Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kiat Menciptakan Kondusivitas Kerja Mengatasi Karyawan Quiet Quitting

24 September 2022   11:55 Diperbarui: 1 Oktober 2022   09:18 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang lebih parah, saya pernah memiliki teman kerja yang selalu keliling di kantor ngajak rekan kerjanya ngobrol berbagai hal, termasuk masalah di luar masalah kerja. Dia selalu menunjukkan kehebatan dan pengalaman dirinya dalam bekerja. 

Teman-teman lain bilang kalau dia kerjanya mengukur jalan saja, mutar-mutar saja di dalam kantor yang bisa mengganggu pekerjaan karyawan lain.

Sikap karyawan yang sangat mengganggu tatanan dunia kerja adalah karakter penjilat dan cari muka di depan atasan. Model ini biasanya sok sibuk sendiri tanpa pola kerja yang baik. Berbicara asal bunyi dan berbuat asal jadi. Karakter pekerja yang demikian sangat mengganggu dan berpotensi terciptanya situasi kerja yang tidak kondusif.

Selanjutnya ada juga karyawan yang apatis dalam bekerja, karena sikap karyawan yang istilahnya quiet quitting. Biasanya ketika orang lain sibuk mengerjakan kegiatan bersama, karyawan tersebut hanya melakukan urusan dirinya saja.

Terlepas dari salah atau benarnya karyawan tersebut, yang pasti perusahaan atau apapun itu, perlu mengadakan program pembinaan karyawan, sebagai pihak yang memegang kendali.

Langkah Sederhana Menciptakan Kondusivitas Kerja

Untuk menciptakan kondusivitas dalam lingkungan kerja, memerlukan pemimpin yang visioner dan humanis. Sebenarnya tidak berhenti sampi di situ, komitmen karyawan tak kalah penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis. 

Oleh karena itu, untuk memastikan aktivitas kerja berjalan dengan baik dan berkembang, perlu dilakukan beberapa hal, antaranya:

Pertama, membuat struktur kerja yang baik sesuai kapasitas, kompetensi formal, dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan masa kerja dan prestasi juga kerja. Dengan demikian, akan mengurangi kecemburuan sosial sesama karyawan.

Kedua, mengatur job description sesuai posisi dan tanggung jawab setiap karyawan. Hal ini untuk mengantisipasi tumpang tindih tugas dan wewenang. Manfaatnya adanya kejelasan garis koordinasi dan instruksi untuk meniminimalkan potensi konflik kepentingan. 

Ketiga, pelatihan dan pengembangan. Penting sekali pelatihan berkala dan berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan wawasan kerja karyawan. Dengan demikian akan berdampak pada disiplin dan juga kualitas kerja yang mendukung pengembangan institusi kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun