Mohon tunggu...
tika habeahan
tika habeahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kata Maaf Harus Ringan di Lidah Kita

18 Januari 2022   14:10 Diperbarui: 21 Januari 2022   14:15 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi meminta maaf. (sumber: pixabay.com/alexas_fotos)

Nah, teman-teman kita semua pernah mengalami hal yang sama, yakni memberi maaf dan minta maaf. Bagi saya beban untuk memberi maaf dan minta maafitu hampir sama. Taruhannya adalah harga diri. 

Hal ini tak perlu disangkal karena ini realita. Saya sendiri juga demikian terkadang enggan untuk memberi maaf juga enggan untuk minta maaf. 

Karena bagi saya ketika saya lihai dalam memberi maaf atau seperti kata Ibu saya ketika kata maaf itu ringan di lidah saya rasanya orang lain mempermainkan saya. 

Sebaliknya ketika kata maaf itu ringan dilidah saya untuk minta maaf rasanya harga diri ini turun apalagi kalau saya tidak berada diposisi yang salah. Rugi rasanya.

Akan tetapi hal ini adalah konsep pemikiran yang egois. Saya merasa bahwa pada saat itu saya hanya mementingkan ego saya sendiri. 

Namun kata-kata ibu telah membuka mata hati saya bahwa titik tertinggi dari kata maaf adalah perdamaian. Apa yang saya pikirkan tentang kata maaf sebelumnya adalah hal yang keliru. 

Harga diri tidak akan pernah menjadi rendah hanya dikarenakan oleh permintaan maaf dan orang lain tidak akan pernah bisa mempermainkan saya hanya karena kata maaf ringan dilidah saya. Ibu saya berkisah bahwa hanya karena kata maaf ringan dilidahnya maka ia tetap sehat dan gembira hingga pada saat ini. Sebab ketika kata maaf ringan dilidah berkat Tuhan juga turut melimpah atas hidup.

Setelah saya bermenung, benar apa yang dikatakan oleh ibu saya. Bahwa kata maaf harus ringan dilidahku. Saya tidak akan pernah dirugikan ketika saya berani minta maaf atau memberi maaf. 

Titik tertinggi dari kata maaf ialah perdamaian. Memaafkan bisa membuat hatiku lebih bebas, lebih plong, lebih tenang dari sebuah luka di masa lalu,  hari ini dan juga esok. 

Memaafkan atau minta maaf adalah salah satu cara yang paling jitu untuk melepaskan diri dari segala belenggu. 

Meskipun saya tiap kali mohon ampun atau mohon maaf kepada Dia sang pemberi hidup tetapi saya sulit melakukannya terhadap sesama itu artinya saya menipu diri sendiri. Idealnya apa yang saya mohonkan kepada Tuhan itu jugalah yang saya upayakan terhadap sesama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun