Mohon tunggu...
Agnes Theresia Panjaitan
Agnes Theresia Panjaitan Mohon Tunggu... Jurnalis - ENJOY WITH KOMPASIANA

KUNJUNGI DI HALAMAN IG Bagi kamu yang ingin sharing tentang CV, Interview dan Wawancara https://www.instagram.com/p/BzTYvI-BjPr/?igshid=orxfzgepjiv3 KUNJUNGI MAJALAH MINI AGNES https://issuu.com/agnespanjaitan195/docs/doc1

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elisabet, Guru Kecil dari Tanah Toraja

21 Juli 2019   15:31 Diperbarui: 30 Agustus 2020   18:42 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini YouGov atau lembaga survei independen yang berkantor pusat di Inggris. Mengeluarkan 15 nama perempuan yang berpengaruh dan paling dikagumi di Indonesia. Di posisi pertama ditempati oleh Ibu Susi Pudjiastuti yang memperoleh 16,41 persen. 

Untuk hal ini, saya pribadi setuju jika ibu Susi ditunjuk menjadi perempuan nomor satu sebagai orang berpengaruh di Indonesia, bukan hanya untuk indonesia untuk pribadi saya sendiri juga ibu susi ada pengaruhnya, dan pengaruh terbesar saya, saya dapat dari Ibu saya. 

Namun hari ini, posisi itu digantikan oleh Elisabet gadis kecil dari Dusun Tumonga Lembang Tonglo, Kecamatan Rantetayo, Tana Toraja yang harus menderita luka bakar hingga 70% akibat kelalaian sang ibu saat umurnya baru 6 bulan. 

Gadis kecil yang belum mengetahui tentang apa-apa harus merasakan sakit terbakar mulai dari bayi, hingga umurnya saat ini 7 tahun. Gadis kecil ini dipanggil sesa, yang artinya sisa dari kebakaran rumah keluarganya, namun saya percaya jika Elisabet sebenarnya adalah mukjizat yang nyata dari tanah Toraja. 

Jika mengingat umurnya yang 7 tahun, dia hampir seumuran dengan keponakan saya, saya teringat bagaimana saya juga ikut mengajari keponakan saya, untuk belajar berjalan dan juga belajar untuk berbicara, saya berfikir bagaimana Elisabet belajar berjalan dengan kaki, yang telapak kaki yang tidak utuh dan juga tangan yang menempel ke lengan sehingga membuatnya agak sulit bergerak, sekarang keponakan saya sudah bersekolah. 

Namun berbeda halnya dengan gadis kecil yang dari toraja ini, dia harus mengurungkan niatnya untuk sekolah karna dijauhi teman-temannya dan juga karena biaya dari keluarganya.

Di posisi ini saya ingin mengajak para pembaca memandang Elisabet bukan hal yang harus dikasihani tapi memandang dia sebagai bukti mujizat yang nyata, di posisi ini juga ibunya atau neneknya yang selama ini merawatnya sebagai orang yang sangat kuat, mungkin jika saya menjadi ibunya elisabet, saya akan depresi, dan membiarkan Elisabet pergi saja. 

Namun keluarga Elisabet justru tak melakukan hal tersebut, mereka justru merawat gadis kecil ini, hingga dia rajin sekolah minggu, dan kerinduannya saat ini adalah ingin bersekolah dan merasakan rasanya pertemanan dengan teman sekelas dan menimba ilmu.

Bagi pembaca artikel ini, saya berharap kita jangan hanya memandang anak kecil dari para artis yang imut dan pandai bertingkah. Namun coba lihat ke sebelah kiri dan kanan, banyak juga anak kecil yang melampaui ketangguhan orang dewasa untuk melewati dunia. 

Untuk Elisabet "Dunia tidak akan berhenti memandangmu dengan cara belaskasian, tapi hanya kamu yang dapat menghentikan cara pandang mereka". Bagaimana caranya? hanya kamu yang tau caranya karena kamu itu mujizat yang sangat nyata. 

Terima kasih kepada Riyanta Pratama yang telah membagikan informasi tersebut dari fb, untuk saat ini Elisabet sedang operasi, dan kabar kelanjutanya akan kita ketahui dari fb Riyanta Pratama, jika pembaca ingin membantu Elisabet bersekolah dan membantunya dalam biaya operasi selanjutnya tanyakan kepada Riyanta Pratama di fb beliau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun