Mohon tunggu...
Tika YuliaDamayanti
Tika YuliaDamayanti Mohon Tunggu... Novelis - Bismillahorrahmanirrahim

:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keinginan Bundaku

1 Maret 2020   21:31 Diperbarui: 1 Maret 2020   21:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku menunduk sambil menutup mukaku tiba-tiba ada yang memelukku, ini wangi bunda kenapa ia memelukku aku takut sungguh takut saat ini. Namun bunda pun berkata "Selamat sayang, ayo kita rayakan bersama keluarga besar kita di rumah, nanti bunda buat syukuran" dari perkataan bunda itu dapat ku simpulkan bahwa aku lolos dan resmi menjadi calon mahasiswa STAN, senang bahkan sangat senang rasanya detik ini sedang musim semi di Indonesia di mana bunga-bunga sedang berjatuhan. Malam hari pun tiba perkataan bunda tentang syukuran memang benar-benar keluarga besarku laksanakan ditambah dengan keluarga dari Vazza dan Al. Satu persatu orang memberikan ucapan selamat serta do'a untukku sungguh bahagia aku mempunyai orang-orang seperti mereka semua, tanpa do'a dan dukungan keluarga besar dan para sahabat aku tidak akan menjadi aku yang seperti ini. Akan aku buktikan bahwa do'a dan dukungan mereka tidak akan sia-sia, akan aku balas dengan kesuksesanku di masa depan. Hari dimana keberangkatanku ke kampus tercinta pun datang. Ayah,bunda, Vazza, dan Al pun mengantarkanku ke bandara. Aku melihat wajah yang tak merelakan aku pergi "Bunda tolong jangan memasang wajah seperti itu" ucapku pada bunda sambil memeluknya. "Aku akan bersekolah disana dan akan menjadi orang yang membanggakan bunda dan ayah di masa depan, tolong tersenyumlah agar tidak berat bagiku untuk melangkah menggapai keinginanmu dan masa depanku" ucapku lagi sambil sedikit terisak. Aku tau bunda tak mampu berkata karena ia hanya mengusap-usap kepalaku dan mencium keningku. Aku akan merindukan momen ini bunda, tunggu aku sukses.

Aku pun berjalan masuk menuju bandara dan segera terbang menuju Jakarta. 3 tahun telah berlalu, tugas demi tugas telah aku selesaikan. Ancaman 6 kali DO telah aku lalui, event-event telah aku ikuti. Inilah saatnya aku bekerja dan membiarkan bunda dan ayah beristirahat menikmati jerih payahnya membiayai pendidikanku. Hari kelulusanku sudah didepan mata, hari ini hari dimana namaku mendapat gelar menjadi Chalondra Calya Grizelle A.Md. lulusan perpajakan. Namun ada satu hal yang membuatku gelisah dihari kelulusanku ini, dimana ayah dan bunda saat ini? ingatkah mereka jika hari ini adalah hari kelulusanku? Apa yang terjadi pada mereka? Mengapa mereka saat ini belum datang juga padahal pembukaan akan segera dimulai? Dan banyak hal lainnya yang aku pikirkan.

Hingga pada akhirnya acara kelulusan pun dimulai sambutan demi sambutan telah tersampaikan hingga pada akhirnya pengumuman wisudawan dan wisudawati terbaik pun dimulai. Aku sangat terkejut ketika MC memanggil namaku sebagai wisudawati terbaik tahun ini, memang aku bahagia tapi akan lebih bahagia jika bunda dan ayah mendengar bahwa anaknya menjadi wisudawati akupun sedikit menunduk untuk menyembunyikan kesedihanku. Aku dan wisudawan terbaik telah berdiri di depan para hadirin, tiba-tiba mc yang menyadari ekspresiku yang antara bahagia dan sedih yang dicampur aduk pun bertanya padaku "Chalondra mengapa kamu sedih?". Aku pun terkejut dan segera menyunggingkan senyuman yang lebar lalu berkata "Aku sedih bukan karena aku menjadi wisudawati terbaik, malah aku senang aku menjadi wisudawati terbaik.

Tapi aku sedih karena ayah dan bundaku tidak bisa menyaksikan bahwa anaknya dinobatkan sebagai wisudawati terbaik, bahkan dihari kelulusan ini mereka tidak hadir" ucapku sambil tersenyum walau air mata seperti tak bisa ku bendung lagi. Tes tetesan air mata yang jatuh pun segera aku lap karena aku tidak mau mereka khawatir tentangku. Hingga pada akhirnya MC berkata "Lalu siapakan yang ada dibelakangmu itu chalondra?" aku terkejut sambil berpikir "Ada apa di belakang tubuhku?". Lalu aku pun memutar tubuhku 180o, sungguh terkejutnya aku ketika melihat ayah,bunda, Vazza dan Al. Apa ini? mereka merencanakannya?. "Bunda ayah kenapa datang terlambat? Apakah kalian tau aku sangat sedih jika dihari kelulusanku tidak ditemani bunda dan ayah?" kataku sambil memeluk bunda. "Kami tidak telat aca, kami memang merencanakan ini" ucap bunda padaku.

Ketika aku, bunda, ayah, Vazza, dan Al sedang asik bercerita di sebuah meja tiba-tiba rektorku datang dan memberikan 2 buah amplop. Amplop pertama adalah amplop dari kementrian dan amplop kedua adalah amplop dari oxford univercity. Aku pun bertanya "Ini untuk apa prof?". Lalu rektorku menjawab "Pilihlah apakah kamu ingin melanjutkan pendidikan atau kamu ingin langsung bekerja, pilih salah satu dari 2 amplop itu". Tanpa ragu aku memilih melanjutkan pendidikanku dan menyerahkan kembali amplop dari kementrian itu. Aku pun segera mendekati ayah dan bunda sambil berkata "Ayah,bunda izinkan anakmu ini melanjutkan pendidikannya". Ayah dan bunda pun tersenyum sambil mengangguk sebagai tanda menyetujui keinginanku. Akupun memeluk bunda lalu memeluk ayah, "Jangan berhenti belajar, teruslah cari ilmu sebanyak-banyaknya". Ucapan ayahku itu selalu terngiang-ngiang dan menjadi motivasi ketika aku sudah menjadi mahasiswa di Oxford Univercity pada saat ini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun