Ya karena harga bahan makanan di Swiss lebih mahal dari di Jerman. Sedangkan Michael, seperti layaknya orang Indo, makan nasi tiap hari.Â
Michael bilang memasak nasi praktis dan gampang, hanya dengan mencuci beras dan memasukan ke rice cooker matang.Â
Memasak spageti, pasta atau kentang ribet, mesti menunggu dan berdiri di dapur, kentang harus dikupas, wah terlalu banyak pekerjaan.
Sampai di St. Gallen, kami pun harus mencari tempat parkir mobil. Tidak seperti di Jerman, yang mana mobil bisa diparkir di pinggir jalan selama tidak ada rambu larangan parkir dan masih di daerah pemukiman.
Garis biru, putih, dan kuning di pinggir jalan
Sebenarnya bagus sih, karena orang hanya boleh parkir di jalan yang bergaris, biru, putih atau kuning. Sedangkan jalan yang tidak bergaris berarti tidak boleh parkir. Adapun perbedaan makna garisnya antara lain:
Bergaris biru, berarti hanya boleh parkir bila telah menyewa tempat parkir itu minimum 24 jam, dengan harga 9 CHF (Schweize Franken).
Bergaris putih, berarti boleh parkir dengan meletakkan alat jam parkir (bisa dibeli di semua pom bensin dan berlaku di seluruh negara EU ) paling lama 2 jam.
Bergaris kuning, berarti tidak boleh parkir, biasanya untuk parkir taksi, parkir privat atau perusahaan tertentu dan hanya boleh sebentar berhenti menurunkan penumpang atau menaikkan penumpang.
Kena tilang karena salah parkir
Dulu saat mengantar Michael ke Uni St. Gallen sebagai mahasiswa baru, temannya yang juga anak Jerman mengeluh jika pagi tadi mobilnya mendapat tilang karena parkir di pinggir jalan yang tidak ada warna garisnya.Â