Keluarkan hal-hal yang sesak di dada pada orang yang kita percaya, pada orang yang kita yakin akan menerima kita apa adanya dan tidak menghakimi kita dengan semena-mena.Â
Sebab, penerimaan dari orang lain dapat membantu kita untuk lebih mudah menerima diri sendiri. Jangan cerita pada orang yang "ember", nanti cerita kita malah keumbar ke mana-mana dan menjadi sampah. Hehehehe
Dalam keadaan yang masih labil, jika kita memang belum benar-benar baik-baik saja, kesendirian hanya akan membuat diri menjadi overthinking, alhasil berimajinasi yang berlebihan, dan membuat berbagai kemungkinan.
Akan sangat bahaya jika malah justru menikmati sedih dan tangis itu berlama-lama hingga menjadi mellow, kemudian jadi keseringan mendengar lagu-lagu sedih semacam Pilu Membiru dari Kunto Aji, ataupun Pamit dari Tulus yang dirasa mewakili perasaan kita. Â Tolong, jangan lakukan itu!
Tidak perlu juga selalu berusaha berada di dalam sebuah pergaulan yang ramai, dan tampak bercengkrama dengan kebahagiaan berlebih seperti upload Instagram Story.Â
Hal selanjutnya yang dapat kita lakukan ialah bukan untuk menghindari atau mengabaikan masalah yang sedang kita alami.Â
Namun, lakukan ke sesuatu yang lebih energik, misalnya nulis di Kompasiana ataupun melakukan hal lain yang lebih bermanfaat. Yang dituntut dari kita saat dalam situasi seperti ini adalah kemauan untuk berusaha.Â
Usahakan perlahan-lahan agar kita bisa menyelesaikan permasalahanmu itu, bukan menghindarinya. Berdoa serta jangan abai pada sang pencipta.
Jika kamu berupaya keras supaya yang ganjal di hati dapat selesai, selanjutnya mintalah supaya semua permasalahanmu dapat dimudahkan, niscaya hatimu pun akan terasa dilapangkan. Amiinn!
Semoga bermanfaat