Mohon tunggu...
Theodore Dharma
Theodore Dharma Mohon Tunggu... Dokter - Tedjamartono

hanya seorang biasa yang baru belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Badai Sitokin dan Covid-19, Saat Sistem Imun Tidak Bekerja Seperti Semestinya

24 September 2020   00:56 Diperbarui: 24 September 2020   01:01 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipotesis lainnya adalah terlibatnya antibodi untuk melawan spike glycoproteins dari SARS-CoV-2 yang justru memicu terbentuknya akumulasi sel proinflamasi di paru-paru. 

Hal tersebut disertai data bahwa peningkatan sitokin proinflamasi ditemukan pada pasien Covid-19 dengan gejala yang berat dan pada pasien yang dirawat di ICU (Unit Perawatan Intensif) di China.  

Sehingga Badai sitokin dipercaya sebagai faktor yang berkaitan dengan tingkat keparahan pasien. Fenomena Badai Sitokin pada pasien Covid-19 dapat menyebabkan keluhan seperti ARDS, MODS, DIC melalui beberapa cara. 

Fenomena tersebut dikatkan dapat menyebabkan kerusakan sel endotelial dan sel epitelial di paru-paru. Salah satu sitokin yaitu IFN- dan IFN- menstimulasi masuknya sel inflamasi melalui beberapa mekanisme melibatkan Fas--Fas ligand (FasL) atu TRAIL Death Receptor 5 (DR5) dan menyebabkan apoptosis sel epitel alveolus dan sel pernapasan di paru-paru. 

Kerusakan sel endotelial dan epitelial akan menyebabkan kerusakan pada sel pembatas antara pembuluh darah kecil di paru-paru dan sel epitel alveolus sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan pembengkakan sel alveolus akibat terisi cairan, sesuai dengan gambaran ARDS. 

Proses kerusakan sel endothelial juga berlaku untuk organ lainnya sehingga akan menyebabkan kebocoran plasma, kerusakan pembuluh darah kecil, dan gangguan pembekuan darah yang berlebihan, sesuai dengan gejala MODS, dan DIC.

SARS-CoV, MERS-CoV, dan SARS-CoV-2 menunjukan tingkat kematian yang tinggi dibandingkan virus corona yang lain, dan dihubungkan dengan Badai Sitokin, ini memungkinkan respon inflamasi memiliki peran yang penting. Maka pengobatan yang harus diberikan selain membunuh virus terkait ialah bagaimana peran anti inflamasi dalam menekan keparahan gejala. 

Beberapa obat yang sering digunakan oleh Rheumatologist adalah Chloroquine, Hydroxychloroquine, IL-6R antagonist (Tocilizumab), dan IL-1 antagonist. Sementara itu NSAID seperti Ibuprofen tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan keluhan semakin memburuk berkaitan dengan ACE-2.

Inflamasi merupakan bagian dari respon sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari infeksi atau cidera pada sel. Namun pada Covid-19 terjadi respon berlebih dari sitokin ataupun chemokine yang dikenal dengan istilah Badai Sitokin. 

Badai Sitokin bisa menyebabkan gejala berat seperti ARDS, MODS, dan DIC yang dapat mengakibatkan kematian. Fenomana ini dapat terjadi pada semua pasien Covid-19. Hal-hal yang berkaitan dengan fenomena ini ialah jumlah virus, sifat virus, serta kekebalan tubuh. 

Setelah mempelajari bahaya Covid-19 ini, diharapkan masyarakat tetap waspada namun tidak memiliki ketakutan yang berlebihan. Dengan mengikuti protokol Kesehatan, tetap waspada akan bahaya Covid-19 dan memiliki informasi yang tepat adalah kunci kita selama  pandemi Covid-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun