Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

(Se)belum Terlambat Peduli Lindungi Bumi dengan Dukung Usaha "Net-Zero Emissions"

11 Oktober 2021   11:55 Diperbarui: 11 Oktober 2021   11:59 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan afeksi ekologis ini dilakukan dengan tiga metode, yaitu pahami, amati, dan aksi (PAA). Para peserta disuguhkan informasi data atau grafis tentang keadaan bumi dan peluang untuk melindunginya. Kemudian, tim dan para peserta melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar. Lalu, para peserta diminta membuat satu-dua komitmen konkret yang dapat dikerjakan dengan setia.

Atas dasar pemahaman dan pengamatan real, kami bersama-sama melakukan aksi ekologis kontinu yang berjangka pendek, menengah, dan panjang. Lalu, pada tanggal yang disepakati bersama, kami melakukan survei dan evaluasi bersama.

Terutama, pendidikan ekologis perlu ditanamkan dalam mindset dan budaya kaum muda agar terbiasa dan punya spiritualitas peduli alam serta hidup green ecology di rumah, sekolah, asrama, dan biara.

3. Aksi sehari-hari

Selain melakukan sosialisasi dan ajakan kepada banyak orang, saya pun turut beraksi di kantor atau rumah.

Di kantor, saya:

  • membuat ecobrick, yakni memadatkan botol plastik dengan limbah non-biological. Saya lebih sering memakai bahan plastik-plastik bekas yang saya kumpulkan dari hasil rumah tangga dan saya kumpulkan dari lingkungan sekitar. Kemudian, plastik tersebut saya gunting menjadi potongan kecil dan padatkan ke dalam botol plastik.

Ecobrick yang sudah jadi dan siap pakai
Ecobrick yang sudah jadi dan siap pakai

Bahan plastik untuk pembuatan ecobrick
Bahan plastik untuk pembuatan ecobrick

Dengan cara ini, saya menjaga agar tanah tidak tercemar karena plastik sulit terurai dalam waktu yang cepat. Saya juga ingin agar sampah tidak berserakan;

  • mengolah sabun cuci yang buih yang sedikit. Semakin sedikit buih, semakin sedikit air diperlukan untuk membilas pakaian dan alat dapur. Saya juga mencampurkan cairan eco enzyme untuk semakin mengurangi produksi buih dan bahan berbahaya di sabun untuk tanah;
  • mengolah eco enzyme untuk dipakai sebagai pembersih dan pupuk. Gas yang dihasilkan selama fermentasi akan mengobati ozon yang menipis;
  • menanam bunga dan tanaman herbal dan merawat pohon yang sudah ditanam sebelumnya. Kantor menjadi semakin sejuk dan udara semakin segar.

Di rumah, saya:

  • memakai sabun berbahan eco enzyme. Pastor Markus Manurung telah berhasil mengolah sabun berbahan eco enzyme. Beliau membagi-bagikan sabun tersebut dan memberikan edukasi kepada saya dan anggota komunitas cara pembuatan. Di akun kompasiana, saya telah berbagi cara pembuatannya.

20211011-101422-6163ad28259d5c063b05a1a2.jpg
20211011-101422-6163ad28259d5c063b05a1a2.jpg
Sabun itu ramah lingkungan dan juga membantu kami untuk hemat air, karena produksi buih yang minim, tetapi tetap memberi kesegaran.
  • mengolah sampah kertas menjadi alat dapur. Daripada kertas terbuang begitu saja dan dibakar? Karbon berbahaya akan terlepas ke udara dan atmosfer bumi;
  • mengolah limbah dapur menjadi eco enzyme dan pupuk organik. Sayang sekali jika dibuang begitu saja. Maka, harus diolah agar berdaya pakai.
  • membuat media tanam dari plastik dan kain bekas yang diolah menjadi pot, mencegah penumpukan sampah yang menjadi limbah yang merusak;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun