Pernahkah kalian memikirkan sesuatu secara berlebihan? Berlebihan atau terlalu mempersulit hal-hal yang mudah padahal hal sepele, tapi malah dibuat menjadi besar.
Saya pernah mengalami hal yang demikian. Ketika menghadapi satu masalah rasanya saya tidak sanggup, walaupun sebenarnya masalah itu adalah hal sepele dan tidak terlalu berpengaruh terhadap orang lain. Ini hanyalah soal rasa. Akan tetapi, selama permasalahan itu terjadi, saya banyak berasumsi atau prediksi tentang orang lain.
Saya mulai sibuk membaca yang tidak tertulis. Mungkin begitu mungkin begini. Pemikiran yang seperti ini membuat saya ragu hingga membuat saya tidak sanggup membuat keputusan atas sesuatu.
Saya banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan hal yang tidak begitu penting. Hal ini tanpa saya sadari, saya sendiri sudah memenjarakan diri, melukai diri dengan cara menghukum diri tanpa sebab. Sedikit ribet ya, tapi kenyataan seperti ini, toh tidak bisa dihindari.Â
Pengalaman saya ini hanyalah sebuah contoh kecil bahwasanya ada kecenderungan dalam diri untuk mempersulit situasi.Â
Sering sibuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak berguna. Bagi saya, sikap seperti ini adalah salah satu cara untuk membuat diri semakin kerdil.
Tak heran apabila sikap overthinking ini jika dipelihara, maka akan semakin mmebuat diri kehilangan bentuk aslinya.Â
Saya sempat berpikir begini, sikap overthinking itu sebenarnya positif karena ditujukan kepada mereka yang pemikir.Â
Pemikir dalam artian tegolong orang yang cerdas, bijaksana dan mampu berempati. Namun, kejadian yang saya alami mengatakan bahwa overthinking itu bermakna negatif. Negatif karena asosiasinya lebih mengarah pada keburukan sikap seseorang.
Seseorang dikatakan overthinking juga karena ketidakmampuan untuk mengatur pikiran, serta hati dan pikiran yang tidak dapat berjalan bersama.Â