Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jangan Kecewa, (Mungkin) Tidak Banyak Tokoh Populer di Kabinet Jokowi

15 Oktober 2019   19:36 Diperbarui: 16 Oktober 2019   08:56 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/Garry Lotulung

Nah, bisa saja nanti nama-nama yang diangkat bukanlah nama-nama yang familiar. Sebab Jokowi mengangkat sang Menteri bukan berdasarkan popularitas, tetapi dia akan mengangkat menteri itu dengan satu konsep berpikir, apakah sesorang itu dapat membantunya atau tidak mengeksekusi segala visi-misi Presiden sebagaimana sering dia katakan dalam berbagai kesempatan.

Kedua, Sudah menjadi pakem atau aturan tidak tertulis bahwa kabinet akan juga menggambarkan dari berbagai perwakilan, meski pada akhirnya tetap harus profesional. Sudah sejak dulu, setiap Presiden akan mempertimbangkan perwakilan daerah, golongan, agama, kesatuan, utusan, dan lain sebagainya.

Itu sebabnya Kabinet biasanya selalu diisi harus ada perwakilan dari Papua misalnya mewakili Indonesia bagian timur, sekaligus juga bisa perwakilan umat Nasrani.

Seorang Presiden juga tentu akan mempertimbangkan warga Bali, Itu bisa perwakilan Indonesia bagian tengah sekaligus perwakilan Hindu. Pun etnis Tionghoa juga mewakili golongan etnis sekaligus pengusaha pun Budha dan Konghucu.

Presiden juga pasti akan mempertimbangkan perwakilan Aceh, Batak, Minang, Melayu (Sumatera), Lalu perwakilan Kalimantan, Sulawesi dan seterusnya. Sunda dan Jawa bisa mewakili pulau Jawa.

Lalu seorang Presiden juga akan mempertimbangkan perwakilan perempuan. Lalu juga mempertimbangkan lulusan mana? UI, UGM, ITB, Unpad, IPB, ITS, USU, Lulusan luar negeri, dan lain-lain. Itu semua dipertimbangkan, dan sesungguhnya tidak sederhana. Belum bicara perwakilan parpol.

Maka jika melihat itu semua, postur kabinet sesungguhnya bisa saya katakan akan jauh dari tokoh-tokoh populer yang selama ini sering di gadang-gadang sebagai Menteri. Dan jika tak memahami semua itu, maka kita akan gampang kecewa.

Ketiga, Presiden Jokowi tentu sudah memiliki prioritas-prioritas yang akan diselesaikan dalam 5 tahun yang akan datang. Sebutlah misalnya mengenai infrastruktur, banyak hasil yang sudah dikerjakan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan akan berlanjut di periode kedua ini.

Tentu untuk melanjutkan pekerjaan baik itu, sudah barang tentu Basuki Hadimuljono akan terus dipakai. Itu sudah pasti, jika kita sudah mengenal Jokowi.

Lalu prioritasnya selanjutnya adalah mengenai 10 New Bali di bidang pariwisata yang sudah berjalan baik, bahkan sektor pariwisata bertumbuh double digit beberapa tahun belakangan ini, maka Menteri Pariwisata, Arief Yahya sudah seyogyanya dipakai Jokowi lagi untuk menyelesaikan itu.

Nah, yang barangkali bisa orang kecewa misalnya adalah jika Menteri Susi Pudjiastuti tidak dipakai lagi di KKP. Orang kan selama ini melihat bu Susi sukses, tetapi barangkali ada data yang lain misalnya seperti bagaimana industri perikanan? Apakah berjalan? Pabrik-pabrik ikan katanya banyak yang tutup. Dan perhitungan-perhitungan seperti ini kan luput dari pantauan atau pengetahuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun