Ada apa dengan desa ini? Semua warganya seperti sedang menyiapkan acara besar. Cupid menebak, kemungkinan pejabat desa ada yang ulang tahun. Biasanya di kota, para pejabat merayakan ulang tahun dan berpesta. Rakyatnya, mau tak mau, suka tak suka, harus ikut merayakan pestanya. Asal tuan suka.Â
"Sugeng palentin nggih, Pak RT." Seorang laki-laki berbaju merah jambu yang berpapasan dengan pejabat kecil, mengulurkan tangannya. Senyumnya sumringah.Â
"Nggih, Mase. Sami-sami," balas Pak RT dengan senyum manis.Â
HAH!
Cupid membuang muka. Geli.Â
"Pak RT!" panggil seorang laki-laki lain berbaju seragam tenaga keamanan kampung.Â
"Ada apa, Pak Ucup?"
"Lapor, Pak! Persiapan panggung dengan balon-balon warna pink sudah selesai."
"Bagus. Tolong ingatkan para wanita agar tak lupa dress code pink-nya."
Cupid memiringkan kepala sambil mengorek telinganya yang tak gatal. Dia merasa salah dengar tentang dress code tadi. Senyum miring dipasang di wajahnya. Sesuatu yang kurang masuk akal terjadi di desa ini.Â
Untuk apa mereka mengagungkan tanggal ini. Jika memang butuh bantuan, warga desa bisa minta tolong Cupid. Lelaki keriting itu pasti dengan sigap membantu. Hitung-hitung menambah poin penilaian di hadapan atasannya.Â