Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pantaskah Kita Membenci Seorang Guru?

29 Juni 2022   11:42 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:52 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang paling menyenangkan. Guru adalah suatu pekerjaan yang pantas untuk dibanggakan karena setiap orang wajib bertemu dengan sosok guru dalam hidupnya. Guru menghasilkan banyak orang hebat. Nah, teman-teman dalam waktu dekat saya akan menyelesaikan studi saya dan kelak saya akan menjadi seorang guru harapannya menjadi seorang guru yang profesional, hehehe. Sebelum saya duduk dibangku perkuliahan saya sudah bergelut didalam dunia pendidikan dan sudah pernah menjadi seorang guru.

Selama dibangku perkuliahan juga selama mengajar pada masanya saya menemukan hal yang sama bahwasanya kehadiran guru sering dibenci oleh murid maupun orangtua. Seorang guru terkadang dinilai sesuka hati oleh orang-orang disekitarnya. Mari sejenak kita berpikir tentang tugas dan tanggungjawab mereka. Setiap hari dalam kurun waktu 7-8 jam bahkan lebih seorang guru mendampingi murid sekitar 30 orang dan bagaimana hasilnya ? Sedangkan orangtua mengasuh 2 atau 3 anak dalam sehari sudah mengeluh. Nah, guru itu juga manusia biasa teman- teman yang kadang bisa marah,bisa kecewa bisa menjerit juga. So, bagaimana harusnya kita bersikap terhadap sosok guru ? Pantaslah kita bersyukur bahwa masih banyak orang yang mau menjadi guru yang secara otomatis kita tugaskan untuk melatih anak-anak kita dalam banyak hal.

Suatu hari dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, saya mencoba merefleksikan apa yang saya lakukan bahwa apa yang lakukan terhadap siswa  bukan semata-mata karena rasa benci atau tidak suka tapi begitulah cara saya memperkenalkan beberapa attitude kepada siswa dengan harapan mereka dapat menerapkan serta memiliki sikap tersebut dalam diri mereka.

Nah, mari kita simak satu persatu..

1. Saya selalu menyarankan kepada siswa bahwa seiap kali bertemu dengan guru berilah salam, sapa dan senyum. Hal ini saya lakukan bukan semata-mata karena saya atau guru yang lain haus akan rasa hormat tetapi saya sedang melatih siswa agar tahu cara menghormati atau menghargai.

2. Setiap kali mengajar tentu saya akan mengajak anak-anak untuk konsentrasi atau fokus pada apa yang sedang saya ajarkan. Hal ini saya lakukan bukan semata-mata karena saya ingin diperhatikan atau menjadi pusat perhatian mereka tetapi saya sedang melatih mereka untuk belajar mendengarkan dengan baik.

3. Saya memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, bkan karena saya mals mengajar ataupun menambah beban pekerjaan anak-anak tetapi saya ingin melatih anak untuk belajar bertanggungjawab atas tugas-tugasnya. Bukan hanya itu PR akan membantu mereka untuk mengisi waktu luang dengan sesuatu yang berkualitas.

4. Saya memberikan teguran kepada murid yang menyontek pada saat ujian bukan maksud hati untuk menyakiti anak-anak tapi saya sedang melatih mereka untuk besikap jujur. 

5. Saya membuat team anak -anak dalam  scedule kebersihan dikelas ataupun dihalaman sekolah dan meminta mereka cepat datang kesekolah. Hal ini saya lakukan bukan semata-mata karena seenaknya saya memerintah tetapi saya sedang melatih siswa untuk disiplin dan tekun.

6. Terkadang saya membentak anak-anak karena siswa kurang memperhatikan ataupun tidak mengindahkan nasehat saya. Saya membentak ataupun suara saya bernada tinggi bukan karena saya benci terhadap mereka tapi saya perlu menyadarkan mereka akan kesalahan mereka. Karena bagi saya , ketika anak-anak tahu kesalahannya dan minta maaf pada saat itu saya sedang melatih mereka bagaimana belajar untuk rendah hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun