps.go.id/id/news/2025/07/01/716/kinerja-positif-neraca-perdagangan-indonesia.html)

(https://ekonomi.bisnis.com/read/20250403/12/1866477/neraca-dagang-ri-as-periode-2015-2024-setelah-tarif-trump-tetap-surplus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun