Di Pulau lain di NTT, tradisi menyembelih hewan kurban sebagai awal musim tanam telah ditinggalkan sejumlah komunitas. Bersamaan dengan itu, sebagai konsekuensi, berakhir pula tradisi gotong royong mempersiapkan lahan. Orang bertindak sendiri-sendiri mengurus kebunnya.Â
Demi mendapat bantuan, orang harus membayar buruh tani. Keluarga yang kesulitan uang tunai untuk membayar buruh tani terpaksa meninggalkan kampung halaman, meninggalkan kebun merana tak terurus, merantau menjadi buruh tani di pedalaman rimba sawit di Kalimantan pun Malaysia yang jauh.
Begitu banyak kerugian yang kita alami ketika kebudayaan dipandang secara salah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!