Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prediksi Keruntuhan Juche Pasca-Kematian Kim Jong-un (Bagian 3)

14 Mei 2020   01:28 Diperbarui: 15 Mei 2020   13:01 3843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Jon Un [Kompas.com]

Pra-Kemerdekaan hingga 4 tahun pertama masa kemerdekaan, faksi Kim Il-sung adalah yang terlemah di antara empat faksi komunis Korea Utara. Setelah kegagalan coup Faksi Yan'an dan Faksi Soviet terhadap Kim Il-sung pada Agustus 1956, faksi Kim Il-sung menjadi kekuatan tanpa lawan dalam tubuh Partai Buruh Korea, penguasa Republik Rakyat Demokratik Korea (Utara).

Uni Soviet membebaskan Korea Utara dari penjajahan Jepang pada 15 Agustus 1945 dan membentuk Komite Rakyat Sementara yang berfungsi sebagai Pemerintahan Korea Utara. Pada 20 Februari 1947, status Komite Rakyat Sementara berubah definitif, Kim Il-sung terpilih sebagai Ketua Komite. Tetapi Kim Il-sung baru sungguh berkuasa secara de facto, belum de jure, pada 1949, setelah ia terpilih menjadi Ketua Partai Buruh Korea (KWP).

BAGIAN KETIGA: Faksi-Faksi Komunis Menjelang hingga Masa Awal Kemerdekaan

Artikel bagian tiga berfokus pada pemetaan faksi-faksi komunis Korea Utara sebelum 1956. 

Pada BAGIAN KEDUA kita sudah membahas pembentukan pertama kali Partai Komunis Korea (KCP) oleh para pelarian Korea di China pada 1918. Partai pertama ini berada dalam pengaruh Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia garis Bolshevik (RSDRP(b)). Sementara KCP yang didirikan di Seoul pada 1925 merupakan seksi atau cabang dari Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) -- CPSU merupakan perluasan RDRSP pascapendirian Uni Soviet.

Kita tidak membahas Partai Sosialis Korea yang didirikan 1918 di Khabarovsk, Rusia atas instruksi langsung pemimpin Bolshevik. Ini karena para pendirinya, seperti aktivis perempuan Alexandra Kim (turunan migran Korea di Rusia), dieksekusi Jepang pada tahun itu juga sehingga menyulitkan penelurusan pengaruh gerakan ini kepada generasi komunis Korea selanjutnya.

Pada Desember 1928, CPSU membubarkan KCP (yang didirikan di Tiongkok 1918 pun di Seoul 1925) dan menyuruh para anggotanya bergabung ke partai-partai komunis di masing-masing negara pengasingan mereka. Alasan pembubaran ini adalah karena CPSU puyeng untuk mencoba mendamaikan internal struggle yang kelewat kencang di tubuh KCP.

Pembubaran oleh CPSU, ditambah rpula kencangnya respresi Jepang, membuat kaum komunis Korea tercerai-berai dan terisolasi satu-sama lain. Kondisi terisolasi ini merupakan material pembentuk faksionalisasi di tubuh Partai Buruh Korea (KWP) kelak di kemudian hari saat Republik Rakyat Demokratik Korea terbentuk.

Mengenali faksionalisasi dalam tubuh KWP penting sebagai landasan memahami karakter kekuasaan dinasti Kim dan peralihan ideologi KWP dan Korea Utara dari Komunisme menjadi Juche.

Jangan lupa baca terlebih dahulu BAGIAN PERTAMA dan BAGIAN KEDUA.

Para penulis tentang Korea Utara umumnya memetakan 4 faksi dalam KWP pada dekade pertama negara ini. Tetapi saya merasa lebih pas menambahkan satu faksi lagi, kelompok Abu-Abu

#1. Faksi Domestik atau Faksi Perlawanan Bawah Tanah.

Faksi Domestik berkembang dari pelarian Korea yang kembali menyusup ke Korea dan mendirikan Partai Komunis Korea (KCP) di Seoul pada 1925. Kelompok ini mulanya sukses mengorganisasikan gerakan tani sebelum dibubarkan CPSU pada 1928. Kelompok ini pula yang memanfaatkan peluang kekosongan kekuasaan pada Agustus 1945 dengan mendirikan kembali KCP di Seoul.

Pak Hon-yong.

Tokoh utamanya adalah Pak Hon-yong (lihat pembahasan di bagian 2), pendiri KCP Seoul 1925, sekaligus Sekjend Komite Sentral (pemimpin tertinggi) Partai Komunis Korea versi 1945.

Di masa awal pembentukan Partai Komunis Korea Utara (NKCP) - embrio KWP - di Pyongyang pada 1946, Uni Soviet, bahkan kelompok  Kim Il-sung mengakui kepemimpinan Pak Hon-yon terhadap seluruh komunis Korea.

Faksi Domestik dianggap yang paling memiliki kemiripan dengan generasi awal Bolsyevik di Rusia (Lenin, cs) sebab umumnya berpendidikan tinggi dalam Marxisme dan lihai dalam perjuangan politik clandestine.

Faksi ini juga sebenarnya yang paling kuat di Korea sebab terus melakukan kaderisasi dan lebih memahami Korea dibandingkan tiga faksi lain yang datang dari luar Korea. Sayangnya mayoritas kader Faksi Domestik berada di wilayah Korea Selatan sehingga ketika Uni Soviet menginisiasi pembentukan Partai Komunis Korea Utara, hanya sedikit angggota Faksi Domestik yang bergabung.

Di wilayah Korea Selatan, Faksi Domestik terus bertambah besar dan kuat dalam Partai Komunis Korea Selatan (SKCP) di bawah represi (pembunuhan masif) oleh pemerintahan kanan  Sungman Rhee yang disponsori Amerika Serikat.

Pada 1948, oleh represi yang kian keras, Pak Hon-yong pindah ke Korea Utara. Ketika Partai Buruh Korea Utara dan Selatan bergabung membentuk Partai Buruh Korea (KWP), Pak Hon-yong menjad Wakil Ketua Politburo (1949-1953). Ia juga menjabat Menteri Pertahanan Korea Utara hingga disingkirkan Kim Il-sung pada 1953 dan diseksusi mati. Penyebab penyingkiran ini akan dibahas di BAGIAN 5.

Chu Yong-ha.

Tokoh Faksi Domestik lainnya adalah Chu Yong-ha. Ia adalah anggota Faksi Domestik yang sejak mula-mula sudah beraktivitas di Utara.

Dalam Kongres I Partai Buruh Korea Utara (NKWP), Chu Yong-ha terpilih sebagai anggota Politburo Komite Sentral dan Wakil Ketua Sekretariat. Sidang Komite Sentral (CC) Pertama memilihnyasebagai salah satu Wakil Ketua NKWP.

Dalam Kongres Kedua NKWP (Maret 1948), Chu kembali terpilih untuk duduk di CC. Kali ini ia duduk di Komite Politik, organ eksekutif tertinggi partai sekaligus organ kekuasaan negara de facto. Mula-mula Politburo dinamakan Komite Politik. Dalam Sidang Pleno CC, Chu lagi-lagi terpilih sebagai Wakil Ketua NKWP.

Saat Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara, berdiri, Chu terpilih sebagai Menteri Tansportasi yang pertama. Saat itu Perdana Menteri (Premier) adalah Kim Il-sung.

Pada September 1948, Pleno Kedua CC mengganti Chu dengan Ho Ka-i sebagai Wakil Ketua Partai.

Saat Perang Korea Pecah, Chu Yong-ha menjabat Duta Besar Korea Utara untuk Uni Soviet.

#2 Faksi Yan'an

Faksi kedua disebut faksi Yan'an karena di kota inilah mereka menetap selama masa pelariannya dari Korea.

Yan'an dijuluki Red Kapital sebab merupakan ibu kota teritori Komunis China semasa pra-Perang Dunia Pertama.

Kota ini direbut kaum Komunis China dari tangan kaum nasionalis (Guomintang) pada Desember 1936, setelah long march dan di masa awal Front Persatuan Kedua, aliansi Komunis dan Nasionalis China dalam menghadapi invasi Jepang.

Faksi Yan'an memiliki dua sayap. Sayap pertama merupakan kaum intelektual kiri Korea. Pimpinan sayap intektual faksi ini,  Kim Tu-bong adalah ahli bahasa Korea terkemuka di zaman itu.

Sayap intelektual Faksi Yan'an juga sangat terdidik teori-teori Marxisme. Level pemahaman mereka akan Marxisme menyamai orang-orang di Faksi Domestik.

Yang kurang dari Faksi Yan'an adalah pengetahuan mereka terhadap kondisi Korea. Bisa dimaklumi, mereka berada di luar Korea dan represi Jepang membuat berita-berita tentang perkembangan kondisi di Korea tidak sampai kepada mereka.

Selain bergabung dengan Partai Komunis China, para Komunis Korea di Faksi Yan'an juga mendirikan sejumlah organisasi pergerakan Korea. Salah satu yang paling terkenal adalah Liga Kemerdekaan Korea.

Kim Tu-bong.

Setelah Uni Soviet mengusir Jepang dari Korea, Faksi Yan'an masuk ke Korea dan mendirikan Partai Rakyat Baru Korea yang dipimpin Kim Tu-bong. Di Korea Selatan, Partai Rakyat Baru kemudian merger dengan Partai Komunis Korea dan Partai Demokratik, membentuk Partai Buruh Korea Selatan (SKWP). Sementara di Utara, Partai Rakyat Baru merger dengan Biro Korea Utara Partai Komunis Korea, membentuk Partai Buruh Korea Utara (NKWP).

Kelak Kim Tu-bong menjadi Ketua Komite CC  NKWP (1946-1949). 

Kim Tu-bong juga merupakan Kepala Negara Korea Utara yang pertama (1948-1957) sebab ia menjabat Ketua Presidium Supreme People Assembly (SPA).

SPA - semacam DPR-MPR - adalah lembaga kekuasaan negara tertinggi. Di antara masa sidang SPA, lembaga negara yang menjalankan fungsi kepemimpinan negara adalah Presidium SPA yang dipimpin Presiden Presidium. Dengan demikian, de jure, Presiden Presidium SPA - sebelum perubahan konstitusi pada 1970an - adalah Kepala Negara.

Namun kenyataannya, sebagai negara Stalinis, kekuasaan berada di tangan Partai Buruh Korea (KWP). Karena itu, Kepala Negara de facto adalah Ketua KWP yang merupakan Ketua (atau Sekjend CC setelah jabatan Ketua ditiadakan).

Pada 1957, Kim Il-sung menyingkirkan Kim Tu-bong dari kekuasaan, baik kekuasaan negara dan pemerintahan maupun kekuasaan dalam Partai Buruh Korea. Penyebab penyingkiran ini akan dibahas di Bagian Kelima.

Kim Mu-chong.

Sayap kedua Faksi Yan'an adalah milisi bersenjata yang terlibat berjuang bersama Tentara Merah China, baik dalam perang sipil melawan kaum nasionalis, maupun dalam perang menghadapi invasi Jepang.

Para pejuang Faksi Yan'an inilah yang kemudian menjadi tulang punggung Tentara Rakyat Korea (KPA), angkatan perang Republik Rakyat Demokratik Korea.

Tokoh terkemuka sayap bersenjata Faksi Yan'an yang terkenal adalah Kim Mu-cohng.

Kim Mu-chong nerupakan salah satu tokoh dalam Angkatan Darat Rute Kedelapan. Ini adalah kesatuan tempur Tentara Merah yang didirikan pada 22 September 1937 untuk dilibatkan dalam Tentara Revolusi Nasional Republik Tiongkok saat menghadapi Jepang.

Tentara Revolusi Nasional Republik Tiongkok adalah angkatan perang Republik China (negara Tiongkok semasa kekuasaan berada di tangan kaum nasionalis Kuomintang). Dalam Tentara Revolusi Nasional Republik Tiongkok, nama resmi Angkatan Darat Rute Kedelapan adalah Angkatan Darat Kelompok ke-18.

Mu-chong kembali ke Korea Utara pada akhir 1945 dan kemudian menjadi Sekretaris II KWP pada CC periode pertama, dan menjadi orang ketiga dalam KPA saat Perang Korea.

Sejak awal pamor Mu-chong sebagai pemimpin perjuangan bersenjata jauh lebih bersinar dibandingkan Kim Il Sung dan karenanya Kim Il Sung memandang Mu-chong sebagai ancaman.

Mu-chong adalah otak stategi militer sekaligus pemimpin karismatis Tentara Rakyat Korea (KPA) dalam Perang Korea. Di bawah kepemimpinannya (bersama 3 jenderal lain),  KPA berhasil merebut Kota Taegu, Masan, dan P'ohang, dan Sungai Naktong dari pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang dipimpin langsung Jenderal Douglas MacArthur yang legendaris.

#3 Faksi Soviet

Faksi Soviet berisi anak-anak imigran Korea di Uni Soviet. Sebagai imigran generasi kedua dan ketiga, mereka lahir di Uni Soviet, mengenyam pendidikan Uni Soviet, dan menguasai dua bahasa, Korea dan Rusia. Menurut Lankov (2005), hingga akhir 1950, para anggota faksi Soviet secara teknis memiliki kewarganegaraan Uni Soviet.

Anak-anak imigran Korea yang dikirim pemerintah Uni Soviet ke Korea Utara (1945-1948) umumnya berprofesi sebagai guru dan merupakan kader golongan rendah dan menengah di Partai Komunis Uni Soviet (CPSU). Mereka hendak ditempatkan pada jabatan-jabatan birokrasi pemerintahan Korea Utara.

Tokoh-tokoh dari faksi ini antara lain Ho Ka-i dan Pak Chang-ok.

Ho Ka-i alias Alexei Ivanovich Hegai.

Lahir 1908 di Khabarovsk - kota tempat Kim Alexandra mendirikan Partai Sosialis Korea pada 1918 - Rusia, Alexei Ivanovich Hegai (Ho Ka-i) bergabung dengan CPSU pada usia 22 tahun.  Oleh kecerdasan dan kecakapannya, Ho Ka-i segera menduduki jabatan Sekretaris Komite Timur Jauh dalam kepemimpinan Liga Pemuda Komunis Uni Soviet.

Pada 1933, Ho Ka-i pindah dari Khabarovsk ke Moskow untuk menempuh kuliah pertanian. Pada 1937, ketika Stalin sedang gencar-gencarnya menyingkirkan kalangan kelas menegah dari kepemimpin CPSU, Ho Ka-i membawa keluarganya melarikan diri ke Uzbekistan. Ia selamat di sana hingga gerakan penyingkiran mereda.

Pada 1945, Ho Ka-i dan sejumlah kader CPSU keturuan Korea dikirim ke negara ayah-ibu atau kakek-nenek mereka.

Ho Ka-i dengan cepat meraih kepemimpinan di kalangan komunis Korea Utara. Pada Agustus 1946, dalam pembentukan Partai Buruh Korea Utara (NKWP) sebagai penggabungan Biro Korea Utara Partai Komunis Korea dan Partai Rakyat Baru (Sinmindang), Ho Ka-i terpilih menjadi anggota Komite Politik.

Duduk dalam Komite itu adalah para pemimpin Partai, yaitu Ketua Partai Kim Tu-bong (faksi Yan'an), Wakil Ketua I  Kim Il-sung (Faksi Gerilyawan Manchuria), Wakil Ketua II Chu Yong-ha (Faksi Domestik), Choe Chang-ik (Faksi abu-abu), dan  Ho Ka-i (Faksi Soviet).

Komite Politik adalah nama lain dari Politburo Komite Sentral, organ eksekutif tertinggi di tubuh Partai Komunis (juga Partai perjuangan non-Komunis seperti Hammas). Poliburo lah sebenarnya struktur kekuasaan eksekutif tertinggi negara Komunis.

Politburo CC pertama NKWP membentuk pemerintahan pertama Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara).

Pada Sidang Pleno  II CC Kedua NKWP, September 1948, Ho Ka-i terpilih menggantikan Chu Yong-ha sebagai Wakil Ketua II NKWP, merangkap Ketua Komite Inspeksi.

Ketika NKWP dan Partai Buruh Korea Selatan (SKWP) merger untk membentuk Partai Buruh Korea (KWP), dalam sidang pleno CC gabungankedua partai, Juni 1949, Ho Ka-i terpilih menjadi Wakil Ketua II dan Sekretaris I. Saat itu Kim Il-sung terpilih sebagai Ketua, dan Pak Hong-yong Wakil Ketua I.

Setelah serangkaian pertentangan dengan Kim Il-sung (akan dijelaskan Bagian 5), pada Juli 1953 Ho Ka-i ditemukan tewas. CC KWP, dalam Sidang Pleno ke-6, 4 August 1953, melaporkan Ho Ka-i meninggal karena bunuh diri. Tetapi banyak pihak yakin, ia dibunuh Faksi Gerilyawan Manchuria atas perintah Kim Il-sung.

Pak Chang-ok

Setelah kematian Ho Ka-i, Faksi Soviet dipimpin Pak Chang-ok. Ia anggota CC dan Ketua Komisi Perencanaan Negara. Pada Maret 1954, Pak Chang-ok menjadi Wakil Perdana Menteri (Vice-Premier) Korea Utara---. Yang jadi Premier adalah Kim Il-sung.

Kim Il-sung menyingkirkan Pak Chang-ok dari pemerintahan Korea Utara dan KWP pada 1956. Penyebabnya akan kita bahas di Bagian Kelima.

#4. Faksi Partisan/Gerilyawan Manchuria

Seperti sudah disinggung di Bagian Kedua, Faksi Manchuria adalah faksi pendukung Kim Il-sung, merupakan para gerilyawan Korea yang berjuang melawan invasi Jepang di Manchuria.

Setelah terdesak oleh Jepang, kelompok ini mundur ke wilayah Uni Soviet. Di sana mereka digabungkan ke dalam  Brigade 88 guna mendapat pendidikan kemiliteran dan sedikit kursus politik Marxist-Leninisme garis Stalin.

Uni Soviet mendaratkan kelompok di Korea Utara beberapa bulan setelah Jepang diusir pergi.

Faksi Manchuria adalah yang paling kurang terdidik secara idelogi dan politik Marxist-Leninisme. Jumlah mereka juga paling kecil dan mula-mula tidak memiliki banyak pengikut di Korea Utara karena tidak terlalu memahami bahasa Korea. Kondisi ini bertolak belakang dengan Faksi Soviet yang terpelajar dan bilingual.

Selain Kim Il-sung, tokoh dari faksi ini yang duduk dalam CC Pertama KWP  (Agustus 1946-Maret 1948) adalah Kim Chaek alias Kim Hong-gye dan An Kil.(Yang, 2019)

Tetapi keduanya juga disingkirkan Kim Il-sung. An Kil hanya bertahan di CC Pertama, sementara Kim Chaek hingga CC Kedua (Maret 1948-April 1956) tetapi meninggal pada 1951 semasa Perang Korea. Ia adalah salah satu Komandan Tentara Rakyat Korea.

Kim Chaek disebut meninggal oleh bom yang dijatuhkan Amerika Serikat. Tetapi banyak rumor---yang diyakini---ia korban penyingkiran oleh Kim Il-sung.

Choe Yong-gon

Tokoh penting lain---sangat penting sebenarnya---di Faksi Partisan Manchuria adalah Choe Yong-gon. Tetapi Uni Soviet mula-mula menanam Yong-gon di Partai Demokratik Korea Utara---partai nasionalis kiri---sebagai Wakil Ketua untuk memastikan haluan partai ini loyal terhadap Front Demokratik yang dipimpin Partai Buruh Korea.

Sebagai negara di baru di bawah pengaruh Stalinisme Uni Soviet, Kaum Komunis Korea Utara menjalankan garis Persatuan Nasional antara komunis dan borjuasi progresif, sama seperti haluan "Jalan Baru" Muso di Indonesia.

Di Korea Utara, Front Persatuan Nasional--yang bernama resmi Democratic Front for the Reunification of the Fatherland--dari KWP, Partai Demokratik, dan Partai Chondoist Chongu, serta ormas-ormas sayap KWP.

Hingga kini Partai Sosial Demokratik Korea (Chosn Sahoe Minjudang, KDSP) dan Partai Chondoist Chongu masih berdiri dan memiliki perwakilan dalam Supreme People's Assembly, MPR-DPR Korea Utara. Pada pemilu 2014, KDPS menempatkan 50 dari total 687 anggota SPA; sementara Partai Chondoist Chongu 22 orang.

Kembali ke Yong-gon Baru pada Kongres III (Aprip 1956) hingga Kongres V (November 1970), nama Choe Yong-gon muncul, yaitu saat ia terpilih sebagai anggota Komite Sentral sejak CC III hingga CC V.(Yang, 2019)

Sebelum Korea Utara mengenal jabatan Presiden (yang selalu dijabat Kim Il-sung), jabatan Kepala Negara Korea Utara berada di tangan Ketua Standing Committee of the Supreme People's Assembly.

Hanya dua orang yang pernah menduduki jabatan ini (saat ia setara Kepala Negara) yaitu Kim Tu-bong (1948-1957) saat menjadi Ketua CC NKWP dan  dan saat anggota CC KWP; dan Choe Yong-gon (1957-1972).  Choe Yong-gon tiga terpilih untuk jabatan itu. Pada periode pertama (1957-1962) ia masih menjabat pimpinan Partai Sosial Demokratik Korea. Baruu pada dua periode selanjutnya statusnya sudah legal (dibuka) di Partai Buruh Korea.

Choe Yong-gon juga merupakan komandan tertinggi (Supreme Commander) pertama Tentara Rakyat Korea (1948-1950) dan merupakan satu-satunya non-dinasti Kim yang pernah memegan jabatan tersebut.

Saat ini jabatan  Supreme Commander Tentara Rakyat Korea berada di tangan Kim Jong-un, menggantikan ayahnya, Kim Jong-il, yang menggantikan kakek Jong-un, Kim Il-sung.

#5. Faksi Abu-Abu

Tokoh-tokoh berikut saya golongkan sebagai faksi abu-abu karena sepak terjang dan sejarah perjuangan mereka menyulitkan para ahli Korea Utara memetakan dengan ketat posisi mereka sehingga sering terjadi perbedaan dalam memetakannya. Tiga tokoh terkemuka di kelompok ini adalah tokoh senior Choe Chang-ik serta pasangan suami istri Kim Yong-bom dan Pak Chong-ae.

Choe Chang-ik

Choe Chang-ik tergolong unik sebab ia memiliki kedekatan dengan banyak faksi sekaligus menjadi lawan banyak faksi.

Pada tabel North Korean Top Party Leadirship Changes, 1946-1947 dalam buku Sung Chul Yang (2019, hal 339-340), nama Cho'oe Ch'ang-ik dalam dalam 20 besar Komite Sentral di tiga kongres. Tetapi tampak bahwa ketokohannya terus kehilangan pamor hingga akhirnya disingkirkan Kim Il-sung. ia mati dibunuh polisi rahasia.

Dalam CC hasil Kongres I (Agustus 1946), nama Choe ada uturan keempat, di bawah Kim Tu-bong, Kim Il-sung, dan Chu Yong-ha. Pada Kongres Kedua (Maret 1948) namanya jatuh ke urutan keenam, disalib Ho Ka-i dan Kim Chaek. Pada Kongres Ketiga (April 1956), nama Choe sudah jatuh ke urutan kedelapan dalam daftar peringkat anggota Komite Sentral paling berpengaruh.

Senada dengan Ford dan Kwon (2018), Sung Chul Yang juga menggolongkan Choe Chang-ik sebagai faksi Yan'an.

Meski demikian, pengalaman panjang perjuangan Choe Chang-ik dan sejarah keterlibatannya dengan faksi-faks yang ada membuat saya, dalam pembahasan ini, menempatkannya sebagai tokoh di area abu-abu.

Setelah Sam-il Movement 1919, Choe Chang-ik pergi ke Jepang untuk melajutkan studi dan tamat dari Universitas Waseda pada 1925. Meski studi di Jepang, Choe Chang-ik melakukan gerilya politik ke mana-mana. Ia boleh diibaratkan Tan Malaka.

Pada paruh pertama 1920an,  Choe sempat masuk ke Korea dan terlibat di dalam Korean Labour Society serta membantu pendirian Liga Pemuda Komunis Korea. Ia sempat ditangkap polisi Jepang karena memimpin pertemuan Konferensi Buruh Korea.

Pada 1924, Choe ikut mendirikan Aliansi Pemuda Joseon dan menjadi anggota Komite Eksekutif Pusat-nya. Ia juga membentuk Aliansi Sosialis para pemuda serta terlibat berbagai gerakan perlawanan lain, termasuk membentuk Liga Komunis bersama grup Shinmin di Manchuria dan membangun kontak dengan kelompok Gerilyanan Kim Il-sung.

Choe juga sempat terlibat dalam Kongres Komunis Internasional di Vladivostok, Uni Soviet, mewakili Asosiasi Pemuda Seoul.

Pada 1927, Ia kembali ke Korea dan bergabung sebagai eksekutif Partai Komunis Korea yang didirikan Faksi Domestik. Ia kemudian ditangkap Jepang pada 1928 dan meloloskan diri dari penjara pada 1935, lari ke China.

Di China, Choe terlibat banyak organisasi perlawanan, termasuk Partai Revolusioner Korea yang didirkan kaum nasionalis-kiri Korea di Shanghai, dan menjadi salah satu komandan milisi bersenjata partai itu.

Mengetahui  Partai Revolusioner Korea dibiayai Chiang Kai-shek, Choe mengundurkan diri dan atas biaya Partai Komunis Korea di Seoul, ia pergi ke Yanan untuk bergabung dengan faksi itu. Pada 1946, Choe ikut grup Yanan mendirikan Partai Rakyat Baru Korea dan menjadi wakil ketua.

Ketika Partai Rakyat Baru bergabung dengan Biro Korea Utara Partai Komunis Korea untuk membentuk NKWP, Cheo duduk di Komite Politik bersama 4 pimpinan terkemuka Komunis Korea Utara: Kim Tu-bong, Kim Il-sung, Chu Yong-ha, dan Ho Ka-i.

Hingga 1955, Choe Chang-ik mengepalai sejumlah kementerian di Pemerintahan Korea Utara dan menjadi anggota CC KWP. Setelah itu ia disingkirkan Kim Il-sung (penyebabnya akan dibahas di Bagian 5) dan seperti disinggung di depan, ia mati dibunuh polisi rahasia Korut pada 1960.

Kim Yong-bom

Kim Yong-bom adalah tokoh paling misterius di antara para pemimpin generasi pertama Komunis Korea.

Sejumlah penulis tentang Korea Utara, seperti Kleiner (2001), menempatkan Kim Yong-bom sebagai bagian dari FaksiDomestik. Tetapi jika mengacu Lankov (2002), Kim Yong-bom dikirim Uni Soviet ke Korea pada 1930 untuk merintis pembangunan gerakan komunis bawah tanah di bawah pengaruh Uni Soviet. Karena itu bisa juga memandang Kim Yong-bong sebagai anggota, bahkan perintis Faksi Soviet.

Dugaan bahwa Kim Yong-bom merupakan anggota Faksi Soviet diperkuat keterpilihannya sebagai Ketua Biro Cabang Korea Utara  Partai Komunis Korea. Biro ini dibentuk atas inisiatif Uni Soviet. Kim Il Sung hanya salah satu anggota biro.

Memang, sebagaimana ditulis Kleiner, pembentukan Cabang Korea Utara dari Partai Komunis Korea itu menujukkan pengakuan mula-mula Uni Soviet atas kepemimpinan Faksi Domestik di bawah pimpinan Pak Hon Young, Ketua Komite Sentral Partai Komunis Korea yang berpusat di Seoul.

Selain ditunjukkan oleh namanya (Biro Korea Utara Partai Komunis Korea), pengakuan terhadap kepemimpinan Pak Hon-Yong di Seoul juga tampak oleh telegram yang dikirimkan ke Seoul, berbunyi "Support for the correct political line of comrade ak Hon-Yong." (Lankov, 2002. Hal. 20)

Pada Sidang Pleno Biro yang ketiga (17-18 Desember 1945), Kim Il Sung terpilih menjadi Ketua Biro menggantikan Kim Yong-bom. Penggusuran Kim Yong-bom tampaknya merupakan upaya Kim Il Sung yang pertama kali untuk menyingkirkan para pesaingnya demi merangkak ke tampung kekuasaan Korea Utara.

Setelah itu namanya Yong-bom menghilang begitu saja. Ia bahkan tidak termasuk di dalam anggota Komite Sentral pertama Partai Buruh Korea. Padahal istri Kim Yong-bom, Pak Chong-ae, termasuk anggota Komite Sentral paling berpengaruh dan dianggap sebagai satu-satunya tokoh perempuan pimpinan Partai Buruh Korea yang didengarkan Kim Il-sung dan satu-satunya perempuan yang pernah duduk di Politburo.

Sangat sulit menemukan informasi lebih detil tentang Kim Yong-bom. Hal ini mungkin berkaitan dengan upaya Pemerintah Korea Utara menghapus nama-nama tokoh yang dianggap jadi penghalang glorifikasi Kim Il Sung dalam sejarah pembentukan Korea Utara.

Pak Chong-ae

Seperti suaminya, Kim Yong-bom (mereka menikah 1940), Pak Chong-ae juga merupakan kader Partai Komunis Uni Soviet yang dikirim ke Korea sejak 1930. Artinya, ia kader PKUS yang berkerja bersama kaum Komunis Korea dari Faksi Domestik semenjak perjuangan Kemerdekaan Korea.

Lahir 1907 di Korea, Pak Chong-ae melanjutkan pendidikan di Universitas di Moskow. Setelah tamat, ia bekerja di dinas rahasia Uni Soviet. Pada 1930, mungkin bersamaan dengan Yong-bom, Chong-ae disusupkan ke Korea.

Sejak Kongres Pertama (Agustus 1946) hingga Kongres Keempat (April 1961) KWP, nama Chong-ae selalu masuk 10 besar anggota CC paling berpengaruh. Pada pemilihan anggota CCl di Kongres III, nama Chong-ae bahkan berada di urutan keempat, di bawah Kim Il-sung, Kim Tu-bong, dan Choe Yong-gon. Tiga orang ini pernah menjadi Kepala Negara Korea Utara.

Sejumlah penulis menempatkan Pak Chong-ae sebagai anggota Faksi Domestik. Tetapi Yang (2019) memasukannya sebagai anggota Faksi Manchuria (Faksi Kim Il-sung). Mungkin karena, seperti ditulis Lankov, Pak Chong-ae adalah "one offKim Il Song's most reliable lieutenants."(2005, hal 51) Pak Chong-ae lah digunakan Kim Il-sung untuk menyerang lawan-lawannya dari Faksi Soviet dalam Sidang Pleno Komite Sentral.

Pak Chong-ae akhirnya disingkirkan Kim Il-sung pada Konferensi Kedua Partai Buruh Korea, Oktober 1966. Banyak yang menduga, Kim menanggap Pak ancaman bagi penokohan dirinya.

Baiklah. Kita cukupkan di sini pembahasan Bagian Ketiga. Pada Bagian Keempat, kita akan membahas pengaruh De-Stalinisasi yang dilancarkan Kruschev bagi perubahan Korea Utara menjadi negara Stalinis Independen. Sementara penyingkiran terahadap faksi-faksi lawan Kim Il-sung akan dibahas di Bagian Kelima.

Seperti biasa, bagian selanjutnya baru akan dibahas setelah bagian ini dibaca lebih dari 500 orang.***

Baca Serial Lengkap "Prediksi Keruntuhan Juche pasca-Kematian Kim Jong-un"

Bahan Bacaan:

  1. Bluth, Christoph. 2011. Crisis on the Korean Peninsula. Potomac Books, Inc.
  2. Ford, Glyn, and Soyoung Kwon. 2018. North Korea on the Brink: Struggle for Survival. London: Pluto Press.
  3. J. Kim, Ilpyong. 2003. Historical Dictionary of North Korea. The Scarecrow Press, Inc.
  4. Kleiner, Jurgen. 2001. Korea, a Century of Change. World Scientific.
  5. Lankov, Andre Nikolaevich. 2002. From Stalin to Kim Il Song: The Formation of North Korea, 1945-1960. C. Hurst & Co. Publishers.
  6. ---------. 2005. Crisis in North Korea: The Failure of De-Stalinization, 1956. University of Hawai'i Press.
  7. Yang, Sung Chul. 2019. The North And South Korean Political Systems: A Comparative Analysis. Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun