Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Cegah Kekerasan dengan Pendidikan dalam Keluarga

25 Februari 2023   19:46 Diperbarui: 26 Februari 2023   06:14 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/LAKSONO HARI W

Saya sendiri lahir dari keluarga broken home, dimana bapak ibu berpisah sejak saya masih berumur 6 tahun. Sejak umur 6 tahun kami, bapak saya dan ke 3 adik saya pulang ke rumah simbah. Saya dan adik-adik saya diasuh oleh ibu asuh yang baik tetapi keras dan disiplin.

Maka kompletlah saya bukan seorang yang penuh kasih dan bukan orang tua ideal untuk mendidik dan mendampingi anak-anak dengan penuh cinta kasih. Romo tersebut mengatakan, kamu harus berani mematahkan rantai ini. Harus dengan sadar saya mau belajar membenahi diri dan menjadi orangtua yang penuh cinta.

Langkah-langkah pembenahan diri:

1. Menyadari bahwa hidup tidak penah sendiri. Tuhan selalu ada dan menyertai.

Meskipun tidak memiliki orang tua utuh yang mencintai, tetap ada saja orang yang memperhatikan dan memberi cinta.

Misalnya guru-guru, terutama suster Boromeo dan suster Armela di sekolah. Kalau di renungkan kembali, beliau memberikan perhatian dan cinta yang istimewa pada saya dan adik-adik saya. Meskipun ibu pengasuh kami disiplin dan keras, tetapi terasa juga bahwa toh dia mencintai kami dengan perhatian dan ketotalannya mendidik kami. Mungkin tanggung jawabnya yang tidak ringan, membuat beliau keras mendidik kami.

2. Besyukur atas suami dan keluarga 

Saat ini saat saya menikah dan Tuhan perkenalkan dengan suami yang baik, sabar, pengertian dan sangat mencintai.

Romo tersebut mengatakan, berhentilah untuk mencari-cari kekosongan hati dan cinta. Bila kamu sibuk mencari kamu tidak sadar bahwa kamu dicintai. Suamimu amat mencintaimu, anak-anakmu juga, sadari dan terima itu. Benar, ternyata ampuh dan benar. Dengan hati terbuka, rasa syukur mengalir, bahwa Tuhan tidak tidur. Cinta dari-Nya terus mengalir melalui suami, anak-anak yang saya lahirkan dan mertua yang mengasihi saya.

Bahkan, Romo tersebut mengatakan, bila kamu ingin dipeluk ya katakan, dia suamimu. Ternyata benar, dalam hubungan suami istripun harus ada kerendahan hati. Ya minta dipeluk lah. Pelukan yang sederhana ini ampuh benar. Pelukan ini mengenyangkan hati yang kosong, menenangkan dan melembutkan. 

Ternyata benar, kata Romo, dalam pernikahan tidak hanya berdua tetapi bertiga. Tuhan ada di sana. Suami atau saya sendiri merupakan tangan panjang-Nya untuk memeluk, membelai, mendengarkan dan sebagainya. Di sana dalam rumah tangga dialirkan kasih-Nya. 

Hanya dalam kasih ada pengampunan, penerimaan , pengertian bahkan penyembuhan. Rasa kasih dan rasa dicintai ini mengubah saya yang selalu murung, mudah marah dan tersinggung menjadi lebih sabar dan lebih lembut. Adik-adik di tanah air bilang, Mbak Iin menjadi lebih cantik. He he he memuji mbaknya biasalah.

Ternyata benar Tuhan selalu ada cara untuk memenuhi hati yang kosong dari cinta. Hati yang penuh cinta ini sangat diperlukan untuk mendidik dan mendampingi anak-anak yang Tuhan beri.

3. Bersyukur atas anak-anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun