Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketinggian “Cinta” Wanita (Kisah Sufistik)

23 April 2015   19:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:45 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebelum aku pergi, sudikah saudaraku berbagi cerita sedikit. Mengapa saudaraku mulai tadi hanya duduk diam, berhadap-hadap, beradu sudut…?”.

“Kalau tentang itu, akan aku jawab…”.

Sufi perempuna semakin menunduk, menetes air matanya…

“Ia, aku ingin mendengarnya..”, sergah Malik bin Dinar penuh kegirangan.

“Aku dan perempuan yang ada dihadapanku ini adalah ipar. Suaminya dan istriku sudah lama meninggal…”, bisiknya melirih.

“Terus…”, cetus Malik bin Dinar, semakin penasaran.

“Aku sangat mencintai istriku, karena Allah swt. Iparku inipun amat mencintai suaminya, juga karena Allah swt. Maka kami buktikan cinta karena Allah swt. ini dengan saling berdzikir, dan akan terus sampai akhir hayat kami, sebagai rasa syukur atas cinta ini. Karena kami telah menemukan cinta sejati karena Allah swt…”.

Lunglailah Malik bin Dinar, dengan tenaga seadanya ia meninggalkan keduanya dengan tiada hentinya bertasbih kepada Allah swt.

Catatan :
(Kisah ini mengambil referensi dari buku Kasyful Mahjub dan tulisan-tulisan yang setema, dengan sedikit penambahan dari penulis dengan tidak mengurangi konten cerita yang ada. Jika ada beberapa hal yang terlewatkan, atau yang berlebihan, itu murni atas kekhilafan penulis, maka mohon koreksi adanya. Niatan yang ada untuk mengkisahkan kisah ini adalah betapa cinta karena Allah swt. mampu menghadirkan kenikmatan sepanjang hayat. Wallahu’alam bisshawab…)

Kertonegoro, 21 April 2015
Salam,

Berangkat Dari Hati Untuk Menumbuhkan Energi Positif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun