Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perspektifku, Itulah Aku (Pelajaran dari Yusuf dan Saudara-Saudaranya)

8 November 2022   23:24 Diperbarui: 8 November 2022   23:29 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joseph tell his dreams to his brothers by Eduard Ritter von Engerth (dikelola oleh Fine Art America)

Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan. Inilah Riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak BIlha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya, kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya. Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia (Kejadian 37:1-3).

Kompasianer yang terkasih, seperti yang diketahui, bahwa Yakub mempunyai dua belas orang anak laki-laki dari dua orang isteri dan dua orang gundik. Namun, Yakub alias Israel lebih mengasihi Yusuf daripada anak-anaknya yang lain karena selain Yusuf lahir pada masa tuanya, Rahel, ibunya Yusuf adalah isteri yang dicintai oleh Israel, yang telah wafat pada saat melahirkan Benyamin, anak bungsunya (Kej. 35:16-20).

Kita akan belajar dari anak-anak Yakub alias Israel mengenai perspektif mereka yang menunjukkan bahwa itulah mereka secara pribadi. Mari kita cermati satu per satu.

I.  Saudara-saudara Yusuf

Mereka adalah para gembala senior yang dipercaya oleh Yakub, ayah mereka. Inilah perspektif mereka terhadap Yusuf: pertama, Yusuf tukang mengadu kejahatan kakak-kakaknya (ayat 2b). Kedua, Yusuf lebih dikasihi oleh ayah mereka (ayat 3-4). Ketiga, Yusuf tukang mimpi yang ingin berkuasa atas kakak-kakaknya, bahkan atas ayah dan ibu mereka (ayat 5-10).

Perspektif mereka terhadap Yusuf itu kemudian terlihat dari sikap yang menunjukkan siapa mereka sesungguhnya:

1. Mereka benci kepada Yusuf dan tidak mau menyapanya dengan ramah (ayat 4).  Kata 'ramah' dari teks Ibrani shalom, jadi kakak-kakaknya tidak mau melihat Yusuf memiliki kemudahan, kesehatan, dan kesejahteraan.

2. Mereka lebih benci lagi kepada Yusuf karena ia menceritakan tentang mimpinya (ayat 5).

3. Mereka makin benci karena mimpi dan perkataan Yusuf (ayat 8). Jadi, rasa benci kakak-kakaknya seperti kanker yang stadiumnya terus bertambah.

4. Mereka iri hati kepada Yusuf (ayat 11).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun