Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memaknai Covid-19 dengan Hikmah

4 September 2021   12:30 Diperbarui: 4 September 2021   12:32 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata menyerah adalah harta terakhir kaum pesimis. Sementara kaum optimis memiliki kata berserah sebagai harta pertamanya. (Thurneysen)

"Kapankah pandemi Covid-19 ini berakhir?" Barangkali pertanyaan seperti ini sering sekali kita dengar dalam perbincangan sehari-hari. Tidak dapat dimungkiri, bahwa proses panjang yang sudah kita dilalui dan begitu kompleksnya permasalahan yang ditimbulkan.memang terasa sangat menguras energi. Ada banyak orang yang harus bersedih karena kehilangan orang yang dicintai, pemutusan hubungan kerja karena perusahaan tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan, bisnis yang dikembangkan sudah cukup lama terus merugi, mobilitas setiap orang yang harus dibatasi, dan masih banyak lagi permasalahan lainnya yang harus dihadapi.

Kondisi demikian, bukan tidak mungkin membuat seseorang mulai merasa khawatir yang berlebihan, berpikiran negatif, hingga berdampak pada terganggunya kesehatan mental. 

Kalau sudah demikian, lambat laun imununitas tubuh bisa saja mengalami penurunan. Tentu kita tahu apa yang mungkin terjadi ketika imun seseorang mengalami penururan. Penyakit pun dengan mudah menyerang kita. Tidak terkecuali dengan Covid-19.

Saya sendiri di masa pandemi ini, mencoba lebih banyak merenung dan berefleksi. Menurut hemat saya, cara ini akan jauh lebih menyehatkan jiwa. 

Salah satu hasil perenungan dan refleksi diri yang saya sarikan, seperti yang sudah saya tuliskan di awal tulisan ini. Kata menyerah adalah harta terakhir kaum pesimis. Sementara kaum optimis memiliki kata berserah sebagai harta pertamanya.

Hal itu mengingatkan saya pribadi agar tidak pesimis menghadapi kondisi yang sedang terjadi saat ini, tetapi harus tetap optimis, tentunya dengan cara berserah kepada Tuhan. 

Bahkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan harus menjadi harta pertama. Selanjutnya, harus mencoba melihat bahwa sesungguhnya ada harapan yang lebih baik yang menanti kita di masa yang akan datang. Perlu diingat, harapan itulah sesungguhnya yang membuat kita tetap kuat bertahan.

Selanjutnya, kunci yang harus kita pegang untuk menghadapi masa pandemi ini, bagaimana kita mengambil hikmah dari Covid-19. Bahwa dalam setiap permasalahan yang sedang kita hadapi pasti ada sesuatu yang bisa kita pelajari. Kita harus belajar banyak hal dari pengalaman yang kita lalui masa pandemi ini. 

Setidaknya kita akan semakin kuat menghadapi permasalahan yang ada serta akan mencoba terus belajar berpikir kreatif untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun