Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dilema Perusahaan di Zona Bertahan

25 Juni 2022   17:12 Diperbarui: 25 Juni 2022   17:24 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Berbisnis memang banyak faktor untuk maju, tetapi yang terpenting siapa yang paling cepat membaca peluang dan berani menghadapi risiko."

PERUBAHAN itu pasti. Tidak ada yang kekal dalam kehidupan sosial, selain perubahan itu sendiri. Akhir-akhir ini, peruvahan drastis terjadi dalam bidang ekonomi digita. Startup bermunculan, semua model bisnis berubah dari konvensional kepada konsep gigital. Namun tetap masih banyak yang merasa nyaman dengan pola lama.

Perusahaan yang merasa nyaman berada di zona yang bertahan dengan bisnis konvensional, akan kehilangan relevansi ketika berhadapan dengan dunia baru yang disebut sebagai era disrupsi.

Dua hal yang dapat dijelaskan terkait zona nyaman dalam konsep konvensional, yakni lokasi perusahaan dan juga konsep bisnis konvensional di tengah era digital. Hal ini dialami oleh Taksi konvensional dan ojek pengkolan. Ketika masyarakat sudah melek IT, maka diujung jari bisa mengoperasional teknologi komunikasi dan alat transportasi yang dibutuhkan bisa dipesan dengan mudah, tentu akan meninggalkan ojek pengkolan karena untuk mencapainya harus terlebih dahulu jalan ke ujung gang dengan cuaca panas dan juga berbagai permasalahan lain. 

Kondisi dan pluang di atas, dapat dibaca dan ditangkap oleh perusahaan starup Go-Jek yang akhirnya menjadi cepat booming di tengah kesemerawutan sistem transportasi konvensional. Berbisnis memang banyak faktor untuk maju, tetapi yang terpenting siapa yang paling cepat membaca peluang dan berani menghadapi risiko.

Dalam bidang ritel, pengusaha yang masih mengharapkan orang datang berbelanja langsung, pasti akan susah maju dan berkembang, karena kini tradisi pasar sudah beralih ke sistem digital. Orang tidak lagi datang ke sebuah outlet untuk berbelanja, karena cukup menggunakan telepon pintar untuk memesan barang yang diinginkan. 

Ilustrasi di atas memaksa kita untuk berubah, karena pengusahaan harus segera bisa melakukan reformasi sistem bisnis, mulai promosi secara online, menyiapkan sistem aplikasi belanja online dan juga pembayaran online.

Untuk membangun usaha sangat penting untuk memantau perubahan kondisi lingkungan, baik itu lingkungan perusahaan (internal) maupun di luar lingkungan perusahaan (external). Demikian juga perubahan fisik dan juga perubahan sosial. Lingkungan luar sangat kompleks karena berlapis mulai dari organisasi usaha hingga masyarakat umum yang dikategorikan sebagai lingkungan sosial.

Ancaman lingkungan secara internal dan eksternal hingga beralihnya pasar dari usaha kita ke perusahaan lain gara-gara konsep bisnis konvensional yang kita terapkan akan sangat menentukan keberlangsungan usaha yang kita jalankan. Dicontohkan oleh PT Blue Bird yang ikut bergabung dalam sistem taksi online. Alhasil Blue Bird tetap bisa bertahan selama merubah konsep konvensional ke konsep digital.[]

Semoga bermanfaat.

KL: 2502022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun