Beberapa minggu ini terjadi anomali cuaca di kotaku, cuaca sulit sekali di mengerti. Pagi cerah, siangnya hujan dan sorenya mendung malamnya langit berbintang. Aku tidur-tiduran saja hari ini sambil membaca buku Muhammad Iqbal dan Rekonstruksi Pemikiran Religius dalam Islam.
***
Dalam buku ini Iqbal mengugat supremasi akal. Katanya, tukang tak dapat mengerjakan rencananya tanpa terlebih dahulu memilih serta memisahkan bahannya dan situasi-situasi alamiah bahan-bahan tersebut, sedangkan alam membentuk suatu sistem dari bagian-bagian yang seluruhnya interpenden. Bagi Iqbal proses alam tidak analog dengan kerja seorang arsitek, yang karena harus terlebih dahulu memisah serta menyatukan bahan-bahannya tak dapat menyamai evolusi keseluruhan organik yang terjadi pada alam.
Aku membaca pelan-pelan buku berat bersampul warna merah ini. Kosentrasiku tergangu ketika Javas Titon, anak bungsuku datang dengan Es krim murahan di tangan kanannya.
“Abang tadi bohong pak” katanya menganggu
“Bohong?” tapi mataku masih mengikuti deretan huruf karya Iqbal
“Tadi dia bilang mau beli Es krim, tapi sampai Warung di beli Permen dan Cokelat" dia kemudian duduk di sampingku. Dia sepertinya terganggu dengan abangnya, seharusnya dia dapat dua buah es krim karena perbuatan Abangnya dia kemudian hanya dapat satu es krim. Aku tersenyum.
“Begini.” jelasku
“Niat adalah tindakan Jiwa dan perbuatan adalah tindakan raga,”
“Dalam hukum kausalitas (sebab-akibat) sebagai hukum yang mengatur alam semesta.”
“Tindakan itu bisa di periksa dari niat.” Aku tidak sadar masih mengarungi kontruksi berpikir Iqbal.