Mohon tunggu...
Tia Enjelina
Tia Enjelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030043)

Communication kid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Soal Microsoft sampai All England, The Power of Jempol Netizen

29 Maret 2021   23:47 Diperbarui: 30 Maret 2021   00:07 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sc : instagram stephenfryactually 

Ramah di dunia nyata, barbar di dunia maya. Bukan maksud menggeneralisir, hanya saja belakangan ini celetukan-celetukan semacam itu sedang ramai diperbincangkan di sosial media terkait dengan survey Microsoft yang menyatakan bahwa netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara dalam hal kesopanan daring. Seperti biasa, banyak sekali netizen yang menyerbu akun Microsoft dengan komentar yang bermacam macam. Ada yang memanfaatkan keramaian kolom komentar untuk berjualan, ataupun sekedar nimbrung dengan mengetik "punten slur", dan tentunya juga mengomentari survey yang sedang hangat tersebut. Komentar postingan akun Microsoft yang biasanya hanya berkisar di angka 100 hingga 1000, setelah kabar survey itu beredar komentar postingan akun Microsoft tembus hingga lebih dari 27.000 dipenuhi oleh netizen Indonesia. Saking meledaknya kolom komentar jika dibandingkan dengan biasanya, akhirnya akun Microsoft mematikan fitur komentar yang mungkin bertujuan menghindari komentar-komentar netizen Indonesia yang kurang mengenakkan. Kata kunci Microsoft pun juga jadi trending topic untuk beberapa saat dengan lebih dari 52.000 cuitan dari pengguna twitter. Beberapa warganet mengatakan, banjirnya komentar dari netizen Indonesia di postingan akun Microsoft langsung membuktikan kebenaran survey kesopanan daring tersebut.

Dalam laporan DCI (Digital Civility Index), survey berdasarkan 16.000 dari 32 negara tersebut berkisar dari skala 0-100. Indonesia mendapat skor 76, naik delapan poin dari tahun 2019. Namun ternyata semakin tinggi skornya maka semakin rendah kesopanan warganet di negara tersebut. Indonesia menjadi negara terendah perihal kesopanan daring di Asia tenggara dengan menduduki peringkat 29 dari 32 negara.

Begitu juga dengan kabar dipaksa mundurnya Timnas Bulutangkis Indonesia dari pertandingan bergengsi Yonex All England 2021 akibat berada dalam satu pesawat dengan satu orang yang diduga terinfeksi covid-19, netizen Indonesia ramai-ramai menyerang akun official All England dan juga akun official BWF. Sampai-sampai akun @allenglandofficial pun sekarang hilang karena terlalu banyaknya netizen yang melaporkan akun tersebut dengan berbagai alasan. Lucunya, atlet bulutangkis dari negara lain yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan keputusan BWF (Badminton World Federation), malah juga terkena imbas kekecewaan netizen Indonesia. Fajar Alfian, salah satu atlet bulutangkis ganda putra Indonesia, menyampaikan dalam live Instagramnya sewaktu masa karantina di Brimingham, Inggris, untuk tidak membully atlet-atlet luar negeri karena mereka memang tidak ada hubungannya dengan masalah tersebut, bahkan beberapa kali mereka menawarkan bantuan untuk para atlet Indonesia yang sedang dalam masa karantina.

Sc : instagram stephenfryactually 
Sc : instagram stephenfryactually 

Tidak hanya disitu, aktor dan komedian asal Inggris, Stephen Fry pun juga terseret dalam kasus ini karena netizen mengira bahwa Stephen Fry adalah wasit yang tidak adil kepada The Daddies, yaitu Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan di pertandingan ganda putra All England pada 17 maret lalu. Dan akhirnya para warganet pun meminta maaf di kolom komentar Instagram Stephen Fry setelah sadar jika mereka salah sasaran. Seolah kebiasaan yang berulang, 2 tahun yang lalu yakni tahun 2019 saat sedang gempar kasus Pengesahan RUU Cipta Kerja, netizen Indonesia salah lapak serang Instagram Hong Da Bin, seorang rapper asal Korea Selatan yang memakai username @dprlive. Niat hati ingin menyerbu akun Instagram DPR RI, eh malah tersasar jauh ke Instagram artis. Padahal tertulis jelas akun Instagram DPR RI adalah @dpr_ri. Well mungkin agak maklum netizen salah lapak karena ada sedikit kesamaan pemakaian username. Sebagian netizen meminta maaf atas perkataan netizen lain, dan sebagian lagi ada yang khawatir warganet Indonesia akan di cap buruk oleh negara lain.

Sc : instagram dprplive
Sc : instagram dprplive

Akun Instagram BWF pun sesekali memposting DM (Direct Message) yang dikirimkan netizen Indonesia di Instastorynya. Tertulis disana beberapa pesan yang mengatakan bahwa warganet tesebut akan membunuh salah satu pengurus BWF jika tidak membuat video permintaan maaf dan juga mengirim teroris. Entah apa yang dipikirkan netizen tersebut, dan memang kemarahan warganet bukan tanpa alasan melihat ketidakadilan di pertandingan sebergengsi itu, tapi saya yakin readers juga setuju kalau melontarkan kalimat-kalimat semacam ini memang berlebihan dan juga tidak sopan. Hal ini pun semakin membuktikan kebenaran bahwa kenyataannya masih banyak warganet tanah air yang kurang sadar mengenai tata krama di sosial media.

Sc : instagram BWF
Sc : instagram BWF

Kabar serbuan netizen Indonesia ini pun sampai ke media Malaysia yakni Badminton Planet, yang menyebut netizen Indonesia adalah dalang dibalik hilangnya akun resmi All England Open. "Dua akun resmi instagram resmi Yonex All England lenyap menyusul gelombang fan Indonesia yang menyerang akun tersebut," tulis Badminton Planet. Badminton Planet dalam artikelnya juga menuliskan bahwa jika Jepang menjadi tim yang paling bersuka cita dengan menjuarai 4 kategori di pertandingan ini, maka Indonesia menjadi tim yang paling dikecewakan di ajang yang sama. Mereka pun juga memberitakan bahwa Indonesia akan melaporkan kasus tersebut ke IOC (Indonesian Olympic Comitee), dan juga menggugat BWF ke Badan Arbitrase Olahraga.

Kendati demikian, Dilansir dari Okezone.com, Presiden BAC (Badminton Asia Confederation), Anton Aditya Subowo mengaku bangga dengan persatuan netizen tanah air melenyapkan akun resmi All England. Beliau mengatakan dalam konferensi pers penyambutan Kontingen All England 2021 di Gedung VIP Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, bahwa netizen akan teriak mendengar hal baik ataupun hal buruk seperti kejadian dipaksa mundurnya Timnas Bulutangkis Indonesia di ajang All England Open 2021 tersebut dan karenanya netizen juga merupakan aset yang harus dijaga.

Yuk netizen kita kontrol jempol harimau kita di sosial media yaa hehehe :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun