Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Konsep Surga dan Neraka

24 Juli 2020   14:38 Diperbarui: 24 Juli 2020   14:52 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

KONSEP SURGA DAN NERAKA

Aku sedang makan snack pisang keju di meja makan ketika Edo pulang dari kampus dan langsung merebahkan diri di sofa. Tidak mengucapkan salam, tidak mengucapkan sapa, seperti itulah adikku itu. Ia lalu menyalakan tv dan mengganti channel -- channel.

"Bagaimana ujianmu? Katanya gampang?"

"Hmmm."

Seperti itulah orangnya. Cuek dan tidak peduli kepada orang lain. Namun ia akan berubah 180 derajat kalau ada yang menarik hati. Seperti sekarang ini. Sudah lama aku tahu bahwa ia tertarik kepada meditasi, dan salah satu channel tv menayangkannya. Seorang wanita sedang melakukan meditasi di atas sebuah permadani, dengan sikap kaki terlipat dan tangan membentuk sikap mudra.

Aku memerhatikan dia terlarut dalam penjelasan dokumenter itu. Dikatakan bahwa tujuannya adalah untuk memusatkan cakra dan energi. Aku tidak terlalu memerhatikan, karena handphoneku terus berdering. Grup budidaya ikanku sedang sibuk mencari varietas baru. Baru ketika bahasan itu selesai, aku sadar bahwa acara dokumenter juga telah selesai. Aku mencoba bertanya.

"Apa kamu sudah pernah mencoba untuk melakukan meditasi, Do?"

"Belum, bang."

"Kenapa tidak mencobanya? Bukannya kamu tertarik?"

"Ya, betul, menarik sekali. Tetapi aku takut untuk mengosongkan pikiran. Pikiran dan jiwa yang kosong akan menjadi wadah sempurna bagi makhluk lain."

Aku sedikit tercekat dengan jawaban Edo. Memang ia adalah murid yang pintar. Namun, untuk seorang yang relijius, tidak sama sekali. Maka aku bingung dengan jawaban itu. Namun ini akan menjadi diskusi yang menarik bagi kami. Aku segera mengambil tempat di samping sofa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun