"ketika bangun pagi aku duduk di depan cermin, aku hampir tidak menyadari keberadaanku hari ini yang entah dari mana asalnya.
aku mendekati cermin itu semakin dekat dan dekat lalu aku menanyakan sebuah pertanyaan aneh: siapakah kamu?".
      Di setiap harinya, kamu mungkin tidak menyadari bahwasanya  kamu tidak pernah benar-benar menginginkan apa yang kamu inginkan, kamu tidak benar-benar mengambil keputusan atas semua yang kamu lakukan, lalu bagaimana mungkin kamu adalah kamu sesungguhnya? Kamu setiap harinya adalah yang diciptakan oleh pendapat-pendapat dan yang dibentuk oleh pikiran-pikiran.
      Katanya kebahagiaanmu adalah tanggungjawab kamu sendiri, lantas mengapa mesti melibatkan orang lain? Toh kamu yang merasakannya kok mereka yang menentukan? Kan rasa itu bersifat subjektif jangan masukan semua orang lah.
      Sekarang, apa yang kamu makan, apa yang kamu pakai, apa yang kamu lakukan: apakah itu kamu? Atau jangan-jangan itu adalah serangkaian orang-orang dikepalamu.
      Menurut Jean Paul Sartre, orang lain adalah neraka, sebab eksistensinya selalu mengobyekan kita. Sebagaimana kita, mereka juga memiliki kesadaran penuh atas eksistensinya. Karena kesadaran akan eksistensi masing-masing inilah yang menyebabkan sehingga terjadinya pembentukan penilaian dan pembentukan eksistensi diri kita satu sama lain, ini yang disebut sebagai 'saling mengobyekan'. Secara sederhana, semua orang adalah neraka ketika mereka menjadi orang lain bagi orang lain, alasannya hanya satu: semua orang selalu mengobyekan satu sama lain tanpa disadarinya.
      Bagaimanapun, kamu adalah kamu. Dan mereka adalah mereka. Kamu tidak dapat menjadi mereka begitupun sebaliknya. Memang, kamu tak terlepas dari mereka tapi kamu masih berhak menjadi sebenar-benarnya dirimu tanpa persetujuan siapa-siapa.