Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersikap Prihatinlah Selagi Kita Bisa

26 Maret 2020   14:35 Diperbarui: 26 Maret 2020   14:57 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi prihatin | lektur.id

Dengan mengedepankan rasa prihatin setidaknya kita bisa melunturkan sikap egois, apatis, dengki dan semua perasaan negatif lainnya agar kita bisa mengatasi masalah ini secara bijak dan kooperatif. 

Kita bisa mulai dari mana? Kita bisa mulai dari mengikuti aturan pemerintah untuk stay dirumah, belajar di rumah, kerja di rumah serta ibadah dari rumah. Lakukan social distancing dengan tertib. 

Untuk mereka yang masih menganggap sepele aturan ini, pesan yang ingin saya sampaikan adalah apakah kita tega untuk melihat semakin banyak orang yang terinfeksi karena wabah ini dan apakah kita juga tega melihat satu persatu dokter, perawat, pasien atau siapapun gugur atas bencana ini karena kita terlalu egois, tidak peduli dan tamak dalam menyikapi dan menghadapi bencana ini? 

Jangan pernah bandingkan kita dengan ojol, shopkeeper, kuli bangunan, tukang sayur, buruh panggul, buruh gendong, satpam, pedagang kaki lima yang masih harus banting tulang dan tidak bisa mengikuti aturan pemerintah untuk tetap berada dirumah dan menghindari keramaian hanya untuk bisa makan.

Di sini lah kita bisa menerapkan rasa prihatin untuk bisa berdamai dengan situasi seperti saat ini. Kita yang mampu untuk mengikuti dhawuh pemerintah kita taattilah bersama. 

Untuk mereka yang tidak bisa seperti kita, kita bisa bantu mereka lewat doa, kita bantu dengan berdonasi, memberi mereka uang lebih supaya mereka bisa makan, kita beri vitamin kalau kita punya lebih, kita berikan masker ke mereka yang membutuhkan, kita bisa pesan makanan secara daring lewat ojol supaya mereka tetap beroperasi dan hal-hal kecil lainnya yang bisa membantu mereka. 

Sikap prihatin ini juga bisa menjadi alat untuk mengubur sikap negative terutama rasa egois. Bayangkan lah, dengan mengedepankan rasa prihatin kita bisa mengurangi beban tenaga medis supaya mereka mampu merawat pasien dengan baik, kita bisa menghargai waktu kebersamaan dengan kerabat dekat, kita bisa menghargai status seseorang yang tidak seberuntung kita dan lainnya.

Sebagai penutup, pesan yang ingin saya sampaikan untuk kita semua adalah selagi kita bisa hidup prihatin terapkanlah selalu dan tidak hanya pada masa-masa seperti ini saat ini. Kenapa? Karena hanya dengan rasa prihatin lah kita bisa berdamai dengan begitu banyak keadaan dalam hidup mungkin seringkali kita cap sebagai “bencana”. Prihatin lah selagi kita bisa, dengan prihatin hidup kita akan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun