Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Allah yang Berkuasa atas Matahari, Bulan, dan Bintang-Bintang (Penciptaan Hari Keempat: Kejadian 1:14-19)

10 Desember 2023   12:55 Diperbarui: 10 Desember 2023   12:57 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemandangan langit dan benda-benda penerang yang menerangi bumi. Sumber: Pixabay / EvgeniT

Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dan malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat (Kejadian 1:14-19).

Kompasianer yang terkasih, mungkin menjadi pertanyaan tentang matahari dan bulan yang dikatakan sebagai penerang yang besar. Bukankah bulan bukan benda penerang, tetapi hanya sebagai reflektor sinar matahari? Dan bukankah bintang-bintang jauh lebih besar dari matahari dan bulan? Haruslah diketahui, bahwa Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan. Alkitab sering menulis dari perspektif manusia yang pada zamannya sangatlah relevan. Jadi, penulisan Alkitab pada masa itu sesuai dengan penulis dan tidak dapat dinilai berdasarkan ilmu pengetahuan zaman now. Contohnya pada peristiwa matahari yang tidak bergerak dalam Yosua 10:12-13 bila dibandingkan dengan teori Copernicus.

Pada penciptaan hari pertama (ayat 3-5), terang sudah ada tanpa matahari, bulan dan bintang-bintang. Tetapi sekarang Allah menggunakan benda-benda penerang tersebut untuk memberikan terang bagi bumi. Jelaslah bahwa Allah tidak membutuhkan mereka, tetapi Dia mau menggunakan mereka. Hal itu dilakukan semata-mata karena kehendak atau keinginan-Nya sendiri. Logika Allah berbeda dengan logika dunia ini. Alkitab mengatakan Allah menjadikan terang lebih dulu, setelah itu benda-benda penerang; ilmu pengetahuan sebaliknya.

Ilmu pengetahuan mengatakan kehidupan sangat bergantung pada matahari, tetapi Alkitab mengatakan kehidupan bumi berlangsung karena Tuhan bukan karena matahari, bulan dan bintang-bintang. Ilmu pengetahuan mengatakan matahari sebagai pusat karena planet-planet berputar mengelilinginya, tetapi Alkitab mengatakan bumilah pusat meskipun ia mengelilingi matahari. Matahari diciptakan untuk bumi, bukan sebaliknya; pusat alam semesta adalah bumi karena pada puncaknya Allah menciptakan manusia yang akan menguasai bumi.

Di ayat 14-15 dituliskan fungsi dari matahari, bulan dan bintang-bintang yaitu sebagai tanda untuk menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun dan untuk menerangi bumi. Jadi, benda-benda penerang menjadi penuntun bagi manusia pada zaman dahulu kala ketika belum ditemukan kompas yang menunjukkan arah, jam yang menunjukkan waktu dan ini akan terus menjadi petunjuk bagi manusia untuk mendapatkan arah dan waktu yang benar. Dari sini kita mendapatkan pelajaran kehidupan dari penciptaan hari keempat:

1.  Allah adalah terang sejati (Yakobus 1:7; Yohanes 1:1-5; 8:12; 9:5; Wahyu 22:5). Meskipun tanpa benda-benda penerang asalkan ada Allah, maka amanlah kehidupan.

2.  Allah menciptakan benda-benda penerang untuk bumi dan untuk manusia secara khusus. Manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dan ketika manusia jatuh ke dalam dosa Allah menyatakan kasih-Nya untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus yang adalah gambar Allah yang sejati (Yohanes 3:16; Kolose 1:15-22; Ibrani 1:3-4).

3.  Allah mau memakai manusia sebagai alat untuk bersaksi tentang Dia (Daniel 12:3; Matius 13:43; Filipi 2:15). Manusia membutuhkan kompas untuk menunjukkan arah, membutuhkan jam untuk mengingat batasan waktu. Demikianlah kita orang beriman yang dituntun atau dipimpin oleh Roh Allah (Roma 8:14) dan firman-Nya (Mazmur 119:105), maka kita pun dapat menolong orang lain yang tersesat hidupnya, yang menyia-nyiakan waktu hidupnya.

4.  Allah mengingatkan bahwa manusia memiliki tubuh sorgawi dan tubuh duniawi yang berbeda kemuliaannya (1 Korintus 15:40-41). Suatu saat tubuh jasmani kita akan mati, namun di dalam Kristus ada kebangkitan tubuh dan kita akan mengenakan tubuh rohani (1 Korintus 15:42-45).

Demikianlah pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini, sampai jumpa pada seri berikutnya. Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun