Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

4 Kali Remake, Apa Istimewanya The Call of the Wild?

18 Februari 2020   18:58 Diperbarui: 19 Februari 2020   04:42 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Call of the Wild [theilluminerdi.com]

Terry Notary yang memerankan Buck--CGI butuh pemeran manusia sebagai model gerak--mengatakan alasan kegembiraannya menerima peran itu. Menurutnya anjing adalah hewan yang selama ribuan tahun sangat connected dengan manusia, teman terbaik manusia. Tatapan mereka jujur menembus jiwa kita, tanpa rasa takut.

Samar-samar saya ingat, apakah Ayu Utami dalam Saman atau Dewi Lestari dalam Supernova yang pernah memuja anjing serupa itu? Saya setuju 100 persen.

Mungkin pula " The Call of the Wild" terletak pada kemampuannya memfasilitasi kita merefleksi diri, menemukan kesamaan karakter, hasrat, impian kita dalam diri Buck dan John Thronton. Darinya kita berkaca, menemukan diri kita, atau menemukan bayangan diri yang kita impikan, yang kita kejar dan belum mampu wujudkan.

"Saya pikir film ini punya banyak hal untuk dikatakan mengenai sifat-sifat manusia dan hewan," kata Harrisond Ford.

Terlepas dari kontennya yang inspiratif, "The Call of the Wild" bisa menjadi sebuah mahakarya karena dedikasi Jack London dalam berkarya. 

Menjadi penulis sejak sangat belia, pada usia 21 tahun Jack dalam kondisi sangat miskin sebab belum satupun karyanya yang diterima penerbit. Ia lantas memilih mengikuti rombongan penambang ke Klondike, Yukon. Di sana, tidak cuma bekerja menambang emas--hanya menghasilkan sedikit sekali--ia melakukan observasi bahan-bahan "The Call of the Wild."

"Di Klondike-lah aku menemukan diriku," kata Jack.

Perjalanan kepengarangan London juga inspiratif. Dalam lima tahun pertama menjadi penulis, Jack London berkali-kali mengalami penolakan dari penerbit. Ada 664 surat penolakan karyanya yang ia kumpulkan. Padahal bukan main-main usaha Jack. Dalam sehari ia bisa menulis selama 15 jam, lupa makan dan kurang tidur.

Rupanya dalam diri Jack mengalir keteguhan Buck. Oleh semangat pantang mundurnya menghadapi kerasnya alam (lingkungan pekerjaan), London akhirnya keluar sebagai pemenang. Ia menjadi pengarang dengan penghasilan terbesar di Amerika Serikat saat itu; menulis 50 judul buku laris; hingga akhirnya meninggal pada usia 40 tahun, seperti usia abadi Asraf Sinclair, kekasih Bunga Citra Lestari.

Luar biasa, Jack. Saya belum belum menulis satu bab pun novel tetapi sudah merasa tidak mungkin diterima penerbit dan khalayak. Saya butuh spirit Buck.

Bahan bacaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun