Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pramodawardhani 3 [Novel Nusa Antara]

10 Januari 2019   13:30 Diperbarui: 10 Januari 2019   13:50 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Lalu bagaimana dengan ayahmu?"

"Ya, ayahku sedikit berubah akhir -- akhir ini. Kau sendiri mengetahui bahwa ia berduaan saja dengan Balaputradewa di ruang pertemuan. Dari pagi hingga matahari terbenam. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku hanya bertemu dengannya ketika santap malam. Bahkan pagi ketika ayam baru berkokok ia sudah menghilang entah kemana. Dugaanku ia sudah berada di ruang pertemuan bersama paman Balaputradewa."

Pramoda balik bertanya, "Tidakkah engkau mengetahui, atau ayahku menceritakan kepada petinggi lainnya, apa yang sebenarnya terjadi?"

Joko Wangkir menatap Pramoda lekat -- leka dan menggeleng, kemudian melangkah meninggalkan Pramoda. Sang putri kerajaan dengan sedikit kecewa kembali melangkah menuju Taman Anyelir. Tidak boleh, Pramoda, jangan biarkan hal -- hal seperti ini menghancurkan semangatmu. Dan sesuai dengan tebakannya beberapa saat lalu, Windadharma dan Puriningsih sudah menunggunya di depan pintu masuk Taman Anyelir. Melihat teman -- temannya suasana hati Pramoda kembali menghangat.

"Selamat pagi, Tuan Putri, dharma Sang Buddha besertamu." Windadharma memberi salam terlebih dahulu. Ia kemudian membungkuk hingga ke tanah.

Pramoda menyatukan kedua tangannya dan mengangguk. Setelah itu ketiganya tertawa lepas.

Pramoda menjawab Windadharma, "Seandainya semua temanku menyapa seperti itu, aku harap aku hidup di sebuah kerangkeng besi, tidak pernah keluar sampai mati."

Memasuki Taman Anyelir, ia melangkah perlahan -- lahan untuk menikmati kesejukan taman ini. Taman Anyelir memang menawarkan pesona tersendiri kepada para pengunjungnya, walaupun itu adalah sang putri yang dapat mengunjungi taman itu setiap saat. Bunga -- bunga sedang sibuk -- sibuknya bermekaran, mengingat bulan itu puncak dari musim hujan dan curah sinar matahari sedang baik -- baiknya. Tidak dapat dikesampingkan adalah aliran air dari kaki Gunung Slamet yang mengalir lembut menuju kolam taman, suara air bertemu menambah suasana keindahan taman. Matanya segera tertuju pada padang bunga untuk mencari mawar putih.

"Nampaknya mawar putih belum mekar, Pramoda," ujar Windadharma.

"Ya belum. Padahal dengan adanya mawar putih karanganku akan sempurna. Warna putih mereka memberikan kesan berbeda. Dan aku tidak suka dengan bunga anggrek." Pramoda menimpali.

Seseorang dari balik pohon melangkah menuju Pramoda dan menyapanya dari belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun