Setelah selesai mengelilingi Gudang, Prof. Darmadi dan Para pengepul memberikan keterangan dalam kesempatan ini.
Marimbun Siagian mewakili Asosiasi menyampaikan terimakasih atas kunjungan anggota dewan yang terhormat ke gudang pengumpulan ini, sehingga bisa secara langsung berdialog dan mendengar permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pengepul jelantah.
Menurut Marimbun Siagian, mereka sudah melakukan berbagai upaya untuk membuka ekspor jelantah ini mulai dari audiensi ke Kemenko Pangan dan Kementrian Perdagangan hingga melakukan aksi damai (demo) tanggal 26 februari yang lalu. Tapi hingga kini, belum ada kejelasan kata Marimbun.
Kedatangan Prof Darmadi Durianto hari ini adalah harapan terakhir bagi kami. Kalau semua langkah yang sudah kami lalui ini tidak berhasil, berarti Pemerintah tidak menganggap kami rakyatnya, sebut Marimbun.
Tuntutan kami hanya dua, Buka Ekspor jelantah atau tunjukkan perusahaan dalam negeri yang bisa menyerap sekitar 25 ribu ton setiap bulan. Sehingga usaha pengumpulan jelantah ini bisa berjalan, tutup Marimbun.
Darmadi Durianto menyampaikan ada 3 hal yang dilihat dari hasil kunjungan ini, pertama, Permendag ini membawa dampak potensi munculnya pengangguran baru dan itu bisa berdampak ke masalah meningkatnya jumlah kemiskinan dan bisa merembes ke masalah sosial (kriminalisasi). Kedua, Masalah lingkungan akan muncul karena jelantah akan dibuang kembali. Ketiga, dengan penghentian ekspor jelantah ini maka devisa buat negara jadi hilang (berkurang).
Untuk itu, saya akan monitor terus setiap hari perkembangan kasus ini dan akan saya perjuangkan hingga ada solusi dalam waktu dekat. Paling lambat sebelum Idul Fitri, minyak jelantah harus bisa diekspor atau diserap pasar dalam negeri, tutup Prof. Darmadi Durianto yang sudah 3 kali terpilih sebagai anggota DPR RI.
Pertemuan diakhiri dengan foto bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI