Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF JEMBER 138
KKN KOLABORATIF JEMBER 138 Mohon Tunggu... Mahasiswa KKN Kolaboratif Jember 2025 di Desa Manggisan.

Mahasiswa KKN Kolaboratif Jember 2025 di Desa Manggisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting, Mahasiswa KKN Kolaboratif138 Kenalkan Puding Daun Kelor sebagai Makanan Tambahan di Desa Manggisan

1 Agustus 2025   18:25 Diperbarui: 1 Agustus 2025   18:25 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Tamu Undangan & warga dengan anak stunting (Dokumentasi : KKN Kolaboratif 138 Manggisan)

MANGGISAN, JEMBER -- Dalam rangka mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif Posko 138 menggelar sosialisasi di Balai Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, pada Kamis (31/7/2025). Kegiatan ini mengangkat tema pentingnya pencegahan stunting dan pemanfaatan sumber daya alam lokal sebagai makanan tambahan alternatif.

Acara ini dihadiri dengan antusias oleh para ibu balita, kader kesehatan, dan perangkat desa. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ibu Kepala Desa Manggisan yang dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif mahasiswa dalam mengangkat isu prioritas nasional ini.

Dukungan serupa juga datang dari Sekretaris Desa Manggisan. "Pencegahan stunting harus dimulai dari keluarga dan masyarakat. Kami menyambut baik kegiatan edukatif dari adik-adik KKN 138 ini sebagai bagian penting dari upaya kita bersama membangun generasi yang sehat dan cerdas," ujarnya dalam sambutan.

Sosialisasi diawali dengan pemaparan materi oleh tim KKN mengenai bahaya stunting, dampak jangka panjangnya, serta pentingnya pemenuhan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Mahasiswa menekankan bahwa stunting bukan hanya soal kurang makan, tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh dan pengetahuan orang tua.

Sesi yang paling menarik perhatian peserta adalah demonstrasi pembuatan Puding Daun Kelor. Daun kelor, yang dikenal kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin, dipilih karena melimpah dan mudah ditemukan di lingkungan Desa Manggisan.

"Kami memilih puding daun kelor karena selain gizinya tinggi, rasanya juga bisa diterima anak-anak. Ini adalah inovasi sederhana yang bisa langsung dipraktikkan oleh para ibu di rumah tanpa biaya mahal," ujar salah satu mahasiswa pemateri.

Para peserta tampak antusias, bahkan beberapa di antaranya langsung mencicipi puding yang telah disajikan. Untuk mempermudah adopsi, mahasiswa juga menayangkan video tutorial langkah demi langkah pembuatannya.

Seorang kader desa mengaku mendapatkan wawasan baru dari kegiatan ini. "Baru kali ini kami tahu kalau daun kelor bisa diolah menjadi puding seenak ini. Semoga ke depan inovasi ini bisa diterapkan dalam skala lebih besar untuk program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) di posyandu," ungkapnya.

Melalui sosialisasi dan inovasi ini, KKN Kolaboratif Posko 138 berharap masyarakat Desa Manggisan dapat lebih mandiri dalam mencegah stunting dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya gizi anak sejak dini.

Pemberian Makanan Alternatif Puding Kelor ke Anak - Anak Stunting (Dok. Mahasiswa KKN Kolaboratif 138 Manggisan)
Pemberian Makanan Alternatif Puding Kelor ke Anak - Anak Stunting (Dok. Mahasiswa KKN Kolaboratif 138 Manggisan)

Kegiatan Sosialisasi Stunting (DOK. Mahasiswa KKN Kolaboratif 138 Manggisan)
Kegiatan Sosialisasi Stunting (DOK. Mahasiswa KKN Kolaboratif 138 Manggisan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun