Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semangat Tukang Es Krim dari Peshawar

18 November 2017   21:07 Diperbarui: 22 November 2017   06:09 1999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepeda motor Honda Wave warna biru tua bernomor polisi WUR6395 milik Nawwab, 48 tahun, melaju pelan saat melintasi jalan sedikit menanjak. Lelaki bertubuh tinggi dan berjenggot panjang itu berasal dari Peshawar, Pakistan.  Setiap hari, Nawab menjual es krim kelililing. 

Dari cerita Nawab, dirinya sudah hampir tiga tahun merantau ke Malaysia. Sehari-hari hanya berkeliling ke kawasan objek wisata sekitar Kuala Lumpur dan Selangor. Dan Nawab mengaku, setiap hari jualannya laris manis terjual.

Omset per harinya mencapai RM375 atau setara dengan 1.2 juta rupiah. Nawwab mengambil upah harian RM50.00 (sekitar  Rp 152.000). Uang bensin ditanggung oleh bosnya, tetapi uang makan dan minumnya selama sehari itu harus ditanggung sendiri.

**

Di usia yang mendekati setengah abad, Nawwab masih gigih merantau demi memenuhi kebutuhan keluarga di kampung halaman.

Nawab adalah salah satu warga Pakistan atau "Bai" yang menekuni bisnis keliling, menjual kebutuhan masyarakat Malaysia. Ada yang berkeliling dari rumah ke rumah menjual karpet dan tikar, ada yang jual perabut, dan yang paling banyak adalah "Bai" yang menjual es krim.

Hari ini, Sabtu, 18 November 2017 saya kembali bertemu dengan seorang "Bai" asal Peshawar saat mendampingi acara tahunan mahasiswa Universitas Terbuka Pokjar Kuala Lumpur yaitu UT Camp 2017 yang mengusung tema "Di Alam Terbuka Kita Rajut Kebersamaan." Sebenarnya ini bukan kali pertama saya melihat dan berinteraksi dengan "Bai." Tahun 2000 sudah sering didatangi oleh penjual barang keliling asal Pakistan.

Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi
Yang saya salut, pada tahun 2011 selama tiga bulan membantu National Union Plantation Worker (NUPW), selama itu juga tiap memantau pekerja Indonesia di beberapa perkebunan kelapa sawit di Negeri Johor selalu berpapasan dengan beberapa orang "Bai" penjual es krim, padahal kebun yang saya awasi cukup jauh, membutuhkan waktu lebih satu jam untuk sampai. Berarti para "Bai" dengan segala halang rintangnya sanggup merentasi jalan gelap dan kadang tidak beraspal, masuk ke kebun kelapa sawit untuk menjaja es krimnya.

Semangat para "Bai" sungguh menginspirasi dan memberikan pelajaran berharga, yang dengan penuh ketulusan mencari nafkah di negeri orang demi memenuhi kebutuhan keluarga di kampung halamannya. 

Hidup tidak selalunya mulus dalam memenuhi segala keperluan, dan juga tidak selalunya mendapat apa yang kita inginkan. Maka dari itu, setiap manusia hendaknya gigih berusaha untuk memenuhi keperluannya bukan keinginannya, karena keperluan ada batasnya sementara keinginan tidak pernah ada batasnya.(*)

Ulu Yam: 18112017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun