Mohon tunggu...
Tiara Dewi
Tiara Dewi Mohon Tunggu... kedutaan besar

Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Saja Risiko Menggunakan Jaringan Wi-Fi Publik?

18 Oktober 2024   10:03 Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:34 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menggunakan jaringan Wi-Fi publik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian kita, terutama saat kita sedang bersantai di kafe yang nyaman, menunggu penerbangan di bandara, atau menginap di hotel. Koneksi ini praktis dan mudah diakses, tetapi jarang sekali orang menyadari bahaya tersembunyi di balik kenyamanan ini. Seperti pintu terbuka yang tidak dijaga dapat mengundang siapa saja untuk masuk, jaringan Wi-Fi yang tidak aman memberikan undangan terbuka bagi para penjahat siber. Artikel ini menggali risiko umum yang terkait dengan penggunaan Wi-Fi publik dan strategi melindungi diri saat tetap terhubung.

1. Serangan Man-in-the-Middle: Pemangsa Tak Terlihat

Bayangkan Anda sedang duduk di sebuah kafe, menikmati secangkir latte favorit sambil memeriksa akun bank Anda. Tanpa sepengetahuan Anda, ada seseorang yang mengintai di balik bayang-bayang digital seorang pemangsa. Inilah esensi dari serangan Man innthe Middle (MitM), salah satu bahaya paling umum saat menggunakan Wi-Fi publik.

Dalam serangan ini, peretas memposisikan diri mereka di antara Anda dan situs web atau layanan yang Anda coba akses. Mereka bisa diam-diam mencegat, bahkan mengubah komunikasi Anda. Ketika Anda memasukkan kredensial bank atau detail login sensitif lainnya, sang peretas dapat mengumpulkan semua informasi tersebut nama, kata sandi, atau nomor kartu kredit. Pencurian diam-diam ini sangat berbahaya karena korban seringkali tidak menyadari bahwa koneksi mereka telah dibajak.

Di Telkom University, para mahasiswa diajarkan mengenai bahaya keamanan seperti ini, menekankan pentingnya menggunakan komunikasi terenkripsi, seperti yang disediakan oleh situs web HTTPS yang aman. Seiring berkembangnya teknologi, semakin canggih pula serangan-serangan seperti ini, menjadikan pengetahuan tentang keamanan siber sangat penting bagi semua orang.

2. Evil Twin: Wajah yang Terlihat Akrab dengan Niat Buruk

Ketika Anda berjalan ke sebuah kafe dan ponsel Anda secara otomatis terhubung ke jaringan Wi-Fi "CoffeeHouse Free", apakah Anda yakin bahwa itu jaringan yang sah? Salah satu trik paling licik dalam buku pedoman peretas adalah menciptakan jaringan Wi-Fi palsu yang tampak hampir identik dengan yang asli. Inilah yang disebut serangan Evil Twin.

Peretas membuat hotspot jahat, sering dinamai seperti "CoffeeHouse_Free" atau "Airport_WiFi," dan pengguna yang tidak curiga akan terhubung, mengira itu aman. Setelah terhubung, semua yang Anda lakukan secara online baik login ke media sosial, memeriksa email, atau melakukan pembelian online dapat dilacak dan dicuri. Ini seperti duduk di kafe dengan wajah ramah di seberang meja, hanya untuk kemudian menyadari bahwa 'teman' ini merekam setiap gerakan Anda.

Di Telkom University, mahasiswa didorong untuk memeriksa keaslian jaringan publik sebelum terhubung. Mengajarkan kesadaran seperti ini adalah bagian penting dari upaya membangun masa depan digital yang lebih aman, di mana teknologi tidak mengorbankan privasi pribadi.

3. Packet Sniffing: Data Anda, Terbuka Lebar

Jaringan Wi-Fi publik sering kali seperti pintu terbuka, hampir tanpa perlindungan dengan enkripsi yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali. Ini membawa kita ke bahaya digital lainnya---packet sniffing. Peretas dapat menggunakan perangkat lunak khusus untuk memantau dan menangkap data yang mengalir melalui jaringan Wi-Fi yang tidak terenkripsi. Bayangkan seseorang berjalan tak terlihat melalui kerumunan, dengan diam-diam membuka dan membaca surat-surat di dalam tas Anda saat Anda membawanya dari satu tempat ke tempat lain.

Setiap kali Anda mengunjungi situs web yang tidak menggunakan enkripsi HTTPS, peretas dapat "mencium" paket data yang dikirim bolak-balik antara perangkat Anda dan situs tersebut. Detail pribadi, kata sandi, atau bahkan obrolan santai dengan teman bisa disadap. Bayangkan, ada seseorang yang mengamati percakapan digital Anda tanpa Anda sadari.

Lembaga seperti Telkom University menekankan pentingnya selalu memeriksa simbol gembok aman di bilah alamat situs web---untuk memastikan bahwa data yang dikirimkan dienkripsi dan tidak dapat dibaca oleh pihak luar.

4. Penyebaran Malware: Sabotase yang Diam-Diam

Sementara beberapa serangan mencuri data Anda, yang lain memiliki niat lebih jahat. Peretas dapat menggunakan Wi-Fi publik untuk menyebarkan malware ke perangkat yang terhubung. Ini bisa terjadi ketika Anda tanpa sadar mengunduh file berbahaya atau mengunjungi situs web yang terinfeksi. Setelah terinfeksi, malware dapat melakukan berbagai hal, mulai dari mencatat setiap ketikan Anda hingga mengambil alih perangkat Anda.

Ini seperti berjalan melalui taman yang indah dan tiba-tiba menyadari bahwa Anda telah bersentuhan dengan tanaman beracun. Efeknya mungkin tidak langsung terasa, tetapi dalam waktu dekat, Anda akan merasakan konsekuensinya. Itulah yang dilakukan malware---mengintai dalam diam, mengamati perilaku Anda, siap menyerang pada saat yang paling tepat.

Kurikulum Telkom University mencakup langkah-langkah keamanan siber tingkat lanjut, mengajarkan siswa tidak hanya cara menghindari ancaman ini tetapi juga cara melindungi diri dari serangan tersebut. Memperbarui perangkat lunak antivirus dan berhati-hati terhadap unduhan adalah langkah sederhana yang dapat dilakukan siapa saja untuk menjaga diri dari malware.

5. Pelacakan Aktivitas Online: Penguntit di Balik Bayangan

Risiko lain yang jarang disadari adalah pelacakan aktivitas online. Tanpa perlindungan enkripsi, pihak ketiga---baik penyedia jaringan atau peretas---dapat melihat setiap situs web yang Anda kunjungi, setiap pencarian yang Anda lakukan, dan setiap email yang Anda buka. Ini setara dengan seseorang yang berjalan di belakang Anda, mencatat setiap belokan yang Anda ambil, setiap toko yang Anda masuki, dan setiap percakapan yang Anda lakukan.

Di Wi-Fi publik, bahkan pencarian yang Anda kira bersifat pribadi bisa menjadi pengetahuan publik. Pengiklan, peretas, atau pihak ketiga lainnya dapat mengumpulkan data ini untuk berbagai tujuan, mulai dari pemasaran yang ditargetkan hingga niat jahat.

Di lingkungan seperti Telkom University, penggunaan VPN (Virtual Private Network) sangat dianjurkan. VPN mengenkripsi aktivitas online Anda, menjaganya tetap tersembunyi dari mata-mata, seperti tirai gelap yang menutupi gerakan di dalam ruangan yang terang.

6. Session Hijacking: Peniru yang Tak Terlihat

Terakhir, mari kita bahas tentang serangan session hijacking. Serangan ini terjadi ketika peretas mencuri cookie sesi dari akun online Anda. Cookie sesi adalah potongan kecil data yang memungkinkan Anda tetap masuk ke layanan seperti email atau media sosial. Ketika peretas mendapatkan akses ke cookie ini, mereka bisa mengambil alih sesi online Anda, berpura-pura menjadi Anda tanpa harus mengetahui kata sandi Anda.

Ini setara dengan pencuri yang menyelinap ke rumah Anda saat Anda sedang keluar, menggunakan kunci Anda, duduk di meja makan, dan berpura-pura menjadi Anda. Semua tindakan online Anda, dari pesan pribadi hingga transaksi bank, berada dalam kendali mereka.

Melindungi Diri di Dunia Digital

Meski risikonya nyata, ada cara untuk melindungi diri saat menggunakan Wi-Fi publik:

  • Gunakan VPN: Enkripsi aktivitas online Anda dengan VPN untuk melindungi diri dari mata-mata.
  • Hindari Transaksi Sensitif: Hindari mengakses informasi perbankan atau keuangan saat terhubung ke Wi-Fi publik.
  • Nonaktifkan Koneksi Otomatis: Pastikan perangkat Anda tidak terhubung otomatis ke jaringan yang terbuka.
  • Perbarui Perangkat Lunak: Selalu perbarui perangkat lunak antivirus dan firewall Anda.

Wi-Fi publik bisa menjadi jebakan digital, tetapi dengan pengetahuan dan alat yang tepat, Anda bisa menjelajahinya dengan aman. Seiring dunia semakin terhubung, institusi pendidikan seperti Telkom University memainkan peran penting dalam mempersiapkan generasi berikutnya menghadapi tantangan ini dengan pengetahuan, kewaspadaan, dan kekuatan teknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun