7. Saya memberikan hukuman yang wajar kepada siswa, msalnya tidak mengerjakan tugas. Hukuman saya berikan bukan karena saya tak punya hati atau tak punya belas kasih, tapi dengan hukuman saya hendak melatih mereka untuk mengakui kesalahannya dan tidak mengulangi kesalahn yang sama.
8. Saya melarang anak-anak ketika melakukan hal-hal yang kurang baik seperti membuat gab atau kelompok. Hal ini saya larang bukan berarti saya tidak mengerti kesenagan siswa tapi mereka perlu dilatih bagaimana cara berteman kepada semua orang.Â
Nah, begitulah perjuangan saya menjadi seorang guru. Melatih anak-anak sampai paham bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi seorang guru pasti mencari berbagai strategi bagaimana anak-anaknya menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter baik dan berahlak mulia.Â
Barangkali kita kurang mampu menerima cara seorang guru untuk mendidik anak-anak , untuk itu marilah kita pahami dan mengerti perjuangan seorang guru mendidik anak-anak kita. Dengan segala upaya yang dilakukannya, masih pantaskah kita membenci sosok seorang guru ? Saya pikir hal ini sungguh tidak pantas untuk kita lakukan sebab masa depan anak-anak kita bukan berada ditangan kita sepenuhnya tapi juga berada ditangan guru.
Kita mau anak-anak kita menjadi orang yang baik mari kita membiarkan mereka dibentuk oleh berbagai pihak entah itu guru, masyarakat dan keluarga. Percayalah, guru tidak akan pernah memberikan ajaran sesat kepada anak-anak kita sebab Yesus sang gur menjadi teladan bagi para guru dalam hal melayani.
semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI