Mohon tunggu...
Tiara PuspaRamadanti
Tiara PuspaRamadanti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Antropologi Budaya UGM

All I'm doing is giving my dream a chance

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Jadinya jika Muatan Lokal Diganti dengan Pendidikan Seks

9 Desember 2020   17:46 Diperbarui: 10 Desember 2020   05:16 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Wokandapix dari Pixabay

Justru hal ini saya rasa akan membuat peserta didik merasa terintimidasi dan masuk ke dalam ruang canggung dan cemas tadi dan justru menjadi rantai yang tak terputus. 

Jelaskan bahwa seks adalah gairah alami biologis yang dimiliki semua orang, bahas mengenai masalah pemilihan pasangan, penggunaan kontrasepsi, dan kesehatan reproduksi, jangan terburu-buru menyebut variable 'dosa' dan 'penyakit'. 

Satu hal penting yang perlu diingat, tabu itu tidak ada, tabu hanya menjadi alasan, tameng, atau benteng 'peyok' bagi kita yang tidak mau berusaha untuk menjadi pendidik yang baik, pun, pemerintah, guru, dan orang tua.

Sekali lagi, tulisan ini tidak berupaya mendiskreditkan bahasa daerah sebagai muatan lokal mata pelajaran pendidikan di Indonesia, saya hanya ingin menyadarkan pemerintah, tenaga didik dan orang tua bahwa ada yang jauh lebih penting dari pada mendapat nilai 90 dalam mata pelajaran muatan lokal Bahasa Sunda atau Jawa, yaitu pendidikan seksual. Kita tidak harus bisa berbicara bahasa daerah, asalkan kita bisa bahasa pendidikan. 

Saya percaya bahwa kebenaran yang kita miliki saat ini bagaikan setetes air di samudra, tapi paling tidak dengan menyadari pentingnya pendidikan seks bagi dunia pendidikan hari ini, kita sudah berupaya mengumpulkan tetesan air lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun