Mohon tunggu...
Pendidikan

Berkembanglah Negara Kita terhadap Pengetahuan Lingkungan

24 Agustus 2018   08:57 Diperbarui: 24 Agustus 2018   09:02 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memang tidak mudah membuat kondisi steril tapi sebenarnya sederhana. Autoclave sebagai alat untuk mensterilkan alat dan eksplan harus menggunakan air yang bersih dan setiap kali mensterilkan harus diganti. 

Setelah eksplan selesai disterilkan di autoclave harus segera dimasukkan ke dalam botol kaca yang sudah disterilkan dengan autoclave juga. Botol kaca harus ditutup rapat untuk mencegah kontaminasi dari luar, tutup tersebut juga harus disterilkan dengan alkohol 70% (dengan cara direndam). Eksplan harus dikembangbiakkan di dalam laminar air flow dan ruangan yang steril. Mensterilkan ruangan cukup mudah dengan mengepel dengan disinfektan dan menyemprotkan alkohol ke ruangan, untuk menjaga tetap steril bisa menggunakan AC pembunuh kuman.

Jadi bagaimana nasib kultur jaringan yang ada di Indonesia. Karena Indonesia baru tahun tahun ini mengembangkan kultur jaringan sedangkan negara lain sudah lebih dulu sejak lama mempelajari. Dengan ketinggalan pengetahuan maka tumbuhan Indonesia bisa diambil oleh orang luar dengan mudah. 

Di dalam masyarakat internasional kultur jaringan adalah hal yang biasa dan sudah sering terdengar sedangkan di Indonesia masih jarang sekali dan masih banyak yang belum tahu. Ada beberapa kasus seperti tumbuhan yang normalnya tumbuh di negara tropis seperti di Indonesia tiba-tiba bisa ditemukan di negara lain. Jika bukan kultur jaringan apa lagi?

Sebenarnya bagaimana regulasi tentang kultur jaringan di lingkungan internasional. Apakah benar benar boleh mengambil kekayaan negara lain untuk negara sendiri? Apakah tidak ada dasar yang mengatur itu? Menurut dasar dalam pengembangan pengetahuan kultur jaringan merupakan gerakan yang sangat baik. Di dalam bioetikapun selama kultur jaringan tidak bersifat merusak sebuah kehidupan dan malah memberi dampak baik tentu saja masih dalam kaedah bioetika. Segelintir orang yang meremehkan bioetika akan sembarangan melakukan kultur jaringan yang bersifat destruktif. 

Bioetika di Indonesia juga tidak banyak disebarluaskan dan tidak banyak yang tahu. Kembali ke topik utama, apakah diperbolehkan membawa spesies khusus milik negara dibawa ke negara lain. Pada dasarnya di setiap bandara akan mencegah dan menyita segala bentuk membawa tumbuhan, tetapi dalam beberapa kasus bisa lolos karena pasti ada saja yang namanya "human error". Dan untuk sekarang masalah ini belum terlalu besar sampai harus membuat peraturan internasional, tapi jika pengambilan spesies khusus negara terus dilakukan dari waktu ke waktu pastinya akan ada hukum yang bertindak.

Bayangkan saja jika banyak tumbuhan milik negara kita diambil dan kita diam saja, berapa kerugian yang kita terima untuk ini. Bisa dilihat dari segi ekonomi yang dimana negara kita adalah negara berkembang maka hal ini tidak bisa kita biarkan begitu saja. Pendapatan negara kita salah satunya dari ekspor Sumber Daya Alam. Jika SDA kita dieksploitasi berlebihan kita akan mengalami kerugian besar-besaran apalagi jika spesies khusus milik Indonesia. 

Mungkin beberapa orang beranggapan demi kelestarian lingkungan tetapi mengapa harus diambil negara lain juga jika bisa di negara sendiri. Memang faktanya negara masih kurang dalam kultur jaringan tetapi dari waktu ke waktu kita terus berkembang untuk menjadi negara yang peduli terhadap kehidupan alam kita ini. Dalam bioetika juga kita diharuskan untuk menjaga lingkungan kita dan jangan sampai kita melakukan tindakan destruktif. 

Masuk ke dalam kesimpulan kultur jaringan adalah kegiatan yang baik dan benar. Kita harus menjaga kelestarian lingkungan dan keberagaman kekayaan alam agar tidak diambil oleh negara lain.

Dari artikel ini semoga wawasan kita terhadap kultur jaringan semakin terbuka dan semakin bisa menghargai keberagaman lingkungan yang ada di Indonesia. keterbukaan wawasan akan kultur jaringan juga akan membantu kita semua dalam memahami lingkungan. Kita juga bisa memahami bagaimana luar negeri sangat menginginkan kekayaan alam kita dan kita harus menjaganya sebaik-baiknya.

Sumber Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun