Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Transaksi Kosong [Detektif Kilesa]

7 September 2020   17:10 Diperbarui: 7 September 2020   17:06 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku, aku, aku tidak melakukan apa pun, pak polisi. Aku tidak tahu apa yang terjadi."

Yohan hanya mengangguk -- anggukkan kepala. Ia sudah berpengalaman. Biasanya memang penjahat tidak akan mengakui perbuatannya. Sudah menjadi pelajaran bagi kami bahwa ekspresi wajah dan perasaan tidak boleh menjadi bukti. Kami hanya mengejar perkataan. Dari ucapan Iqballah kami berupaya untuk menemukan kebenaran.

"Memangnya ada kesalahan apa, Iqbal? Mengapa kau terlihat ketakutan? Kami bahkan belum memberitahukan apa perbuatan kriminal yang terjadi." pancing Yohan.

"Dua puluh miliar, pak polisi, dua puluh miliar! Dua puluh miliar lenyap dari Bank Cendrawasih dua hari yang lalu. Tepat ketika saya akan melakukan transaksi!"

Aku mengernyit, "Dari mana kau mengetahui hal ini?"

"Dari berita! Di internet sudah tersebar luas! Berita di mana -- mana mengabarkan hal ini. Aku jadi ketakutan. Itu sama dengan hari ketika aku akan melakukan transaksi."

Sial! Kami sudah menahan agar media tidak melakukan penyidikan dan penayangan terhadap kasus ini, terutama televisi, namun ternyata bisa bocor juga. Apa boleh buat.

Yohan terus melakukan pancingan. "Jika kamu tidak bersalah, tentu tidak perlu merasa takut. Jelaskan perasaan bersalahmu, juga mengapa kamu mendekam dua hari di kamar, juga mengapa kau tidak mengunjungi kawanmu yang meninggal di rumah sakit."

Sebaliknya, Iqbal mengernyit. "Alvin meninggal? Meninggal kenapa?"

"Sakit jantung." jawabku singkat.

"Alvin bukan kawanku. Ia mitra kerjaku. Bahkan kukatakan, pak polisi, kami baru dua hari yang lalu bertemu pertama kali. Bos meminta kami untuk pergi ke bank dan melakukan transfer sebesar lima miliar. Bos juga meminta kami untuk melakukan transaksi sekaligus sebesar lima miliar. Kami baru tahu bahwa ternyata transaksi harus dalam beberapa tahap. Kami menghubungi pak bos, ia bersikeras untuk melakukan transaksi langsung. Ketika itulah Alvin ambruk. Aku hendak mengurusi teman baruku itu, namun saat itu pak bos menghubungi kami. Dia bilang untuk membatalkan transaksi, lalu undur diri dari bank. Aku melakukan sesuai instruksinya. Juga tidak mendengar lagi kabar dari Alvin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun