Seandainya saja aku tak mengenal lebih, mungkin kali ini aku tak jatuh untuk kesekian kalinya. Seandainya saja aku mendengarkan apa yang mereka katakan, mungkin ada benarnya walau satu atau dua kata. Seandainya saja dari awal aku tak gegabah dalam mengambil langkah. Seandainya saja?
Berandai-andai, mengingat hal yang telah lalu. Terlalu menekan bahwasannya yang telah diambil selalu saja salah. Iya memang pada awalnya salah, terlalu gegabah. Terlalu yakin apa yang ada dalam hati maupun benak tanpa memikirkan ribuan kali. Iya mungkin itulah yang terlintas dalam pertanyaan diri sendiri. Tapi siapa sangka. Semua terjadi begitu saja, dan ia juga tak memahami akan suasana benar-benar menjadi serumit ini. Semua yang telah ia rapal, harus ia capai secara perlahan. Baik rasa maupun mimpi.
Maunya untuk menyudahi semua yang ada, menyibukkan diri atau apa. Sebisa mungkin, agar rasa itu benar-benar tidak hadir dalam kesekian kalinya. Namun yang terjadi, memaksakan hal yang sudah harusnya terjadi malah menjadi terus menerus mengingat. Semakin di lupa dirasa semakin ingin di ingat. Semesta adil pada setiap umatnya, hanya saja mereka masih saja mengkotak-kotakan perihal ini itu. Meski terkadang membuat muak, tetap saja harus siap hati maupun pikiran. Semua terkadang tetang apa yang tidak kita miliki, kekurangan. Iya kurasa terkadang, hal yang biasa di lihat dari awal. Entah apapun itu tetap saja percaya dengan diri sendiri. Jangan selalu menyalahkan perihal esok, semesta, mimpi, dan dirimu.
untuk kesekian kalinya, berhenti menyalahkan diri sendiri. Berandai-andai pun hanya membuang waktu bukan? Lebih baik mulai melangkah. Untuk pencapaian selanjutnya yang sudah ada dalam catatan semesta meski kita tau hanya abu-abu. Selain usaha, doa kau juga perlu bersabar untuk melewati kejutan apapun yang hadir. Kadang memang bentala suka tak mengira, tak ada yang berat. Kau di beri karena semesta mampu, dan melihat kau begitu kuat untuk bertahan. Tetap semangat, langit tak ingin kau berduka saat ini. Dan jangan lupakan satu hal pesan yang ada yakni bersyukur.