"Kami mentransformasi kompleksitas laboratorium menjadi kemudahan produksi rumah tangga," jelas Firman, Koordinator tim SIGAP DBD.
Evaluasi program menunjukkan hasil yang menggembirakan, yaitu adanya peningkatan pemahaman masyarakat sebesar 6,59% (dari nilai pre-test 89,55 menjadi 95,45) dan peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) di rumah-rumah warga
"Yang membanggakan, peserta sudah memiliki kesadaran tinggi sejak awal. Program kami berhasil mengoptimalkan pengetahuan mereka dengan keterampilan praktis," tambah Firman, Koordinator tim SIGAP DBD.
Keunggulan program SIGAP DBD terletak pada sistem keberlanjutannya. Tim tidak hanya memberikan solusi instan, tetapi menciptakan sistem yang mandiri:
- Kader Kesehatan Desa Pace terlatih yang siap memantau perkembangan kasus
- Kebun serai dan pandan di amsing-masing kediaman masyarakat yang terus menghasilkan bahan baku
- Modul JARIPACE yang menjadi panduan tetap
- Grup pemantauan online untuk koordinasi berkelanjutan
"Kami ingin masyarakat Pace mampu melindungi diri sendiri dari DBD, bahkan setelah program kami berakhir," tegas Tya, ketua tim PACYONE.
Program SIGAP DBD tidak hanya tentang pencegahan DBD, tetapi juga:
- Pemberdayaan ekonomi melalui produksi CYZA Lotion
- Pelestarian lingkungan dengan penanaman tanaman obat
- Penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan
Melalui pendekatan yang holistik dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, SIGAP DBD berhasil menciptakan sistem pertahanan mandiri terhadap DBD di Desa Pace. Program ini membuktikan bahwa dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemauan bersama, wabah DBD dapat dicegah.