Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Daerah 3T, Tanggung Jawab Siapa?

27 April 2019   23:39 Diperbarui: 28 April 2019   00:08 3238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut hemat saya, konsep demikian tentu akan memberikan ruang kepada daerah 3T bahwa mereka ternyata dihargai dan diperhitungkan. Ibarat sebuah rumah, orang sebelum memasuki rumah akan selalu memandang dan menikmati terasnya, baru masuk ke dalam rumah.

Nah, sebagai tindak nyata, maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) telah menyusun beberapa program dan kebijakan untuk pembangunan daerah perbatasan.

Dalam hal itu, salah satu yang menjadi program pemerintah adalah dengan mengajak pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah perbatasan. Dengan meningkatnya investasi maka diharapkan sejalan dengan pembangunan daerah tersebut.

Sepakat betul dengan kebijakan seperti ini. Bahwa dalam membangun daerah 3T, sudah saatnya pemerintah harus bersinergi dengan swasta dan masyarakat. Ketiga pilar ini, Pemerintah -- Swasta -- Masyarakat tentu akan lebih kuat fondasinya ketika ketiga pilar tersebut diajak bekerjasama, tidak dipisahkan satu dengan yang lainnya dalam konteks pembangunan.

Semua harus terlibat, agar kita merasakan bahwa dari sabang samapai merauke kita merasa saling memiliki. Bukan begitu?

Sebagai contoh nyata, untuk pengembangan  daerah 3T seperti Boven Digoel dan Merauke, Papua. Di sana telah hadir KORINDO membangun usaha dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar.


Kawasan Papua, merupakan salah satu daerah yang menjadi primadona dalam pengembangan industri kehutanan karena bentang alamnya yang luas, subur, dan kebanyakan masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itulah, KORINDO telah mengembangkan konsep industri yang ramah lingkungan melalui pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan kelapa sawit. Melalui pembangunan industri tersebut KORINDO telah berkontribusi menyerap tenaga kerja terutama di Papua yang telah menyerap 10.000 tenaga kerja.

Selain itu, KORINDO juga berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, pembangunan ekonomi berupa PAD, pendirian fasilitas pendidikan dan medis. Fasilitas medis tersebut diantaranya pembangunan Klinik Asiki, klinik modern yang berada di daerah pedalaman.

Jadi kalau dipetakan, maka program-program yang dilakukan KORINDO adalah program-program yang strategis, sistematis, dan berkelanjutan, yakni melalui 5 pilar program utama, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Lingkungan dan Infrastruktur.

Pada akhirnya, Perubahan Untuk Indonesia yang Lebih Baik tersebut, tidak mungkin dikerjakan oleh pemerinah sendiri. Harus semua elemen hadir di sana, seperti KORINDO. Singkat katanya, bersinergi. Sebab salah satu dasar yang menyatukan kita juga adalah kata sinergi, seperti yang tersirat dalam Sila Persatuan Indonesia.

Yuk, bergandeng tangan membangun Indonesia, sehingga anak-anak cucu kita juga mewarisi hal yang demikian. Dijamin Indonesia yang lebih baik, harmoni, indah dan sejahtera. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun