Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Kuatir, Kesusahan Akan Ada Setiap Hari (Matius 6:34)

25 September 2022   10:35 Diperbarui: 25 September 2022   10:43 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang kuatir. Sumber: Pexels / Karolina Grabowska

"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:34).

Kompasianer, apa itu kuatir? Menurut KBBI, kuatir atau khawatir ialah takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Jadi, orang yang kuatir berarti orang yang memikirkan atau merasakan suatu hal yang dia belum ketahui dengan pasti. Kuatir dalam hal ini menunjuk kepada hal yang negatif.

Rasa kuatir merupakan dampak dari kejatuhan manusia pertama yaitu Adam dan Hawa ke dalam dosa. Akibatnya, dosa menjalar kepada semua manusia dan menjangkau setiap aspek natur dan kemampuan manusia termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosi, dan keberadaannya secara menyeluruh.

Adam adalah orang pertama yang menyatakan rasa kuatirnya ketika Tuhan Allah datang ke taman Eden untuk mengunjunginya (Kejadian 3:10). Kekuatiran Adam itu diungkapkan dalam rasa takutnya untuk bertemu dengan Allah. Kekuatiran menyebabkan Adam mencurigai Allah tidak lagi mengasihinya. Adam tidak percaya kepada Allah yang akan menolongnya pasca kejatuhannya.

Tetapi kekuatiran Adam terpatahkan, ia salah menilai Allah dalam sudut pandangnya yang telah dinodai oleh dosa. Meskipun Allah tetap menghukum Adam dan Hawa, tetapi Ia juga tetap menunjukkan kasih setia-Nya yang besar. Tuhan Allah menjanjikan keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular.

Tuhan Allah memberikan keturunan kepada manusia meskipun dengan kesakitan, Ia tetap menjamin rezeki meskipun harus dikerjakan dengan susah payah, Ia memberikan pakaian kepada mereka meskipun harus ada darah binatang yang dikorbankan. Dan klimaksnya, Tuhan Allah mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden supaya mereka diselamatkan (Kejadian 3:15-24).

Dengan demikian, manusia telah terpisah dari Allah, namun bukan berarti Allah meninggalkan mereka. Inilah dasar yang membuat kita memahami pengajaran Yesus tentang 'jangan kuatir'.

Kita yang mempunyai kebutuhan harian seperti pangan, sandang, papan, masa depan, kesehatan, pekerjaan dan keluarga, mari kita memperhatikan pengajaran Yesus di ayat 25 tentang "hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian" sehingga Ia memerintahkan kita untuk jangan kuatir :

1. Ada Bapa kita di sorga yang menyediakan semua kebutuhan (ayat 26-30).

Burung tidak bekerja namun diberi makan, bunga bakung yang tidak melakukan apa-apa, tapi lebih indah dari jubah kebesaran Salomo. Apalagi dengan kita anak-anak Allah! Ciptaan Allah yang termulia yaitu manusia lebih bernilai dari pada burung dan bunga bakung; pengelolaan manusia yaitu makanan dan pakaian tidak lebih bernilai dari pada manusia itu sendiri.

2. Kita mengenal Allah sebagai Bapa (ayat 31-32).

Hanya umat yang memiliki relasi Bapa dan anak yang memiliki jaminan pemeliharaan yang pasti. Kuatir atau kekuatiran menunjuk pada ketidakpastian. Anak yang mempercayai Bapanya memiliki kepastian bahwa kehidupannya aman terjamin.

3. Kerajaan Allah dan kebenarannya adalah prioritas hidup (ayat 33).

Kebutuhan hidup yang terpenuhi merupakan anugerah yang disyukuri, bukan demi pemenuhan kebutuhan sebagai penyebab kita mencari Allah. Allah adalah sumber hidup, mendapatkan sumbernya berarti menemukan segala yang kita butuhkan baik rohani, jiwani dan jasmani.

4. Kuatir adalah kesia-siaan (ayat 34).

Kekuatiran tidak membuat hidup kita lebih baik, kekuatiran tidak menyelesaikan masalah kita (ay. 27). Kuatir akan hari besok itu percuma karena besok kita akan punya masalah lain lagi. Jadi, oleh karena kesusahan akan ada setiap hari, maka kesusahan hari ini harus selesai pada hari ini juga dengan jalan 'jangan kuatir', yaitu percaya kepada Allah dan melakukan tiga poin sebelumnya.

Ingat, kuatir itu ciri manusia yang berdosa dan yang tidak mengenal Allah sebagai Bapanya.

Ingat, kuatir berarti kita tidak percaya Allah mengasihi dan menolong kita anak-anak-Nya.

Ingat, Tuhan Yesus telah mengajarkan salah satu pokok dalam 'Doa Bapa Kami' di ayat 11 yaitu "berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya". 

Demikian blog saya pada hari ini, sampai jumpa lagi pada blog berikutnya. Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekeluarga. Haleluyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun