Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Sarjana Hubungan Internasional. Pembaca, Penulis dan Analis Sosial.

Tertarik pada isu politik, hukum, filsafat dan dinamika global. Sesekali mengulas kultur populer dan review film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Consumerism Society dalam Perspektif Jean Paul Baudrillard

5 Februari 2025   00:10 Diperbarui: 5 Februari 2025   10:45 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jean-Paul Baudrillard dan konsepnya tentang Masyarakat Konsumtif. (image: lsfdiscourse.com)

Salah satu dampak negatifnya adalah munculnya budaya materialisme yang berlebihan. Banyak orang merasa harus selalu membeli barang baru untuk tetap relevan secara sosial. Misalnya, dalam dunia mode, tren pakaian berubah sangat cepat, menciptakan fenomena "fast fashion" di mana orang terus membeli pakaian baru meskipun mereka tidak membutuhkannya.  

Selain itu, konsumsi yang berlebihan juga memicu masalah sosial, seperti utang yang menumpuk akibat dorongan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Fenomena "buy now, pay later" yang semakin populer adalah contoh bagaimana masyarakat semakin terdorong untuk mengonsumsi secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.  

Baudrillard juga menyoroti bahwa dalam masyarakat konsumsi, hubungan antarmanusia sering kali dikendalikan oleh citra dan status sosial. Orang lebih tertarik untuk menjalin hubungan dengan individu yang memiliki simbol kekayaan atau popularitas tertentu, daripada melihat karakter dan nilai sejati seseorang. 

Jean Baudrillard memberikan perspektif yang tajam tentang bagaimana konsumsi telah berevolusi dari sekadar pemenuhan kebutuhan menjadi sistem simbol yang membentuk identitas dan realitas sosial. Dalam masyarakat modern, kita tidak hanya membeli barang untuk digunakan, tetapi juga untuk menunjukkan siapa kita dan bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain.  

Dengan memahami teori Baudrillard, kita bisa lebih kritis dalam melihat bagaimana konsumsi mempengaruhi kehidupan kita. Apakah kita membeli sesuatu karena benar-benar membutuhkannya, atau karena ingin membangun citra tertentu? Apakah kita benar-benar menikmati sesuatu, atau hanya terjebak dalam ilusi yang diciptakan oleh media dan industri kapitalis?  

Di era digital yang semakin didominasi oleh citra dan media sosial, pemikiran Baudrillard tetap relevan. Dengan kesadaran yang lebih dalam tentang makna konsumsi, kita bisa lebih bijak dalam mengelola keinginan, menghindari jebakan materialisme, dan menemukan kebahagiaan yang tidak hanya bergantung pada kepemilikan barang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun