Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Random writer🔸Random photographer🔸Random learner Menulis itu foya foya rasa. Berpestalah dengannya agar kau bisa membungkam monyet dalam kepalamu yang berisik.

Random writer, suka menulis apapun. Buku solo: Petualangan Warna-Warni (kumpulan cerpen anak), Belajar Menjadi Orang Mati (novelet), JERAT KELAM (antologi cerpen horor). Dan 17 buku antologi puisi dan cerpen. Cerpen 'Tledhek Desa Kedungmati' juara 1 sayembara pulpen Kompasiana XVII. Cerpen 'Oetari' juara 1 lomba cerpen Arkaiscreative Publishing. Cerpen '6174' dan 'Boneka' juara harapan 2 Geladerikata. 'Multikultur Budaya Leluhur' terpilih menjadi juara 2 lomba menulis bersama Golagong. Cerpen 'Dunia Belum Kiamat' juara harapan 2 lomba Epilog Geladerikata. Buku kumcer Jerat Kelam meraih juara 2 Arkaiscreative. Penulis terfavorit versi Ellunar Publisher th 2022. Penulis terfavorit versi Ellunar Publisher th 2023. Perempuan biasa yang terbuat dari bahan organik tanpa pemanis buatan. Introvert yang hanya ingin dikenal melalui karyanya. Betina misterius dan keras kepala. Jangan panggil bu, karena bukan buibu. Antimainstream yang muak dengan hal template.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Valentine untuk Cupid

14 Februari 2025   23:12 Diperbarui: 14 Februari 2025   23:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada apa dengan desa ini? Semua warganya seperti sedang menyiapkan acara besar. Cupid menebak, kemungkinan pejabat desa ada yang ulang tahun. Biasanya di kota, para pejabat merayakan ulang tahun dan berpesta. Rakyatnya, mau tak mau, suka tak suka, harus ikut merayakan pestanya. Asal tuan suka. 

"Sugeng palentin nggih, Pak RT." Seorang laki-laki berbaju merah jambu yang berpapasan dengan pejabat kecil, mengulurkan tangannya. Senyumnya sumringah. 

"Nggih, Mase. Sami-sami," balas Pak RT dengan senyum manis. 

HAH!

Cupid membuang muka. Geli. 

"Pak RT!" panggil seorang laki-laki lain berbaju seragam tenaga keamanan kampung. 

"Ada apa, Pak Ucup?"

"Lapor, Pak! Persiapan panggung dengan balon-balon warna pink sudah selesai."

"Bagus. Tolong ingatkan para wanita agar tak lupa dress code pink-nya."

Cupid memiringkan kepala sambil mengorek telinganya yang tak gatal. Dia merasa salah dengar tentang dress code tadi. Senyum miring dipasang di wajahnya. Sesuatu yang kurang masuk akal terjadi di desa ini. 

Untuk apa mereka mengagungkan tanggal ini. Jika memang butuh bantuan, warga desa bisa minta tolong Cupid. Lelaki keriting itu pasti dengan sigap membantu. Hitung-hitung menambah poin penilaian di hadapan atasannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun