Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Tengkorak Menggantung (Detektif Kilesa)

15 Juni 2022   09:27 Diperbarui: 15 Juni 2022   09:30 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tengkorak Menggantung (sumber : Nullworlds.com)

Karena ternyata Trunojoyo pun adalah orang yang senang berdalih, aku memutuskan tidak akan membuang - buang waktu di tempat ini. Kami memohon diri. Sebelum memohon diri, lagi - lagi peringatan yang sama disampaikan olehnya.

"Pak polisi, menurut saya terlalu aneh jika ada seseorang yang melakukan tes DNA kepada rangka di lab biologi. Bapak harus mengecek guru biologi baru itu."

Kami mengiyakan dan segera menyingkir dari teras rumah. Ketika akan memasuki mobil, sayup - sayup kami mendengar dari jendela rumah seorang anak kecil yang merengek ingin main bola, dan beberapa kali terdengar pantulan bola plastik. Aku mengecek Mahmud dan Usep, dan keduanya mendengar hal yang sama. Namun pintu depan sudah tertutup rapat, dan ketika aku mengetuk pintu, tidak ada yang menjawab kami. Jadi kami pun undur diri.

***

Kami kembali ke kantor dan beristirahat di ruang divisi pelaporan. Hari sudah sore sehingga sudah tidak ada lagi publik yang melakukan pelaporan. Bagiku, tempat ini menjadi tempat favorit. Karena selain kopinya gurih, ternyata menghadirkan kasus yang tidak disangka - sangka. Berbeda dengan Usep.

"Kau tidak boleh datang ke sini lagi, Kilesa. Kepalaku ingin pecah menangani kasus -- kasus yang berasal dari luar nalar. Mana pernah aku menangani kasus tengkorak menggantung? Lagipula, lihat saja keterangan dua orang ini. Berbeda satu sama yang lain, saling menyerang, dan tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya?"

Mahmud menjawab, "Bisa, Usep. Kita bisa datang lagi besok ke rumah Trunojoyo, lalu bertanya pada anak istrinya."

"Untuk apa, Mahmud? Malam ini Trunojoyo akan membriefing anak dan istrinya untuk menjawab sesuai kebutuhannya. Alibi ini tidak bisa dibuktikan. Bukankah begitu, Kilesa?"

"Ya, benar, Usep. Oleh karena itu kita tidak perlu memusingkan alibi keduanya. Yang kita tahu, keduanya punya masalah dengan Omar Suseno."

"Apa masalahnya dengan Johanes? Untuk Trunojoyo, ada alasannya, yaitu ibunya. Lalu Johanes?"

"Sebentar." ujarku, lalu mengangkat telepon yang masuk. Sesaat kemudian salah seorang anak buah Mahmud datang dan menyampaikan berkas. Aku membukanya dan berseru senang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun