Mohon tunggu...
Tiara Nisrina Nyweda Putri
Tiara Nisrina Nyweda Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

A part-time dreamer and a full-time believer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lahirnya Aisyiyah, Organisasi Otonom bagi Wanita dari Persyarikatan Muhammadiyah

22 November 2020   16:04 Diperbarui: 22 November 2020   16:31 3535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aisyiyah merupakan organisasi otonom bagi wanita Muhammadiyah yang dibentuk oleh Siti Walidah atau yang biasa dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan suaminya, Kiai Haji Ahmad Dahlan. Aisyiyah didirikan pada tanggal 19 Mei 1917 (27 Rajab 1335 H) di Yogyakarta. Organisasi ini terbentuk di waktu yang bersamaan dengan peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab 1335 H. Tujuan dibentuknya organisasi ini yaitu sebagai wadah pergerakan bagi kaum wanita Muhammadiyah.

Pada awalnya, organisasi ini memiliki nama Sopo Tresno, yang memiliki makna literal 'siapa suka atau siapa cinta'. Lahirnya Sopo Tresno digagasi oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan bersama istrinya, Nyai Ahmad Dahlan. Pada waktu itu, Sopo Tresno belum menjadi organisasi, hanya suatu forum pengajian untuk wanita, baik tua maupun muda.

Mari kita simak bagaimana awal mula lahirnya Aisyiyah di bawah ini.

Awal Didirikannya Aisyiyah

Sopo Tresno merupakan kelompok pengajian yang dibentuk oleh Nyai Ahmad Dahlan bersama suaminya, KH Ahmad Dahlan. Untuk mengubah Sopo Tresno menjadi organisasi yang konkret, pembentukan organisasi perempuan Muhammadiyah ini diawali dengan adanya rapat yang dilaksanakan di kediaman Kiai Haji Ahmad Dahlan pada tahun 1917. Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa pengurus Muhammadiyah antara lain KH Fachrudin, KH Mochtar, Ki Bagus Hadikusumo serta pengurus Muhammadiyah lainnya. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa organisasi tersebut akan dibentuk dengan nama Aisyiyah, atas usul Haji Fachrudin.

Dikutip dari m.muhammadiyah.or.id, pada awalnya muncul usulan nama "Fatimah" untuk organisasi perkumpulan kaum wanita Muhammadiyah itu, tetapi usulan nama tersebut tidak diterima oleh beberapa anggota rapat. Lalu, KH Fachrudin mengusulkan nama "Aisyiyah" yang kemudian disepakati dalam rapat tersebut.

Mengapa Dinamakan Aisyiyah?

Berdasarkan yang dikutip dari aisyiyah.or.id, nama Aisyiyah terinspirasi dari nama istri Nabi Muhammad SAW, yaitu Aisyah yang dikenal cerdas dan mumpuni. Muhammadiyah memiliki arti pengikut Nabi Muhammad, sedangkan Aisyiyah memiliki arti pengikut Aisyah. Keduanya merupakan pasangan serasi dalam berdakwah, seperti figur Muhammad dan Aisyah, bahwa Aisyiyah akan berjuang berdampingan bersama Muhammadiyah.

Organisasi Aisyiyah diresmikan pada 22 April 1917, yang dikepalai oleh Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah. Lalu lima tahun kemudian, organisasi ini ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah, organisasi yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan.

Aisyiyah, Gerakan Amal yang Membuahkan Hasil Nyata

Setelah pondasi Aisyiyah terbentuk, Nyai Ahmad Dahlan dengan giat melayani dan memberi pendidikan untuk masyarakat dengan melakukan pembangunan sekolah-sekolah putri dan asrama, serta menginisiasi program pendidikan Islam bagi perempuan melalui organisasi Aisyiyah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun